Chapt. 1 "Beautiful Sunshine"

36.7K 585 4
                                    

BEEP BEEP BEEP
"Gue baru tau ternyata jalanan di Jakarta semacet ini, 15 menit lagi bel bunyi.. telat deh gue." komplain Ashy sambil mengendarai mobil sportsnya.

30 menit kemudian, Ashy baru sampai di sekolah barunya, SMA Bintang X. Tentunya gerbang sekolah sudah ditutup. Ashy yang mengenakan seragam abu-abu dengan rok mini dengan nekat memanjat gerbang sekolah.

"Sial banget gue! Hari pertama masuk sekolah aja gini,"

Tak lama kemudian, seorang laki-laki bertubuh tinggi sekitar 181 cm dengan rambut hitam pekat dan bola mata ash brownnya datang dengan mobil lamborgininya. Ia juga memanjat gerbang kemudian, menghampiri Ashy dan mendekatinya.

"Oh god ur so pretty... Murid pindahan ya? Soalnya biasa nggak ada yang cantik sih disini,"
"Apaan sih!" Teriak Ashy kemudian ia mencoba menatap mata indahnya.
"Kenalin, gue Sean Saga." Ucap Sean sambil mengulurkan tangan kanannya.
"Gue juga mau kenalan" "Gue Ian Lake" ujar Ian yang baru datang setelah memanjat gerbang.

Ashy memperhatikan tubuh mungil Ian yang tingginya sekitar 174 cm dengan rambut hitam indahnya. Ashy mencoba menatap mata biru Ian dengan hati-hati.

" i can't see their future, gue sama sekali ngga bisa liat apa yang akan terjadi sama mereka dua nantinya."  pikir Ashy dengan bingung.

"KALIAN BERTIGA IKUT SAYA KE KANTOR!" Teriak Pak Beni yang datang menghampiri mereka.

Kemudian, mereka bertiga pun mengikuti apa kata Pak Beni dan segera ke kantor.

"Nggak liat udah jam berapa?!" Tanya Pak Beni.
"Maaf pak, nggak bawa jam.. ketinggalan hehe." Canda Ian.
"Itu di tangan kamu apa? Kamu emangnya nggak ada handphone?" Tanya Pak Beni ke Ian.
"Ini jam tangan pakk! Bapak ada matakan? Saya ada hape lah pak siapa coba jaman 2020 ini ga punya hape. Ga modal.. gaptek banget.. bukan manusia tuh." Jawab Ian dengan tawanya.

"KAMU YA! Bikin bapak ESMOSI!
"KAMU cewek! Anak pindahan kan, hari pertama sekolah udah telat aja!
"KAMU JUGA SEAN, udah berapa kali bapak ingetin" Bentak Pak Beni sambil memegang rotan.
"Maaf pak, macet sih soalnya." Ujar Ashy yang tidak berani menatap langsung Pak Beni.

"Bapak gamau tau lagi.. kalian bertiga keliling lapangan 50x putaran!" Perintah Pak Beni.
"Easy pissyy pak!" Jawab Sean.
"Siap pak.. tapi kan kalo ujan gimana pak?" Tanya Ashy.
"Kamu tau dari mana mau ujan! Banyak alasan aja! Orang terik gini! Mau ujan ato nggak, pokoknya harus lari 50x titik ga pakek koma!" Ujar Pak Beni.

Setelah itu Ashy, Sean dan Ian pun mulai lari keliling lapangan.

"Heh cewek! Ayo lanjutin conversation kita tadi, nama lu siapa?" Tanya Sean sambil lari.
"Kepo banget dah elu! Lu kira lu siapanya gue mau tau nama gue!" Jawab Ashy dengan jutek.
"Jutek banget sayang! Abang jadi suka deh ama dedek cewe imut yang ini" goda Ian.
"Asiapppp! Anak orang elu godain.. tumben banget elu telat! Ngikutin gue ya lu?!" Tanya Sean ke Ian.
"Gue dipanggil nenek Jane tadi, makanya gue telat. Masa iya gue seorang Ian.. Ketua kelas 11 MIA 3 telat." Ujar Ian sambil tersenyum lebar.

"Apaan sih dua cowok ini?! Sksd banget dah! kenal aja nggak. Anehnya, selama ini gue bisa ngeliat future orang dengan gampang. Gua udah pelototin mereka dari tadi tapi, gue sama sekali nggak ad vision tentang mereka." pikir Ashy dengan berat hati.

DUAR! TSTTT TSTTT..

Tak lama kemudian, tiba-tiba hujan disertai petir datang. Seketika lapangan menjadi licin dan mereka harus tetap berlari hingga putaran ke 50.

"Yahh! Ujan nih.. masih 20 putaran lagi." Komplain Ashy.
"Capek nggak sayang?" Goda Ian sambil tersenyum indah lagi.

Mereka pun tetap berlari, meski keujanan. Seragam abu-abu mereka basah. Hujan pun semakin lebat.

"Cewek, dingin nggak?!" Tanya Sean yang harus menaikan volume suaranya agar terdengar saat hujan.
"Nggak tuh!" Jawab Ashy dengan dingin.
"Masa sih? Ati ati nanti kepeleset loh!"
"Nggak akan!"

BRUKK!!!

Ashy terpleset karena lantai lapangan yang menjadi licin. Kakinya pun terluka, darah menetes dari kakinya.

"ADUH! Beneran jatuhkan cewek.. Udah dibilangin malah ga mau denger." Komplain Sean.
"Sean, lu bawa dia. Gue nggak bisa nih. Lu tau kan gue fobia ama darah. Gue balik kelas ya." Perintah Ian.
"Hmm. Untung mood gua lagi bagus.." Ucap sean lalu mengendong Ashy.

"Makasih." Ucap Ashy dengan tidak ikhlas.

Kemudian, Sean pun membawa Ashy ke UKS. Setelah mendengar kabar bahwa murid pindahan yang dihukum tadi jatuh, Pak Beni pun datang ke UKS.

"Sean kamu yang bantuin? Baru kali ini Bapak liat kamu bantuin temen kamu." Kata Pak Beni yang kaget melihat Sean.
"Of course!! Pak Beni.. Gue kan baik hati dan nggak sombong." Jawab Sean.

"Aduh murid pindahan! Kok bisa kamu jatuh? Kalau udah tau hujan.. Ngapain lari?! Apalagi lapangan kita tuh licin banget." Ujar Pak Beni dengan rasa bersalah.
"Salah Bapak sih! Bapak yang nyuruh tetep lari kalo ujan." Jawab Ashy dengan tidak sopan.

"Kan saya nggak tahu kalo beneran hujan."
"Kamu nggak papa kan?" Tanya Pak Beni.
"Gapapa kok pak. Saya bisa masuk ke kelas sekarang?" Tanya Ashy.
"Yaudah kamu sekarang masuk ke kelas kamu. Kamu yang namanya Ashy Grett? Sean kamu bisa antar Ashy ke kelas kamu." Ucap Pak Beni.
"Jadi lu namanya Ashy.." Ucap Sean.

Setelah itu, Sean mengantar Ashy ke kelasnya dan mengetuk pintu.

TOK TOK

"Masuk!"
"Kamu anak pindahan? Ayo kenalin diri kamu. Sean kamu boleh duduk." Ucap Mrs. Lily, wali kelas 11 MIA 3.

"Gue Ashy Grett. Salken semuanya." Ucap Ashy dengan dingin.

Suasana kelas tiba-tiba menjadi ramai.

"Cantik banget nih!"
"CECAN CECAN ANJENG"!"
"Wow biutipul.."
"Gue speechless! Ada bidadari jatuh dari surga~"
"Saingan elu nih Christ.."

To be continued...

Bonjour gais! Jangan lupa vote, comment and support my new story! Thank you!

xoxo,
HereJae''

unavailableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang