"Jangan pernah memandang orang dari kekurangannya, karena kalian belum tahu sisi terbaiknya."
-----
HEMBUSAN angin dingin membuat bulu kuduknya meremang, tangan lentiknya itu memegangi gitar kecil, baju dan pakaiannya lusuh bahkan sobek diberberapa bagian. Jam di salah satu toko menunjukan pukul delapan malam, gadis itu menghitung dahulu pendapatannya, dari jam dua siang hingga jam delapan malam ia berkerja, menghidupi hidupnya dan ibunya.
Gadis itu bernama Merah, dia cantik dan manis. Merah membawa pulang gitar dan hasil kerja kerasnya, berjalan sendirian di sebuah gang gelap kadang membuat Merah ketakutan seperti yang di alaminya sekarang, ketakutannya memuncak ketika Merah melihat tiga pria yang menatap dirinya. Badannya gemetar hebat menatap salah satu dari mereka, dari mata hingga pergerakan tangan, dengan aba - aba batin, tangannya meluncur tepat di tulang hidung salah satu pria yang ia yakini sebagai bos hingga dua lainnya yang ia tau hanya ikut-ikutan membantu pria itu berdiri dengan kondisi tulang hidung yang mungkin patah karena darah bercucuran deras. Merah menarik sudut bibirnya, lagipula siapa yang berani meremehkan badan kecil yang penuh tenaga ini.
Merah melanjutkan perjalanannya hingga sampai pada rumah tua yang bertembokkan bambu anyam, tampak suram, bahkan mungkin makhluk halus memilih pindah dibandingkan tinggal disini. Merah melepaskan alas kakinya, "M..e..a..h p..u..l.. a...n..g" ucapnya dengan sekuat tenaga, munculah perempuan paruh baya yang mendekati Merah merampas uang yang digenggamnya.
"J..a.a..n..bu.." ia merintih, buliran air mata lolos melewati pipinya, perempuan itu justru berdecih, setelahnya pergi, memandang rendah pada gadis yang sudah membawakannya uang itu.
"Anak bisu nangis mulu!! " teriaknya kemudian, gadis itu semakin terisak, bagaimana tidak menangis jika ia berkerja keras dan diambil begitu saja oleh perempuan paruh baya yang ia anggap ibunya itu.
Merah mengusap air matanya, ia memilih membaringkan tubuhnya di alas tipis yang terasa dingin. "Berhasil. " ucapnya dengan lancar namun dengan nada yang pelan, kadang ia rasa ia sudah cukup berjuang di hari ini, usahanya sudah maksimal sekali, ia harap yang ia rencanakan tidak akan sia - sia.
-----<>-------
JAM tiga pagi, Merah sudah bangun dari tidurnya, badannya sangat pegal karena tidur dilantai yang keras. Tulangnya serasa mau runtuh, andai saja diberikan kesempatan hidup yang layak, maka tentunya ia akan sangat bersyukur kepada Tuhan. Yang dilakukannya mengerjakan semua tugas rumah, ; menyapu, mengepel, dan memasak. Saat adzan shubuh berkumandang, Merah menghentikan seluruh kegiatannya, segera mengambil air wudhu dan sholat. Hingga ayam jago berkokok, Merah masih belum selesai membersihkan rumah ini. Rumah yang selalu saja kotor ketika ada angin menerpa sedikit saja. Seringkali jengkel berhenti sejenak, bahkan makhluk putih yang mengintip dari jendela luar pun mentertawakannya. Setelah menyelesaikan semuanya, ia segera mempersiapkan diri untuk bersekolah.
Hari ini, Merah tampak ceria, seperti biasanya. Langkahnya beralun beriringan, sambil bersenandung kecil yang cukup ia dengar sendiri. Walaupun ini pertama kalinya ia ke sekolah, ia melempar senyum kepada semua orang, namun respon orang berbeda kepadanya, ia diberikan balasan tatapan sinis dari murid - murid sekolah ini, bahkan pak satpam saja yang biasanya ramah kepada murid - murid kini terlihat tidak perduli ketika Merah lewat. Merah menghela nafas seperti hal ini sudah biasa ia lalui, ia melanjutkan langkah kakinya mencoba tidak menghiraukan tatapan tak biasa dari orang lain. Ia sudah tau kelasnya dimana, karena kemarin hanya ada sisa satu kouta di kelas itu, ia pun memasuki kelasnya, duduk dibangku terbelakang dan pojok tanpa adanya teman sebangku. Menyedihkan bukan?
ia mengeluarkan buku catatan kecil miliknya dari dalam tas yang ia beli secara diam - diam, ia membeli di pasar loak dengan harga 15 ribu. bisa dibayangkan kondisinya, tapi menurutnya itu sudah sangat cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merah ✔
Mystery / Thriller{ Bagian ini sedang direvisi, akan dipublish secara bertahap } Merah, Dia mempunyai satu kekurangan yang membuat semua orang menjauhi, tapi, masih ada juga yang dekat dengannya dengan kondisinya yang tidak sempurna. Bagaimana jika suatu hari ia meng...