Adik ku...

363 9 0
                                    

Hidup sebagai keluarga kecil yang bahagia tidak bisa lepas dari pikiran ku. karena sekarang aku sudah memiliki Ibu dan seorang adik. Sebagai kakak aku sangat menyayangi adik ku karena aku tidak mau dia merasa kesepian jadi setiap aku bermain pasti selalu ku ajak dia keteman ku.
Hari ini aku sudah mulai masuk kelas 3 SD sudah banyak hal-hal berlalu dengan aku, ayah, luccy, dan thea. Aku merasa ini adalah yang aku inginkan.memiliki keluarga kecil yang saling mejaga satu sama lain.
"Duh jalan kerumah jauh banget ya capek aku" grutu ku keteman ku indri
"Kamu kurang sabar sebagai manusia theo" jawab sinisnya
"Ah.. Coba saja luccy mau meberi ku sepeda aku bisa lebih cepat kesekolah"
"Kamu mah maunya bisa datang lebih pagi dari aku kan?" tanya nya sambil sedikit marah
"Hehehe... Ketahuan ya..."
Indri ini adalah teman ku sekelas. Aku bertemu denganya waktu kelas 1 Sd. Ya tak ada yang istimewa antara kami cuma dia tetangga kompleks sebela dan dia cewek agak nyebelin.
Sesampai dirumah aku di sambut sama thea dengan tangisan keras. Aku heran kenapa dia menangis seperti ini.
"Kakak...."
"Iya kamu kenapa theaa"
"Aku memutilasi kak"jawabnya sambil menagis
"NANI...........!!!!!"
Aku terkejut kenapa adik bisa memutilasi, apa yang dia mutilasi aku mulai merinding.
"Tunggu tunggu apa yang terjadi sebenarnya aku bingung"
"Aku memutuskan kaki kak"
"Bentarr bentar kaki siapa...!?" jawab ku terkejut
"Kaki barbieee kak"
"Hadeh...."
Kukira apa yang terjadi. Ya seperti ini lah adik ku. Lalu aku berusaha meperbaiki mainan barbienya itu ya. dengan tatapan tajam dia memperhatikan aku sangat serius aku sempat bingung ke adikku satu ini dia belajar kata mutilasi dari siapa?.
"Yah sudah selesai" sambil mengembalikan mainan barbienya thea
"Wahhhh kakak hebaatt..."
"Sudah pastikan. Thea setiap ada masalah bilang ke kakak ya jangan langsung nagis"
"Aku ngak ganggu kakak kan?"
"Tenang aja serahin ke kakak mu ini" dengan Pd ku jawab pertanyaanya.
"Makasih kak"

Seminggu berlalu hari ini di sekolah ku akan di adakan lombah lari. Ini sudah rutinitas sekolah ku menyambut datang pekan olahraga nasional. Sudah pasti teman sekelas ku memilih ku karena di antara mereka lari ku yang paling kencang.
Aku berjalan menujuh lapangan bersiap memulai pertarungan antara kelas 3 sd. aku sudah memulai menggambil ancang-ancang dan bersiap begitu aba-aba "go" aku langsung berlari sekuat tenaga. Tapi ternyata aku mulai tertinggal. Lalu ada suara dari samping kiri. "Kakak semangatt .... Kakak berjuanglah.." yoshhh teenyata itu dari thea. Aku langsung bersemangat lagi pikiran ku kembali optimis tanapa sadar aku berlari sangat cepat satu demi satu lawan aku lewati ya dan aku berhasil memperoleh juara 1. Aku langsung berlari ke arah thea.
"Wahhh kakak menang " sambil memeluku thea
"Makasih theaa " jawab ku dengan senang
Tapi ada tatapan seperti mengejek dari belakang. Yap dan betul si luccy menatap sambil.cengar cengir melihat thea memelukku. Dasar wanita ini.
Sesampai di rumah karena badan ku penuh keringat jadi aku mandi. Setelah menggambil handuk aku langsung masuk ke bak mandi. Ku pikir ah betapa nyamanya.tiba-tiba brakk suara pintu terbuka.
"Kakak ayo mandi bareng..."
"Uwahhhhhh thea " aku buru- buru mengambi anduk dan berlari keluar kamar mandi
"Kakak Kenapa ngak mau mandi bareng ? Kenapa sih" tanya thea
"Soalnaya aku bukan anak kecil lagi" jawab ku.
Tak lama luccy datang dari arah ruang tamu dan dia cengar cengir dan bertanya.
"Ada apa sih ini" tanyanya sambil tersenyum
"Mama kakak ini ngak mau mandi bareng"
Sambil thea menariku aku berusaha meminta pertolongan luccy tapi dia seakan ngk perduli dan keluar senyuman usil dari bibirnya.
"Dasar luccy kampret"
"Walahhh... Theo kamu lang mandi ya . da dahh..." sambil meninggalkan kami.
Aku benar - benar merasa kesal sama luccy rasanya pingin ku tendang kakinya dasar kamvret.
Seperti biasa hari ini panas. Aku yang mulai ke panasan berlari pulang ke rumah.sesampai di rumah aku langsung lari kekamar lalu ku lempar tas ku ke kasur. Aku buru - buru berlari karena ingin segera bermain aku tergesah gesah menuruni tangga hingga tak sengaja menabrak thea yang berjalan dari ruang tamu.
"Aduh... Kamu ngak apa apakah thea " tanya ku panik
"E..engak apa-apa kok" jawabnya sambil tersenyum
"Huh.. Syukurlah"
Lalu kulihat adik ku seperti dia curi-curi pandang aku sempat khawatir padanya.
"Ka...kakak aku boleh ikut." tanya thea
"Ngak boleh" jawab ku sedikit panik
"Kenapa kak?"
"Sekarang aku uda besar aku ngak bisa main terus sama kamu "
"Ta..tapi kak"
" sudah dulu ya dah..." jawab ku sambil meninggalkannya
"Hati-hati" seperti rada kecewa
Di sepanjang jalan aku terus kepikiran apa aku menyakiti thea. Aku tau dia hanya ingin main dengan ku dan aku sadar kalo seamakin ada jarak di antara aku dan thea. Jadi aku putuskan besok akan mengajaknya kerumah teman ku bermain.
Lalu esoknya sesudah sarapan dengan thea aku sebenarnya ingin menunggunya selesai makan tapi dia sepertinya panik takut aku tinggal main di hari minggu ini dan dugaan ku benar ketika aku menaruh piring di belakang dia cepat-cepat ingin menghabiskan makananya aku tercengir sambil berkata.
"Nahh.... Sekarang mau main kemana ya ?"
"Anu.. Anu " thea kebingungan mau bicara apa
"Thea kamu mau ikut"
"Iyaaa aku bolehh ikut? " tanya dia penuh semangat
"Yap ayo"
Aku ingin mengajaknya kerumah indri karena keluarga ku dan keluarganya sangat dekat bahkan ayah bersahabat dengan ayahnya indri dulu waktu kecil. Sesampai di rumah indri aku memanggilnya"indri main yukk" dia langsung keluar
"Wahh theo, thea tumben main"
"Yosh aku lagi bosan di rumah hehehehe"
Kukira di sana kita akan bermain ya. Dan indri malah mrngajak belajar dengan alasan besok ulangan semester sementara thea sedang asik nonton tv Sepertinya thea hanyut dalam kesenangan
"Theo kamu ngak ikut belajar?" tanya indri meremehkan aku
"Sini aku bantu kamu dengan kejeniusan ku"
"Wah terima kasih theo" jawab indri dengan senang.
Ada stengah jam berlalu sepertinya indri mulai mengerti apa yang aku ajarkan padanya tiba-tiba thea berteriak.
"Ahh membosankan!"
"Kenapa kok tiba-tiba marah thea"
"Bodoh ah! Kakak bodoh!"
Aku ngak mengerti kenapa thea tiba-tiba marah sama aku. Ini membuatku berfikir apa dia bosan karena tidak bermain.
Lalu esoknya thea ingin ikut aku main lagi aku sudah berkata jangan ikut tapi dia tetap ingin ikut. Utuk mencegah dia supaya tidak ikut jadi ku beri syarat begini "kalau kamu bisa mengejarku kamu boleh ikut" kupikir dengan syarat seperti itu dia akan behenti mengikuti ku jadi ku langsung berlari meninggalkanya.
Dia memang tertinggal jauh di belakang tapi aku terus kepikiran dia. Apa dia tidak mengikuti ku tapi benar saja hujan mulai turun aku semakin khawatir apa thea mengikuti ku jadi aku putuskan kembali. Dan ternyata betul dia menangis sambil mencari ku.
"Yo..." ku sapa sambil mnjitak kepalanya
"Aduhhh.. Ka.. Kakak"
" kenapa kamu menagis? " tanya ku
"A.aku ngk nangis...! Apa kamu mencari ku?"
Dia melihat ke arah ku seperti penuh harap jadi aku katakan padanya
"Mana mungkinlah" sambil mngandengnya
Dia pasti marah pada ku terlihat dari wajahnya aku yakin setelah ini dia akan membenci ku tapi. Meskipun dia membenci ku aku akan tetap sayang padanya karena dia adik ku.

Kakak mohon dukunganya ya jangan lupa kasih bintang agar kami bisa terus berkarya terima kasih

karena aku cinta kamu..💓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang