Jimin memasuki rumah dan menemukan adik lelakinya itu duduk di atas karpet ruang tengah mereka. Jimin mendekat dan mendorong pundak adik lelakinya itu dengan tendangannya tanpa ragu, "Hoi, bodoh!"
"Aduh!" Jungkook merintih seraya memegangi pundaknya, ia menyipitkan matanya kearah kakaknya, "Tidak bisakah kau menyapaku dengan baik?!"
Jimin menyandarkan punggungnya kearah sofa ruang tengah. Ia memutar matanya lalu menghembuskan napasnya diantara katub birainya, "Ada yang ingin kutanyakan. Apa yang kau lakukan kepada Taehyung?"
Wajah Jungkook memucat. Apakah... kakaknya akan marah jika ia mengatakan yang sebenarnya? Jimin dan Taehyung itu berpacaran, bukan? Atau tidak? Jungkook hanya bisa menggeleng untuk mencari aman, "Aku tidak melakukan apa-apa..."
"Kau tidak menyentuhnya, 'kan? Sedikit pun?"
"Jimin-hyung... tahu jika Taehyung-hyung sensitif?" tanya Jungkook.
"Tentu saja! Kau pikir sudah berapa lama aku bersama Tae?" Jimin melipat tangannya di depan dadanya, "Aku sudah lama bersamanya. Dengan menyentuhnya saja sudah terlihat."
"Hmmmp..." Jungkook hanya bisa mengerucutkan bibirnya mendengar kakaknya itu menceracau. Mengapa hatinya terasa kesal sekali ya karena Jimin mengetahui hal ini lebih dahulu darinya?
"Ah~ Coba lihatlah wajahmu, Kook," Jimin mengangkat alisnya dan tertawa kearah pria yang duduk di bawahnya.
Jungkook melirik kearah pria di atasnya, "Apa?" tanyanya, malas.
Jimin menarik kedua ujung otot bibirnya, tersenyum lebar hingga katanya menyipit, "Aku menyadarinya sejak kau kecil dulu. Kau selalu cemburu jika aku membahas tentang Tae."
"..." Jungkook terdiam. Dia? Cemburu? Benarkah?
Selama ini, Jeon Jungkook menghabiskan waktunya untuk membenci Kim Taehyung. Lelaki honey blond itu selalu mementingkan Jimin si kakaknya, selalu menghabiskan waktu bersamanya. Jungkook merasa Taehyung selama ini memandangnya rendah. Sejak Taehyung tak menatap dirinya sedikit pun, Jungkook ingin lelaki itu lebih memperhatikannya...
Jadi... semua itu bukan benci, melainkan perasaan cemburu?
Jungkook menepuk jidatnya keras-keras dan menyembunyikan rona merah di wajahnya dengan telapak tangannya. Jungkook merasa dirinya sangat bodoh karena selama ini salah mengartikan keduanya!
Jimin hanya mendengus geli. Sudah ia duga, selama bertahun-tahun ini adiknya tidak jujur dengan perasaannya sendiri, "Jadi... kau akan membiarkannya?" Jimin bertanya dengan senyumannya.
Jungkook mengangkat kepalanya, menatap sang kakak, "Hah?"
"Kalau kau menyia-nyiakan Taehyung, aku akan merebutnya darimu, lho."
"Hahー?!" Otak Jungkook memproses apa yang dikatakan hyungnya. Mengapa kata-katanya ditunjukkan seolah Jimin belum memiliki Taehyung?! Jungkook pun membalikkan tubuhnya dan melotot, "Tunggu dulu, kalian tidak berkencan?!"
"Sudah kubilang, kami hanya sahabat~"
"J-jadi... kalian tidak... ehm..." Jungkook membuat tanda lingkaran di tangan kanannya dan memasukkan telunjuk kirinya di dalam lingkaran itu, membuat tanda sex dengan jari-jarinya.
Jimin bangkit dari bangkunya dan berjalan menjauh, "Entahlah~ Mengapa kau tidak tanya Tae saja, huh?"
Jimin meninggalkan Jungkook dengan senyuman menyebalkannya. Jungkook meremas bantal sofanya dengan erat, sangat kesal sekali karena perkataan Jeon Jimin yang begitu menggantung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Pinup Touch《KookV Fanfiction》
FanfictionJeon Jungkook adalah lelaki cenggeng yang tumbuh menjadi seorang dominan, bertemu dengan Kim Taehyung yang 'sangat sensitif' jika kulitnya disentuh oleh lelaki siapapun. ~~~~~ ⚠️BL story 🔞Mature content! ~Inspirased by MICHINOKU Atami's manga.