Aku berkutat dengan naskah ini dan tak juga kunjung mampu menyelesaikan. Aku mencoba keras mengingat kembali hal-hal yang pernah ingin aku lupakan. Tubuh dan akal pikiranku sempat beberapa kali menghentikanku, karena mereka sedang tidak bersahabat dengan hati. Aku pernah membaca buku yang bertulisakan bahwa sakit fisik sebenarnya lebih disebabkan oleh pikiran dan perasaan. Hatiku sempat patah kembali saat menuliskan ini, yang membuatku tak habis pikir mengapa aku harus sejauh ini?!
Hidup telah mengantarkanku pada sebuah pilihan yang tak berpihak pada kebahagiaan yang kuinginkan. Pilihanku terenggut oleh satu kenyataan yang membuatku mengerti arti kehilangan. Mungkin bagi sebagian orang, putus cinta adalah hal biasa yang tak perlu terlalu didramatisasi. Ada juga yang berpendapat bahwa obat sakit hati paling ampuh adalah kembali jatuh cinta dan menemukan cinta yang lebih baik dari sebelumnya. Tetapi kembali lagi, barang siapa yang bisa menerima, maka dia akan mampu untuk melupakan. Aku merasa sedih untuk apa yang sempat hilang dariku, tapi masa lalu bukan lagi menjadi hal yang harus diperdebatkan. Karena aku menyambutmu dengan biru, dan kau menerimaku sebagai hitam, sehingga kita menjadi abu-abu dan kelam.
KAMU SEDANG MEMBACA
08.07.01
Teen FictionDibahuku dia tersenyum haru dan dibahunya aku menangis pilu. Kemudian dia melepaskan pelukannya. Lelaki itu lagi. Pasti dengan janji-janji baru, dengan kebohongan manis yang baru, dan dengan tipu daya yang lebih baru. Aku pikir ini menakjubkan. Kau...
