Gadis di Bawah AC

28 14 0
                                    

Hari itu adalah hari rabu, hari pertama kegiatan MPLS disekolah SMP ku yang baru. Bagi yang tidak tau, MPLS itu seperti MOS. Hanya namanya saja diubah, sistemnya sih sama saja. Berada ditempat baru seperti ini, tentu sangat berat bagi diriku. Tempat ini terasa sangat asing bagi ku. Tak kenal siapa pun, tak tau daerah mana pun. Begitu sampai disekolah aku langsung mencari kelas yang sudah ditentukan.

Saat aku masuk, sudah menunggu wajah - wajah yang betul-betul asing bagiku. Melihatnya membuat ku grogi dan malu, dengan segera aku mengambil tempat duduk paling belakang. Ya aku grogi karena baru pertama kali bertemu dengan mereka dan malu karena takut membuat kesalahan yang memalukan. Tak lama kemudian datanglah seorang guru yang memperkenalkan dirinya sebagai wali kelas kami. Dia lalu menyuruh kami maju satu persatu dan memperkenalkan diri masing-masing. Dan jujur aku tak mendengarkan apapun saat sesi perkenalan ini. Yang kulakukan hanya duduk dan menggambar dibuku tulis yang kubawa.

Hari pertama memang cukup membosankan. Aku hanya diam dan tak peduli terhadap sekitar. Karena memang tak ada yang kukenal. Tapi hal yang membuatku cukup tertarik adalah seorang anak perempuan yang duduk dibawah AC dikursi paling depan sana. Aku tak sengaja melihatnya saat ku sedang mengamati suasana kelas. Dan entah mengapa saat pertama melihatnya aku merasakan ada suatu hal yang berbeda dari dirinya. Aku tidak tahu apa itu tapi aku yakin ada sesuatu.

Senyuman manisnya mempesona diriku seketika. Sebenarnya ia tidak terlalu cantik, tidak juga terlalu tinggi. Kulitnya agak coklat sebagaimana anak Tambun pada umumnya. Tapi wajahnya imut dan manis, ditambah dengan lesung pipinya yang menawan. Dia selalu bersama 2 temannya. Mungkin mereka bertiga adalah teman dari SD yang sama. Jadi mereka terlihat akrab satu sama lain. Hari itu hanya dialah seorang yang mampu menarik perhatian ku.

Aku ingin tau namanya, tapi aku malu untuk berkenalan. Ahhh...kenapa aku tak mendengarkan saat ia sedang memperkenalkan diri tadi. Satu-satunya cara untuk mengetahui namanya hanya dengan menunggu seseorang memanggil namanya. Sampai saat seseorang memanggilnya dengan nama Syifa, aku lalu berpikir mungkin itulah namanya.

Hari terakhir MPLS saat itu adalah menghias kelas. Aku sudah berkenalan dengan beberapa anak kelas ku. Salah satunya adalah teman dari perempuan bernama syifa itu. Sebut saja namanya Budi. Tapi saat kutanya tentang temannya itu ia malah tertawa.

"Kok syifa sih. Itu mah temannya yang pendek itu. Kalau yang ada lesung pipinya namanya Katrina" jelas Budi.

Ya hari itu aku tau...namanya adalah Katrina...

Kata Budi, Katrina adalah seorang murid teladan sejak SD. Memperoleh nem sebesar 29, selalu juara kelas, dan menjadi anak kesayangan para guru. Saat itu yang kupikirkan adalah betapa pintarnya dia. Aku kagum padanya...dan kurasa ia cocok ku jadikan rival untuk urusan nilai. Karena itu akan memacu semangat belajarku. Tapi apakah perasaan ku saat itu hanya kagum semata? Tidak lebih maupun kurang? Tak ada yang tau...

Hey KatrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang