01. WANITA SIALAN

39 8 3
                                    

Tringg tringg!!!

Alarmnya berbunyi menandakan malam telah berganti pagi. Dengan rasa malas tangannya meraba ke arah jam bekernya yang berbunyi sambil menahan rasa kantuk yang masih menyelimutinya, perlahan Nanda mencoba membuka matanya.

Ia mengulat di atas kasurnya dan membuang nafas berat. Lalu ia pun melonjak bangun dari tempat tidurnya.

Nanda berjalan gontai membawa tubuh lemasnya ke arah cermin yang ada di dalam kamarnya. Dilihatlah sosoknya sedang berdiri di hadapan cermin tersebut dengan keadaan mengenaskan dengan mata sembab, rambut terurai berantakan, dengan kantung mata yang terlihat jelas lantaran semalaman dia menangis hingga terbawa ke alam mimpi.

3 bulan belakangan ini Nanda mengalamin brokenhome lantaran orang tua nya selalu saja bertengkar.

Yang Nanda tahu mamahnya selalu saja menyakiti papahnya baik dengan ucapan atau tindakan. Entah apa yang sebenarnya terjadi pada mamahnya yang membuat dia sangat berubah dan menjadi wanita yang kejam.

•••

"Nandaa!! Turun kamu" teriak mamahnya dari lantai bawah.

Nanda yang mendengarpun merasa sangat jengkel dan frustasi. Tapi mau tak mau ia harus menuruti permintaan mamahnya tersebut.

Setelah Nanda turun dari bawah Nanda terkejut karena melihat banyak sekali pecahan beling yang berserakan di lantai.

Nanda pun menghampiri mamahnya dengan wajah menganga.

"Iii-iya?" jawab Nanda.

"Mamah gak mau tau ya pokoknya kamu harus beresin semua pecahan beling ini semuanya sampai bersih. Bi sutri kamu gak usah bantuin Nanda, kamu beresin semuanya sendiri. Sudah sekarang saya mau pergi. Satu lagi nanda urus papahmu! Dia sakit. Merepotkan orang saja si tua itu. " ujar ketus mamahnya seraya meninggalkan rumah tersebut.

Nanda melirik ke arah mamahnya yang sedang berjalan ia menatap geram "Mamah mending gak usah ngata-ngatain papah lebih baik mamah pergi dari sini gak udah balik lagi!" Teriak nanda dengan kedua tangan di samping kanan dan kiri mulutnya. Nadanya terdengar emosi.

"Dasar wanita sialan!!" umpat Nanda kesal.

Nanda melirik ke arah Bi Sutri yang tak jauh di dekatnya.

"Bi Sutri tolong beresin pecahan-pecahan ini ya bi nanti Nanda balik lagi, Nanda mau lihat keadaan papah dulu." ucap Nanda dengan nada khawatir.

"B-baik non.." jawab Bi Sutri, pembantu rumah tangga dirumahnya.

Nanda pun segera berlari ke atas untuk menghampiri papahnya.

Tok tok tok..

"Pahh, papah papah buka pintunya ini Nanda" ucap Nanda sambil mengetok pintu kamar papahnya dengan rasa khawatir.

Nanda pun segera membuka pintu kamar papahnya, ternyata nggak di kunci. Batinnya.

"Pahh papah, papah kenapa? Mamah ngapain papah? Papah sakit apa? Bibir papah kok pucat?" Ujar Nanda berjongkok dan menatap papahnya dengan panik seraya memegang wajah papahnya dan memastikanapakah papahnya baik-baik saja.

"Papah nggak kenapa-kenapa sayang, papah cuma kecapekan doang." Jawab papahnya lemas.

"Tapi suara papah lemes banget, pasti mamah kan yang bikin papah sakit kayak gini?" Protes Nanda.

"Engga sayang mamah nggak ngapa-ngapain papah, kamu gak usah khawatir papah sehat sehat aja kok." Papahnya tersenyum dan mengusap kepala putri kecilnya.

"Pah Nanda khawatir sama papah, papah jangan sakit yaa." Nanda merengek sedih. "Yaudah kalo gitu papah tunggu sebentar Nanda mau minta tolong Bi Sutri buat masakin bubur dan bikinin teh hangat buat papah." Nanda segera bangkit berdiri dan berjalan keluar dari kamar papahnya.

Nanda berdiri di pinggir tangga dan berteriak memanggil Bi Sutri. "Bi Sutri tolong siapkan bubur dan teh hangat segera ya bi!" Teriak Nanda dari lantai atas.

"Baik non, nanti bibi antar ke atas." jawab Bi Sutri melihat ke lantai atas.

Nanda kembali memasuki kamar papahnya.

"Pah hari ini Nanda harus sekolah, Ada Bi Sutri yang jagain papah disini. Nanti pulang sekolah Nanda bawain makanan yang enak deh buat papah hehe." Nanda berusaha menghibur papahnya, meskipun ia merasa sangat sakit hati dengan perlakuan mamahnya.

"Iya sayang. Nanda harus rajin sekolah ya! Biar jadi anak yang pintar dan bisa buat papah seneng." ucap lembut papahnya.

"Yaudah pah nanda tinggal ya, Nanda mau siap-siap berangkat sekolah." Nanda mencium kening papahnya dan beranjak keluar dari kamar tersebut.

Meskipun Nanda merasa sangat frustasi karena kedua orang tuanya selalu bertengkar. Nanda tak tega menunjukan kesedihan yang di alaminya di depan papahnya. Nanda sangat menyayangi papahnya, baginya papah adalah segalanya melebihi apapun.

⭕⭕⭕

pembaca yang baik hati jgn lupa tekan tombol bintangnya❤

ANXIETYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang