Bagian Lima

24 1 2
                                    

Sudah hampir 5 kali alarm ponsel terus berdering, tapi si pemilik benda pipih tersebut sepertinya masih enggan membuka matanya karena mungkin mimpinya terlalu indah.

"Akiaaa bangun elah" seru Rinjani kesal, "apaan sih Jan, masih pewe" balasnya sembari menarik selimut kembali.

Tak lama datanglah Kintan membawa sarapan untuk mereka bertiga.

"belum bangun juga si Akia?" tanya Kintan pada Rinjani yang sedang asik menonton televisi, "tau ah, kesel gue ngebangunin Akia daritadi" katanya.

Setelah itu Kintan ke meja makan untuk menyiapkan sarapan, dan segera ke kamar untuk membangunkan Akia.

"Kia, bangun ih udah siang" kata Kintan sembari mengguncangkan tubuh Akia.

Akia sedikit menyipitkan matanya karena cahaya yang masuk dari sela jendela lalu melihat kearah Kintan.

"pewe"

Hanya itu jawaban dari Akia lalu kembali menarik selimut, mungkin dia tidur terlalu larut sehingga susah sekali membangunkannya.

"kan kita mau ke pantai, siapa tau ketemu sama Raka?" tanya Kintan

Akia yang asalnya ogah-ogahan bangun tibatiba membuka mata dan berjalan menuju kamar mandi.

"heh mau kemana lo kutil, gue nyebut nama Raka aja mau bangun coba yang gue sebut Bang Toyib apa mau lo bangun?" ucap Kintan, "ya mau ke kamar mandi lah, mau mandi, kita kan mau pergi gimana sih lo" balas Akia.

Akia pun masuk ke dalam kamar mandi, 5 detik kemudian dia mengeluarkan sedikit kepalanya lalu berkata "siapa tau ketemu Raka juga kan jadi harus wangi bay"

Kintan pun hanya melongo dan menggelengkan kepalanya. For your information guys, Raka itu temennya Akia. Eh ralat, temen deketnya Akia. Udah sekitar 3 bulan gitu deket tapi gak jadi jadi, kasian sih yang dijadiin temen curhatnya. Kenapa kasian? karena yang disebut Raka lagi Raka lagi bosen kan tuh hahaha, lalu Arya itu temennya Raka dan suka sama Akia tapi gak pekaan tuh si Akia.

~~~

Akia's POV

Seusai mandi, aku memoles sedikit wajahku dengan bedak ditambah liptint agar wajahku tidak terlalu pucat, setelah dirasa siap aku berjalan ke meja makan untuk sarapan bersama Kintan juga Rinjani.

"akhirnya bangun juga nih kebo" celetuk Rinjani, "hush Jani gak boleh gitu" seru Kintan, "abis kesel dibangunin susah amat huh" katanya dengan kesal, "yee selow mba selow, ya udah yuk kita berangkuy" ajakku.

"pala lu berangkuy berangkuy, ini jam 8 dan mobil dateng jam 9 nyolek sarapan ae belom" ketus Rinjani, "ih kok lo sensi banget keknya sama gue" jawabku, "abisnya lo bikin emosi mulu" balasnya lagi.

"udah udah, berantem mulu nih kalian mending sekarang sarapan sambil nunggu mobil dateng" kata Kintan melerai.

Tak lama mobil sewaan kami pun datang dan kami langsung berangkat menuju Pantai Parangtritis.

Butuh waktu sekitar 1jam-an untuk sampai ke pantai dari lokasi penginapan kami. Sesampainya disana kami langsung mencari tempat duduk kosong dipinggir pantai.

"nah disini aja deh" kata Kintan, "kalian mau nyebur?" tanya Rinjani, "ga gue mau makan laper" jawabku, "kelaperan lo? perasaan baru sarapan" tanyanya lagi sembari geleng-geleng, "biarin"

Aku pun pergi ke warung dekat kami duduk dan memesan kelapa muda juga udang bakar.

"mba nya duduk dimana?" tanya penjaga warung dengan logat jawa yang kental, "disana bu" kataku sambil menunjuk tempat aku duduk, "nanti saya antar" aku pun hanya mengangguk.

Ketika aku sedang berjalan kembali ke arah tempat duduk dilihat dari kejauhan sepertinya banyak orang dan ketika sampai benar saja ada Rizki juga teman-temannya.

"hai" sapaku pada Rizki dan teman - temannya,

"Akia, kita nyebur yu" ajak Dimas, "ogah, gue lagi mesen makan" jawabku,

Tiba-tiba wajah mereka menjadi puppy eyes, sepertinya aku paham maksud mereka.

"paan sih mukanya pada gitu, gak cocok tau" ledekku, "kita laper" jawab Putra, "emang lo lo pada nginep dimana sampe kelaperan gini" kataku sembari terkekeh, "awalnya kita nginep di rumah neneknya temen kita yang kemaren pulang, terus jadinya kita tidur di masjid" jelasnya.

"ih kalian kok gak bilang? padahal di penginapan kita masih ada kamar kosong, maybe sih hehehe" kata Kintan, "bener kata Kintan, nanti bareng aja kesananya kemarin sih masih ada kamar kosong" tambah Rinjani.

Akhirnya kami asik bercanda gurau di pantai, kami baru saja saling mengenal tapi entah mengapa rasanya sudah bertahun-tahun kenal dengan mereka.

"Btw guys, kita baliknya mau bareng apa gimana?" tanya Kintan, "boleh sih bareng, naik apa?" kata Rizki, "tadi sih kita naik jemputan bisa kok kayaknya tambah kalian" balas Rinjani.

Setelah puas bermain di pantai, kami semua bersiap untuk kembali ke penginapan lebih tepatnya sih penginapan aku, Kintan dan Rinjani.

"Pak? Bisa kan ya mereka nebeng sampe penginapan?" tanyaku, "hmm sepertinya bisa mba, tapi palingan desek-desekkan rapopo?" balas Pa Supir, "wes rapopo pak, sing penting bisa mulih" seru Putra.

Diperjalanan kami semua tertidur karena jarak dari pantai ke penginapan pun lumayan jauh.

Tertidur pulas karena rasa lelah yang menyerang, ku perhatikan satu per satu. Dan satu mata tertuju pada seorang lelaki.

Ah, tidak mungkin aku jatuh hati. Batinku.









HAIHAIHAIIIIIIIII!
Wah si Akia jatuh hati sama siapa tuh kirakira? Tunggu kelanjutannya yaaaa.


SO HELLO GUYS! Pada kangen aku gak nih? Gak muncul-muncul bagai ditelan bumi ga tuh wkwk. Sebelumnya aku minta maaf karena baru update setelah berbulan-bulan lamanya diakibatkan kesibukan yang melanda juga pikiran yang buntu wkwk. Makasih buat kalian yang selalu support aku untuk lanjutin cerita ini, dan yaaa diusahakan aku bakal lanjut terus walau gak rajin hehe. Maaf juga kalau ceritanya agak-agak gimana gitu.

Selamat membaca! Vote Comment jangan lupa ya! Luv u❤.

-SalamOceoceta

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EIGHT TEEN EXPLORESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang