21 Mei

223 103 25
                                    

Kata orang, tidak ada yang namanya kebetulan dalam sebuah pertemuan. Semuanya sudah takdir.

Dan aku menyetujuinya.

Kenapa begitu? Karena,













21 Mei ~

PAKK

Aku terpental beberapa Senti akibat tamparan dari seseorang dipunggungku. Aku membalikkan badan dengan kesal memandangnya.

Dan pelakunya tidak jauh dari dugaan.

"BURUNG DARA!!! SAKIT TAUK," aku balas mencubit lengannya dan Dara hanya tertawa mendengar teriakanku.

"Sakit ya?" Pertanyaan retoris itu ia lontarkan yang hanya menambah kekesalan. Aku mendahuluinya berjalan ke arah kelas kami.

"Ih, ditinggal. Iya deh iya gue minta maaf ya, Narayaaa," Dara menggoyang-goyang lenganku. Sebenernya aku tidak benar-benar marah, tapi hanya sedikit kesal saja. Huh.

"Tau ga? Jadikan kemarin gue rapat lagi, terus ada yang nanyain lo," ia memberhentikan langkahku dan memandangku sedikit tidak percaya "Lo dicariin










Jigan."

Mendengar nama itu entah kenapa tiba-tiba badmood sendiri. Mengingat betapa menyebalkannya dia sore itu. Ih dasar bocah ga tau terima kasih. Sebel sebel sebel.

"Nara! Lo dicariin JIGAN," aku tidak tahu kenapa Dara heboh sendiri menyebut namanya, ia bahkan sampai menggoyang-goyang pundakku. "Kok lo biasa aja sih gue kasi tahu? Ya sebenernya ga dicariin, cuma ditanya aja.  Siapa cewek yang lu suruh kemarin?" Tambah Dara dengan sedikit meniru gaya lelaki tersebut yang menurutku sangat sangat sangat menyebalkan.

"Terus gue harus apa? Salto gitu?" Tanyaku sewot dan mendorong pintu kelas, kemudian menaruh tas di atas meja lalu.

"Ya ga gitu juga, tapi maksud gue yang nyariin lo tuh Jigantara gitu loh. Cowok yang terkenal ganteng dari kelas 10 MIPA 4 itu."

"Tapi dia nyebelin, gue ga suka," kataku pada Dara. "Dia malah marah ke gue gara-gara gue salah nyebut nama dia."

"Memang lo sebut apa?" Tanya Dara.

"Jingan," seketika Dara tertawa mendengar jawabanku, memang seaneh itu ya salah satu huruf saja? Perasaanku biasa aja tuh. Aku sering dipanggil Nomi padahal namaku Naomi. Naraya Naomi.
Dan aku tidak marah seperti Jingan.

"Jingan artinya bajingan, Nar," ucap Dara persis seperti yang diucapkan Jingan. "Gue tau, Dara. Tapi gue kira memang namanya Jingan. Gue lupa gara-gara lo nyebut nama dia waktu itu kecepetan," belaku.

"Pantes Jigan nanyain lo kemarin, ahahahaha," Dara tertawa lagi sebelum berkata "Gue kira dia mau kenalan lebih sama lo gara-gara terpesona, ternyata gara-gara lo salah nyebut nama dia ya, ahahahaha." Aku memukul Dara menggunakan buku sekuat dia tertawa pagi itu.

-----

Aku kira sore hari itu adalah pertama dan terakhir kalinya kami berhubungan. Tetapi dugaanku salah. Sekarang aku terdampar bersama laki-laki paling menyebalkan yang pernah ku kenal di perpustakaan.

Dan berdua saja.

Aku merasa risih ia pandang dari ia memanggilku untuk ke perpustakaan. "Kenapa sih?" Tanyaku sebal.

Dia hanya menggelengkan kepala, "Enggak, gua cuma udah ga penasaran lagi sama nama lu."

"Kenapa juga harus penasaran sama nama gue?" Aku bertanya sewot. Aneh banget orang ini.

i love u 27Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang