Gadis bermata coklat itu mengikat rambutnya sebelum mencari buku. Kemudian ia menyusuri rak-rak buku. Selang beberapa menit ia menemukan buku yang dibutuhkannya untuk tugasnya nanti. Namun, buku itu terdapat di rak yang paling atas.Gadis itu menyadari ukuran badannya yang masuk dalam ukuran minim. Hal itu tidak membuatnya patah semangat ia tetap berusaha mengambilnya dengan berjinjit. Tapi, usahanya sia-sia ia tetap tidak bisa mengambilnya. Ia pun menghela napas. Baru saja ia ingin berbalik, ia dibuat kaget dengan sebuah tangan yang dengan mudah mengambil buku tersebut dan saat ia berbalik betapa terkejutnya dia melihat seorang pria berhidung mancung dan mata berwarna hazel didepannya. Jaraknya begitu dekat .
"Kalo gak nyampe, gak usah so ketinggian mau ngambil sendiri. Minta tolong kek sama yang lain. Nih!" Ujar pria beralis tebal itu dengan nada datar.
"Ya udah kali santai aja! Kalo gak ikhlas bantuin, ya gak usah bantuin. Sini bukunya!" Jawab Viona dengan ketus.
Seketika mood-nya menjadi buruk karena mendengar nada pria itu yang terdengar menjengkelkan.
Viona berniat pergi meninggalkan pria menjengkelkan itu. Namun, langkahnya terhenti saat pria itu kembali berbicara.
"Pernah dengar kata terima kasih?" Tanya pria tampan itu.
Viona yang merasa pria itu menyindirnya berbalik, lalu memicingkan matanya kesal. Pria ini benar-benar membuatnya kesal.
"MA.KA.SIH!" Ujar Viona penuh penekanan di setiap katanya. Kemudian pergi dari hadapan pria menjengkelkan itu.
Hal itu membuat pria tadi menarik sebelah sudut bibirnya ke atas.
*****
"Viviii!" Teriak seorang gadis dengan suaranya yang sangat merdu.
Siapalagi kalau bukan Meli?
"Bisa gak sih gausah teriak-teriak? Kuping gue sakit dengernya." Ujar Viona ketus.
"Kenapa lo? Kok tiba-tiba galak gini? Pasti ada yang bikin lo jengkel ya?" Tanya Meli sambil memicingkan matanya.
Ia tau persis bagaimana sahabatnya yang satu ini, gadis ini sangat moody-an. Dan dia tau bahwa sekarang mood gadis ini sedang buruk.
"Ah! Gatau tuh gue ketemu cowok gila, sudah gak usah dibahas. Btw, mana Selvi sama Keysha?" Tanya Viona.
"Mereka balik ke kelas, lupa ngerjain PR mereka. Nih pesanan lo, mau makan dimana?" Jawab Meli.
Oh iya, Selvi dan Keysha berada di kelas XI IPA 5 , mereka sekelas. Meli di kelas XI IPS 1. Sedangkan Viona ia di kelas XI IPA 3.
"Di kelas aja gih, soalnya gue laper banget. Belum nger-"
Bruukk...
Belum sempat gadis itu menyelesaikan kalimatnya, sebuah tubuh tegap menabrak tubuh mungilnya.
"Aww! Lo kalo jalan pake mata dong!" Ujar Viona sambil mencoba berdiri. Bahkan, pria yang menabraknya tadi tak berniat membantunya
"Mana ada orang jalan pake mata!" Ujar pria yang menabraknya.
"Kok suaranya kaya gak asing yah?" Batin Viona.
Gadis itu langsung menatap wajah pria yang menabraknya dan ia menemukan seorang pria beralis tebal, hidung mancung, dan mata hitam yang tajam.
"Lo?!" Seru Viona.
Pria tampan itu hanya mengangkat alisnya sebelah. Sedangkan Meli hanya diam saja.
"Pantes aja lo kan gak punya mata jadi gak bisa jalan dengan benar!" Ujar Viona dengan sarkastis.
"Lo buta? Gak liat ini." Ujar pria itu datar sambil menunjuk matanya.
"Kalo punya kenapa gak digunakan?!" Tanya Viona.
"I think you not stupid but i am wrong."
"Jadi maksud lo gue bego? Yang bego itu lo! Jalan kok gak pake mata?"
"Jalan itu pake kaki." Ujar pria itu datar.
"Gue tau! Tapi jalan juga pake mata!" Seru Viona.
"Buktinya orang buta bisa jalan tanpa mata."
"Orang buta juga punya mata kali!" Ujar Viona.
"Gue juga punya." Imbuh pria itu.
"Tapi gak lo gunakan pas jalan!" Seru Viona sarkastis sambil memutar bola matanya.
"Orang buta gunakan matanya pas jalan?" Tanya pria itu datar.
"Berarti lo sama kaya orang buta!" Ujar Viona yang sudah kehabisan kesabarannya.
"Yang penting gue bisa jalan." Ujar pria itu santai.
Skak! Viona kehabisan kata-kata. Pria ini benar-benar menyebalkan.
"LO?! Lo bener-bener yah! Lo-"
"Udah-udah Vi, bentar lagi masukan. Lo belum makan." Lerai Meli setelah tersadar karena keributan yang terjadi.
Ia tidak mau temannya sampai bermasalah dengan pria tampan itu. Meli tahu betul siapa pria itu.
"Nafsu makan gue hilang gara-gara si nyebelin ini." Ujar Viona lalu melangkah pergi.
"Eh makanan lo Vi?!" Tanya Meli.
"Kasi makan aja tuh si muka datar." Teriak Viona sebelum menghilang.
Sedangkan pria yang disebut hanya mengangkat alisnya sebelah saat Meli terlihat ketakutan.
"Ehh, ini nih batagornya makan yah gal! Gue cuma disuruh sama teman gue kok." Ujar Meli memberikan mangkoknya sebelum ngacir.
Gal? Ya, pria itu Regal Degantara Adijaya. Trouble maker dan Most Wanted di SMA Adijaya. Siapa yang tidak mengenalnya? Seluruh SMA Adijaya mengenal ketua dari geng Eagle ini. Geng yang paling ditakuti di jalan mereka memang masih SMA, tapi hal itu tidak membuat orang-orang menjadi berani dengan geng tersebut.
Viona? Tentu saja ia mengetahui tentang si Most Wanted di SMA Adijaya ini. Tetapi, ia tidak pernah melihatnya secara langsung. Ia hanya sering mendengar Meli dan Selvi yang membahas pria itu.
"She is very cute. Viona Aprillia" Batin Regal sambil tersenyum kecil.
Jangan Lupa Votment Yah! Hehe