Pagi yang cerah adalah awal yang menyenangkan untuk memulai hari. Tapi, tidak dengan gadis bermata coklat ini. Entah pagi yang cerah ataupun mendung, tidak akan mempengaruhi harinya. Akan tetap seperti biasanya.Gadis cantik bermata coklat ini sudah selesai bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Ia hanya tinggal mengisi perutnya, kemudian berangkat ke sekolah.
"Pagi papah, pagi mamah!" Sapa gadis ini dengan senyum yang manis.
"Eh Viona, adik kamu mana? Kok belum turun." Ujar Linda-mamanya.
"Iya, Shisil mana? Coba kamu lihat adikmu dikamar. Jangan malah langsung turun buat sarapan. Adik kamu juga mau sarapan." Ujar Rio-papanya.
Seketika senyum gadis itu menghilang bagai ditelan bumi.
Bagaimana tidak? Ia berniat menyapa kedua orangtuanya, bukannya dibalas ia malah dimarahi karena adiknya belum turun.
"Maaf pah. Vio pergi liat Shisil dulu yah pah." Jawab Viona.
Baru saja ia ingin memanggil adiknya. Adiknya sudah muncul dengan senyum khasnya.
"Pagi pah,mah!" Sapa Shisil.
"Pagi sayang!" Balas mama dan papanya bersamaan.
"Kok lama banget sih turunnya, sini makan dulu sayang."
"Iya, itu mama udah masakin Shisil makanan kesukaan Shisil. Mama ambilin dulu yah sayang." Ujar mamanya.
"Yeea! Buruan mah Shisil laper." Rengek gadis itu.
Viona yang melihat perhatian mama dan papanya ke Shisil merasa sedikit iri. Namun, ia langsung menepis perasaan itu.
"Shisil itu adek lo Vi! Yakali lo iri sama dia, Lo gak boleh manja!"batin Viona menguatkan diri.
"Mah,pah Viona berangkat dulu yah!" Pamit Viona sambil mencium tangan kedua orangtuanya.
"Hmmm." Kata papanya.
"Vio! Kamu pergi duluan yah?" Tanya mamanya.
"Iya ma." Jawab Viona
"Ya udah gakpapa, yang penting nanti di sekolah jagain adik kamu yah!" Pinta mamanya.
Pupus sudah harapan Viona, baru saja ia berharap mama atau papanya mengucapkan "hati-hati di jalan". Namun itu, hanya angannya saja.
"Shisil bukan anak kecil ma, kakak itu gak bisa selalu jagain Shisil ma. Kan masih banyak yang harus dilakukan kakak disekolah." Jawab Shisil.
"Terserah kamu sayang, Vio liat betapa pedulinya adikmu sama kamu."Ujar mamanya sambil mencium kening Shisil.
"Ya sudah kamu berangkat sana!" Suruh papanya.
"Vio pergi. Assalamualaikum." Pamit Viona.
"Walaikumsalam."
*****
Kringg.. Kringg... Kringg
Bel istirahat berbunyi membuat siswa-siswi di SMA Prathama2 berhamburan keluar kelas. Ada yang memilih ke kantin, ada yang ke lapangan, ada juga yang ke perpustakaan, bahkan ada yang hanya berdiam diri dikelas.
Sedangkan gadis bermata coklat ini lebih memilih pergi ke perpustakaan untuk mengembalikan buku pinjamannya.
"Viviiii! Viviii!" Teriak seorang gadis dengan suara yang memekakkan telinga.
Sontak hal itu membuat gadis yang akan ke perpustakaan itu menghentikan langkahnya sambil menghela napas pelan.
Bagaimana tidak? Dia sudah hafal betul siapa orang yang baru saja meneriaki namanya itu.