Kling kling
Pintu cafe itu terbuka, hawa dingin menyapa. Terik tak mampu menembus teduhnya wanita.. Eh, salah ini bukan lagu Raisa..
Dalam derap langkah mantapnya, ia berjalan menuju suatu titik di antara barisan para m— eja kursi yang tertata rapi.
Berjalan santai bak pragawan, menghampiri dirinya yang tengah sibuk ditelan dunianya.
Tak bisa dipungkiri hampir seluruh mata hawa beralih pandang kepadanya. Mungkin jika diberi kesempatan dewi-dewi kahyangan pun ingin ikut untuk sekedar mengintipnya.
Tidak ada yang special dari dirinya. Hanya kemeja putih yang ia gulung sebatas siku dengan dasi yang tergantung longgar di lehernya, mampu mengundang decak kagum orang yang melihatnya.
"Udah lama?" sapanya sembari menyeruput es kopi milik lawan bicaranya itu
"Gak juga, cukup untuk memesan gelas kedua Americano" jawab wanita itu santai sambil meletakkan buku bacaannya
"Itu sih lama banget" sahutnya setelah menegak tetes terakhir cairan dalam gelas tinggi itu.
"Kamu habis marathon dari mana sampe keringetan begitu?"
"Lah masa kamu gak tau?" baliknya bertanya
Hanya dijawab dengan gelengan.
"Aku habis lari-lari di hatimu, makanya ngos-ngosan" jawabnya santai dengan senyuman khasnya.
Perempuan itu hanya memutar bola matanya, antara kesal atau mungkin sudah kebal.
Lelaki itu justru tertawa renyah melihat respon wanita terkasihnya. Seperti dugaannya, bukannya meleleh seperti gadis lain, ia pasti kesal setengah mati ketika Brian sudah memulai jurusnya.
"Aku pesen minum dulu deh, kamu mau pesen lagi gak, Yang?" tanyanya masih ditengah tawa yang belum sirna.
"Gak deh..."
"Ok. Bentar ya" pamitnya
Ia pun ikut berbaris mengikuti antrean yang mengular cukup panjang itu. Sosoknya nampak mencolok diantara deretan para kaum hawa dengan tinggi rata-rata itu.
Cuaca di luar yang cukup menyengat ditambah dengan jumlah populasi manusia di ruangan itu, membuat pendingin ruangan hanya seperti pajangan.
Dengan santainya, lelaki itu melonggarkan dasi yang masih menghiasi lehernya, perlahan melepasnya, kemudian membuka beberapa kancing teratas kemejanya.
"Damn!Shit!"
Terdengar makian tertahan dari meja yang tak jauh dari sana.
Entah berapa puluh kamera yang diam-diam atau bahkan terang-terangan mengabadikan moment itu.
Nampaknya, ia tak cukup puas dengan aksinya barusan. Rambut hitamnya yang basah oleh keringat ia sisir ke belakang menggunakan jemarinya, mengusap peluh, sembari meregangkan lehernya yang nampak kaku.
Akibat ulahnya itu, ekspresi kagum, pekikan, bahkan bisikan-bisikan nakal terdengar hingga meja Layang.
"Damn hot!"
"Sialan! Ganteng banget!
"Artis ya?"
"Minta dikawinin di tempat nih!"
Dia tau itu dan dia menikmatinya, menjadi pusat perhatian.
"Yang.." panggilnya dari tengah antrian, tapi orang yang ia panggil itu justru tak menggubrisnya, masih sibuk dengan buku yang ada dihadapannya.
"Sayang!" panggilnya lebih keras kali ini
Wanita itu mendengarnya tapi sengaja mengabaikannya. Berbanding terbalik dengan seluruh wanita di cafe itu, yang mungkin sedang berebut untuk menjawab panggilannya.
"Layang Sashmita! Sayangku! Cintaku! Pujaan Hatiku! Tulang Rusukku!" teriaknya lantang dari tengah barisan
Ketika dia sudah mulai berulah seperti ini mau tak mau perempuan itu mengangkat pandangannya.
"Apa?" tanyanya melalui gerak mulut
"Dompetku ketinggalan. Ambilin donk"
Dengan terpaksa Layang mengangkat pantat untuk mengantarkan dompet kulit hitam milik lelakinya itu.
"Nih" serunya sembari menyerahkan benda kotak itu.
Dalam hitungan sepersekian detik, bukan dompet yang beralih tangan tapi justru pergelangan tangan Layang yang ditarik hingga mendarat dada bidang itu.
"Makasi" bisiknya di telinga Layang
Puluhan pasang mata ikut menahan nafas melihat adegan barusan.
Layang berusaha kembali menguasai dirinya. Debaran itu makin tak mampu ia sembunyikan.
"Jangan kemana-mana" cegahnya masih menahan pergelangan tangan Layang
"Kan dompetnya udah"
"Masih kangen"
"Najis"
"Serius" jawabnya kali ini tidak dengan nada bercanda.
"Yaudah, pulang aja. Tadi aku udah masak kalo kamu mau makan"
"Nah! Ini baru istri idaman!" serunya gembira sembari merangkul wanita yang belum beberapa lama ini sah menjadi miliknya.
Melenggang pergi untuk berbagi moment mereka sendiri.
•FIN•
"Terserah bagaimana cara mereka memandangku, tapi mereka harus tau kalo Aku ini Milikmu"
—Brian Sathrya—Happy Belated Birthday untuk Kang Brian Younghyun Young K, happily ever after for everything you are fighting for.
Really long time no see you guys 😭
I'm back with this side project, hope you like it.Maap-maap yee udah lama gak nulis jadi kaku kaya kanebo kering
😝😝😝😝😝Selalu dibuka kritik, saran, dan request(kek ada waktu aja lo) kalo ada yang mau cerita atau dibikinin cerita apaaaa gitu, bole dicoba, kalo beruntung siapa tau dapet..... Ucapan terimakasih dari saya 😝😝😝
Sekian halu hari ini, ketemu lagi di lain waktu 🤗🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Us
Short StoryMasih tentang kami, sepenggal kisah yang terinspirasi dari kumpulan kata dalam nada... Ck sok puitis banget yak XD SPECIAL! Pake telor bebek 4! Kumpulan cerita dari Album Anak Muda Season 2 : Ingat Kami Let's sing along... then Remember Us