ZAT CINTA

9 2 0
                                    

Aku adalah laki-laki tanpa tujuan yang mencintai sesuatu dengan hati.
Bertahan dalam ketidakpastian itu sakit, seperti menunggu buah mangga jatuh dari pohon milik pak somad yang galak. Ketika sudah jatuh, pak somad keluar.

Aku tak ingin di sebut berkorban, karena pada hakikatnya mencintai itu
tanggung jawab. Berkorban sudah termasuk, jadi jika kau masih merasa
berkorban , berarti kau tak ikhlas mencintai seseorang itu. Ku jelaskan
lagi, di setiap malam menjelang pergantian hari, ku sisipkan namamu
agar ku temui kau dalam mimpi. Sedang kau sekedar berucap lewat
pesan tanpa hati.

Melukai ataupun di lukai lumrah dalam bercinta , sedang berfikir untuk melukai itu tidak mungkin, jika kau benar cinta. Hujan kau jadikan cara menikmati rindu, aku kirimkan payung kepadamu agar kau tak sendu. Karena ku tau, rindumu ialah sebatas kata. Sedang aku telah ada di
depan rumah basah kuyup olehnya, rinduku berantakan, seperti teka-
teki yang harus di isi agar menjadi kalimat yang tepat. Tong kosong
nyaring bunyinya, omong kosong saja soal cinta. Sudahlah, kau tau
bukan ?

Cinta itu membingungkan, ia bisa datang dengan perasaan
bahagia,kecewa,benci, dan sakit hati. Datang tidak bisa di tebak, banyak
hal yang di luar dugaan. Bahkan hanya dengan guyonan saja dapat menimbulkan cinta. Kata pepatah witing tresno jalaran soko kulino menurutku tidaklah sepenuhnya benar. Cinta itu komitmen, tidak melulu kau harus setiap hari bertemu agar kamu jatuh cinta. Cinta itu

membingungkan!



***

Kau ingat kan saat pertama aku menghubungimu via social media?
Betapa sok tau nya aku , betapa pede nya aku kepadamu? Hahaha.

"hey, follow balik dong" pesanku singkat

"udah" kau membalasnya cepat

Inilah saat dimana Tuhan mewariskan zat yang aku sebut cinta.
Aku benar-benar terpikat dengan apapun tentangmu. Aku bersyukur pernah menjadi laki-laki yang sok kenal dan amatiran . terlebih saat obrolan pertama kita di social media, kikuk dan membingungkan. tapi malah ini yang membuat perasaan mencintaimu tumbuh.

Setelah seberapa waktu singkat perkenalan itu, aku benar-benar jatuh hati terhadapmu, aku tau kau dan aku memang tak pernah berbincang-bincang secara langsung, hanya sering berpapasan saat sekolah dulu, itupun kau dan aku tak saling sapa. Ya memang, siapalah aku di jaman itu. Bocah tengil yang berpakaian berantakan, sering kena marah guru, sering bolos . Mana mungkin kutu buku sepertimu mau menyapaku. Terlebih kau adalah gadis yang teramat manis dengan lesung pipitmu itu, dan yang jelas kau idaman laki-laki di sekolah kita dulu. Aku juga tak menduga pesanku kau balas, dan kita bisa sedekat ini. Memang dekat , pdkt, lalu jatuh cinta bisa dengan cara apapun. Dan aku datang di saat yang tepat pula.

***
Tidaklah aku duga,setelah perkenalan kita dan jatuh cintanya aku terhadapmu, kamu berniat untuk menemui ku dalam waktu dekat. Aku gugup, sungguh Lun, aku begitu dag dig dug . Bagaimana aku bisa bertemu denganmu dengan kondisiku yang sedang acak adul ini. Namun , kau bersikeras menemui ku dengan alasan kau juga ingin bertemu keluargamu. Ya sudahlah, aku jadi senang .

Satu minggu kemudian , sore itu,tepatnya gerimis sekira pukul tiga .Katamu kau sudah sampai, kau bilang badanmu lelah. Dan Kita memutuskan bertemu di suatu cafe besok sore . Wah, mendengar kata cafe aku semakin gugup. Jarang sekali aku duduk di cafe, lebih enak nasi kucing dan wedang jahe menurutku. Tapi bukan itu yang ingin aku ceritakan kepadamu, namun tentang perasaanku yang campur aduk layaknya es campur pakai kuah. Hahaha aku bercanda. Esoknya, kau ingat kan? Saat kita bertemu di jalan , aku kira kamu adalah wanita super cerewet seperti pesanmu setiap pagi kala membangunkanku. Ternyata , kau seorang gadis pendiam yang membuatku semakin penasaran dan menaruh hati kepadamu. Ingatkan? Saat kita sampai di tempat tujuan dan ternyata tempat itu tutup, hahaha. Kamu terlihat kecewa , apalagi aku. Lalu, intuisiku muncul, aku puitis sekali ternyata. Aku mengajakmu ke suatu tempat dimana kita bisa makan banyak tapi murah . aku mengajakmu kebut-kebutan di jalan desa itu, kamu hanya tersenyum dan memintaku jangan ngebut lagi.

HUJAN SUDAH DATANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang