Chapt. 2 "Connected"

17.8K 442 6
                                    


Hari pertama berada di lingkungan baru membuatku merasa bingung, lelah dan aneh.

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, apa alasannya aku harus pindah ke kota ini.

Hai. Aku Ashy Grett. Anak dari Simon Grett dan Taylor Evans. Boleh dibilang aku berbeda, berbeda dari yang lain. Aku punya hal yang spesial dari diriku.

Jangan kaget! Aku bisa melihat apa yang akan terjadi selanjutnya alias masa depan. Dengan menatap mata seseorang selama 15 detik. Aku bisa melihat dan mendengar hal-hal penting saja ya yang akan terjadi mungkin 10 menit yang akan datang, 1 hari, ataupun 1 tahun! Aku nggak pernah tau kapan itu akan terjadi.

Boleh dibilang ini adalah sesuatu yang sangat spesial dan patut dibanggakan. Dengan inilah aku bisa menyelamatkan beberapa nyawa dan menghentikan hal-hal bahaya.

Tentunya aku menyadari hal ini bisa terjadi sejak gue berumur 8 tahun. Ceritanya sangat panjang sekali. Papa dan mama tentunya tidak kaget mendengar hal ini. Banyak sekali pertanyaan yang ingin ku tanyakan. Papa dan mama tidak pernah menjawab pertanyaanku. Kalau ditanya, mereka akan menjawab "Nanti kalau Ashy besar, papa sama mama bakal kasih tahu deh."

2 minggu yang lalu, sebelum pindah ke Jakarta. Ashy sedang makan malam bersama papa dan mamanya di Rumahnya yang berada di Bali.

"Ashy, makan yang banyak ya nak biar cepet gede."

"Iya ma.. Ashy udah gede gini loh."

"Nak.. papa sama mama udah putusin kita bakal pindah ke Jakarta."

"Loh kenapa? Kok tiba tiba pindah?"

Aku mencoba untuk menatap mata papa. Aku melihat kita sekeluarga berada di bandara. Itu saja yang gue lihat. Boleh dibilang aku sama sekali gamau nyusahain diri dengan melihat sesuatu lebih dalam yaitu dengan menatapnya terus. Kadang aku hanya melihat sesuatu yang penting ataupun tidak penting.

"Kita beneran akan pindah.."

"Iya nak.. papa harus melakukan sesuatu di Jakarta."

"Hm.. sekolah Ashy gimana?"

"Udah mama urus kok, kamu bakal satu sekolahan ama cucu nenek Jane."

"Siapa?"

"Mama lupa namanya hehe.."

----------

Kringg! Kringg!

Waktunya makan siang. Keadaan kantin sekarang ini sangat ramai.

"Makan bareng boleh nih?"

Sean yang bertanya sambil membawa makanannya menghampiri Ashy.

"Hm."

"Jutek amat."

"Apa."

"Engga."

"Y."

"Minta line dong ass."

Tiba-tiba Sean mengambil hape Ashy dan membuka linenya.

"Nah uda gue add ash~"

"Apa si lu ambil hape gue tanpa ijin."

Aku mencoba menatapnya. Aku sangat penasaran apa yang akan terjadi padanya.

Tidak bisa. Sama seperti tadi aku mencoba menatapnya.

"Mata gue ada apa?"

"Siapa yang liatin mata elu."

"Ahay ga ngaku nihh?"

"Apaan sih!"

Tiba tiba Sean mendapat telfon dari neneknya.

"Halo nek? Ada apa nih siang siang nelfonn~"

"Udah ketemu ama anak grett?"

"Ooh Ashy Grett? Nih lagi makan berdua hehe."

"Baik baik kamu sama dia, udah ah nenek mau masak dulu."

"Iya nek."

Seanpun mematikan telfonnya.

"Siapa? Kok nyebut nama gue."

"Kenalin gue cucunya nenek jane, dan gue ada sepupu. Si cowok yang dihukum bareng tadi, Ian."

"Hahh! Masa sih."

"I don't even know, if I already connected to you." -Ashy Grett

To be continued

unavailableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang