prolog

652 55 3
                                    


Terkadang cinta itu membingungkan dan begitu rumit.


Tidak seperti rumus - rumus yang tertera di buku ataupun papan tulis.


Rumit


Itulah definisi cinta.


Serumit kau dan aku


Saling memberi isyarat tetapi terlampau takut untuk saling mendekat.


Aku bahkan tidak tau bahwa isyarat serumit dirimu. Susah di tebak akan maumu. Ingin menggapai tetapi takut untuk meraih.


Akankah semua ini tetap seperti itu?


Hingga berakhir seperti kisah Romeo dan Juliet yang begitu menyedihkan?


Aku harap tidak.


Karena aku terlampau takut untuk kehilanganmu.




.


.


.


.


.


.


.




"Tay"



Tay menatap Newwie dengan pandangan malas dan serius. Newwie yang di pandang seperti itu menatap Tay dengan tatapan bingung.


"Kenapa? Ada yang aneh sama aku?"


Tay menatap Newwie dengan serius "kamu liat paspor aku gak?".


"Kan tadi sama kamu. Kok malah nuduh aku". Tay menatap Newwie dengan malas.


"Gak usah bercanda. Gak ada di saku celana aku. Kamu bawa paspor aku kan?"


"Aku enggak bawa. Kamu lupa nyimpen kali. Di saku belakang coba cek, kali aja kamu nyimpen di sana".


Tay merogoh saku belakang dan depannya secara bergantian dan berulang kali memastikan bahwa paspor nya mungkin ada di saku celananya. Tapi ia tidak menemukan paspor di saku celananya. Dengan panik ia mencari di tas yang biasa ia bawa dan ia tidak menemukan di sana juga.


"Jangan bercanda. Paspor aku dimana Newwie?!"


Newwie yang melihat Tay yang mulai panik dan serius, tersenyum jahil lalu mengeluarkan paspor yang di cari Tay dari dalam tas yang biasa ia bawa. Lalu mengarahkan paspor Tay ke arah wajahnya. Sambil menatapnya jahil.


"Tuh, kamu itu gak akan bisa hidup tanpa aku. Liat kamu aja lupa bawa paspor tadi di rumah. Malah di simpan di meja televisi".


Tay yang melihat paspor miliknya, merebut dari tangan Newwie dengan kesal. "Aku udah mau bawa tadi."


Newwie merotasikan matanya dengan malas. Selalu saja ada alasan untuk seorang Tay agar tidak kalah olehnya.


"Ngaku aja sih. Apa susahnya bilang makasih ya Nong Newwie udah bawain papsor Phi Tay . Gitu doang aja susah"


Newwie menatap Tay dengan kesal lalu membelakanginya tanpa berniat melanjutkan argumen dengan Tay karena sudah pasti tidak akan berakhir jika salah satunya tidak mau mengalah.


Apa lagi Tay juga tidak mau mengakui kesalahannya, semakin membuatnya bad mood. Apa lagi mereka mau ke Phuket, membuat malas dan panas. Padahal dia pengennya ke Jepang bukan ke Phuket tapi si Tay kepala batu maunya ke Phuket yang lagi panas panasnya.


T

ay menatap punggung Newwie dengan malas. Ia menarik nafas dalam dan mengeluarkannya dengan pelan pelampiasan rasa kesalnya. Kesal karena di kerjai oleh Newwie. Tapi dia juga tidak harus marah pada Newwie. Kalau tanpa Newwie sudah pasti ia tidak berada di Phuket nanti.


Tay mengulurkan tangannya untuk menyentuh pundak Newwie. Tetapi terlebih dahulu di tepis oleh Newwie. Pasti saat ini Newwie sangat buruk moodnya.















































"Makasih ya Nong Newwie udah bawain paspor Phi Tay"






.


.


.


.


.

TBC




Hello this is Taynew. Aku harap kalian suka. Aku baru pertama kali bikin ini. Semoga kalian suka. Terima kasih. ❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Friendshit goal (TayNew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang