prolog

16 1 2
                                    

Selamat Membaca
------------------------------

Gina Nur Andini nama cantik yang menjadi identitas (tanda pengenal ku) selama ini.
Mungkin untuk beberapa tahun aku sangat bangga dengan nama pemberian kedua orang tuaku, cantik dan mudah untuk di ingat

Namun saat ini aku malu memakai nama itu semua orang yang mengenalku membicarakan tentangku, tentang keburukan ku

terlebih lagi aku malu pada kedua orang tua yang telah mengaruniaiku nama yang begitu indah namun pada akhirnya ku hancurkan dengan tingkah laku yang tidak pantas

*****

Peristiwa yang dulu aku pernah dibuat bertanya tanya dan merasa aneh dengan semua jawaban yang dilontarkan oleh para orang dewasa ketika mendapati pertanyaan dariku.

Hari ini malah menjadi kegembiraan untukku yang sulit untuk dilepaskan karena terbuai oleh rasa ketagihan

17 tahun yang lalu, ketika umurku 6 tahun. Sewaktu itu hari sudah mulai gelap keadaan rumah mulai sunyi dan tidak terdengar suara orang orang dari pihak keluarga, yang ada hanya jerit hewan hewan melata yang sedang melakukan perkawinan untuk memperbanyak keturunan.

Aku terbangun dari tidur karena sensasi menahan pipis yang membuatku tidak nyaman untuk  melanjutkan cerita indah dalam mimpi

"Kak! Bangun! Kak Anna! Antar aku ke kamar mandi, aku takut, pengen pipis"Ujarku, memaksa kak Anna mengantar ke kamar mandi.

Letak kamar mandi yang jauh dan gelap membuat aku takut ke kamar mandi sendiri apalagi jam jam melebihi tengah malam seperti ini jamnya orang orang beristirahat bulu kuduk sering menari-nari tanpa sebab

"Sendiri saja, jangan jadi penakut"jawabnya tak menggubris ajakanku sambil mata tetap tertutup seraya menarik selimut melanjutkan tidurnya

Aku mendengus mendengar jawaban yang dilontarkan. "Uuftt" tak bisa diharapkan. Orang dewasa sungguh menyebalkan.

Rasa sakit karena ingin buang air kecil sudah tidak bisa ditahan lagi, ku paksakan walaupun sebenarnya tidak berani pergi sendiri ke kamar mandi ditengah malam ketika suasana sangat sunyi mencekam.

Pikirku dari pada aku pipis di celana dan membuat se-isi kamarku berbau tidak sedap oleh air kencing, akan lebih baik jika aku memberanikan diri pergi ke kamar mandi. Dan pipis dengan nyaman di kamar mandi

Malu juga kan, sudah umur 6 tahun ngompol di kamar, terlebih lagi aku dalam keadaan sadar, bukan dalam keadaan tak sadar (tidur)

Mau pipis didalam botol, keadaan aku yang seorang perempuan tidak memungkinkan untuk pipis menggunakan botol, bisa bisa air kencing ku berceceran dimana mana

*****

Kupandangi kegelapan malam_

persis seperti dugaanku halaman rumah menuju kamar mandi kala itu sangat sunyi dan mencekam, om Irwan yang biasanya bergadang di depan kamarnya sekarang tidak nampak terlihat

Perasaan ku semakin menjadi tidak nyaman, bulu kuduk mulai berdiri seakan setiap bulu yang ada di kulitku ingin melompat lepas dari kulit.

Langkah kaki ku bergerakan ragu ragu, tak henti hentinya mulutku disibukan membaca doa doa yang ku pelajari dari pengajian pak ustadz

Sesekali aku bergumam semua akan baik baik saja tidak akan terjadi sesuatu yang aneh. Ini rumah ku tidak ada hantu di rumahku. Semua akan baik baik saja tidak akan terjadi sesuatu yang aneh. Ini rumah ku tidak ada hantu di rumahku.

Terus saja mulutku mengucapkan hal itu agar perasaanku tetap bisa terkendali

Setelah sampai di dalam kamar mandi perlahan-lahan rasa takut yang kurasakan mulai memudar.

Secepat kilat celana tidur bergambar hello Kitty terlepas dari kakiku menampakkan kemaluanku, lanjut diriku melaksanakan ritual buang air kecil sampai selesai

Perasaan takut tadi tidak lagi memberikan tekanan pada diriku, ku buka pintu kamar mandi dan langsung berjalan kembali ke arah kamar.

Ngik....Ngik.....Ngik.....Ngik.....
Aku terperanjat mendengar suara yang tak begitu jelas. Bulu kuduk kembali menegang rasa takut mulai menekan kembali diriku.

Seketika aku ingin secepatnya melarikan diri dan bersembunyi dibalik selimut tempat tidurku

Namun hatiku saat itu bertolak belakang dengan semua angan-angan dan imajinasi yang ku miliki, rasa penasaran selalu saja mendemo otakku untuk mencari tahu dari mana asal suara decitan aneh itu

Perlahan ku langkahkan kaki mendekati kamar om Irwan untuk memastikan suara decitan yang barusan ku dengar apakah berasal dari kamar om Irwan atau bukan

Sebetulnya suara decitan aneh itu sudah tidak lagi terdengar aku mempunyai spekulasi bahwa mungkin aku tadi cuma salah dengar saja karena aku terlalu parno dengan suasana malam

Namun ketika ku berniat meninggalkan kamar om Irwan dan bergegas kembali ke kamarku, terdengar suara jeritan jeritan kecil samar samar tapi seperti jeritan seorang wanita yang sedang teriak perlahan

"Om! Tante! Kalian masih bangun kah?" Tanyaku lirih sambil mengetuk ngetuk pintu kamar perlahan. Sama sekali tidak terdengar jawaban dari dalam kamar bahkan suara decitan aneh dan jeritan jeritan kecil yang terdengar sebelumnya ikut lenyap.

Seketika keadaan menjadi sunyi kembali, aku hanya memaksa diriku untuk tetap berpikir positif kala itu mungkin suara suara aneh itu hanya perasaanku saja
Dan aku memutuskan kembali ke kamar dan melanjutkan tidur ku

--------------------
Semoga Cerita Ini Bisa Diterima Oleh Pembaca Sekalian

Jangan lupa vote kalau mau di share pun aku enggk keberatan kok hehe

Jangan Lupa Komentar Jika berkenan oke

Terima Kasih Kepada Yang Telah Membantu mendukung cerita ini
Kritik dan saran dipersilahkan

See you next chapter

handuk kontrakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang