L

990 81 13
                                    

Gadis kecil berparas riang itu sedang duduk di ruang keluarga rumahnya. Wajahnya terlihat serius, kerutan-kerutan halus muncul di dahinya, menandakan ia sedang berpikir keras. Headphone berwarna hitam bertengger manis dikedua telinganya. Jari-jemarinya cekatan menekan berbagai tombol di keyboard komputernya.

"Ma!! Kenapa dimatiin listriknya?!"

Gadis itu berseru kesal. Sedikit lagi ia akan memenangkan permainan itu, namun sialnya listrik di rumahnya malah mendadak mati. Dengan kasar gadis itu melepas headphone yang bertengger di telinganya, ia kemudian menghampiri seorang wanita yang sedang berada di dapur.

"Maaa!! Kenapa dimatiin listriknya??" Gadis itu mengulangi pertanyaannya. Menatap kesal kearah wanita yang baru saja ia panggil Ma.

Lantas dengan sapu yang masih berada di tangannya, wanita itu memukul kuat pantat gadis yang barusaja bertanya.

"Gak sopan!! Bukannya bantuin Mama beberes rumah, malah main game mulu. Itu apalagi mukanya sewot sewot gitu!?! Euhh, dasar anak setan!"

Gadis itu melenguh kesakitan, namun beberapa saat kemudian tawanya pecah.

"Kalau Luda anak setan, berarti mama induk setan dong yak?? Hahahaha!"

Dia Luda, gadis kecil nan ceria yang baru saja disebut anak setan oleh ibunya.

_________________________________________

Luda POV

Mama, wanita tangguh yang paling bisa bikin gue ngakak seharian. Walaupun cuman guru TK di komplek deket rumah, tapi Mama selalu berusaha memenuhi kebutuhan gue, anak semata wayangnya.

"Sembarangan mulutnya!! Mama gak pernah ajarin kamu gak sopan gitu ngomongnya, ya! Makin gede kamu tuh makin nakal! Nge-game mulu ntar tu mata rusak baru tau dah. Mama sih gamau tanggung jawab ya kalo kamu gabisa liat nantinya. Awas aja ngerengek nanti minta bawa ke optik blablablabla.."

Gue gak ingat lagi apa saja yang Mama ucap setelah itu. Karena gue bergegas kabur menghindari omelannya yang semakin menjadi-jadi.

Gue berjalan munuju pintu depan, ada seseorang yang sedari tadi mengetuk pintu. Siapa dah?

"Paket!"

Perasaan gue gak ada beli barang dah.

"Tolong tanda tangan disini, dan disini. Oke, terimakasih." Kurir pengantar paket itu kemudian berlalu meninggalkan gue yang kebingungan.

Gue lalu melihat paket yang seperti berisi sebuah surat. Tertera sebuah logo galaksi dengan berbagai rasi bintang yang dibawahnya terdapat tulisan Yayasan Andromeda.

Tunggu dulu, gue seperti pernah mendengar nama ini tapi dimana--

AH GUE INGET!

Beberapa bulan yang lalu gue mendaftarkan diri sebagai penerima beasiswa di yayasan tersebut. Apa ini jawabannya?

Lantas gue membuka paketan yang berupa amplop besar berwarna coklat tersebut. Gue membacanya. Tertera nama gue disana.

LEE LU DA

Yang kemudian dibawahnya terdapat tulisan dengan intinya adalah gue lulus sebagai penerima beasiswa di yayasan tersebut.

Am i dreaming?

"Mak!!!!" Gue berlari menuju dapur mencari keberadaan Mama. "LUDA DAPETIN BEASISWANYA!!"

"Hah??! Apa lu bilang?!" Dari belakang, si Mama nyahut dengan berteriak.

LUDA (The Truth Untold Side Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang