"Rin, besok seminar apa UTS ya?"
"Prioritas lo apa?"
"Lo."
Temen rasa pacar? Atau gue aja yang baperan?
ㅡPark Hyerin, korban friendzonenya Jung Jaehyun.
Eh apa cuma dianggap study buddy ya?
Mata bulat gadis itu masih memerhatikan Jaehyun yang tengah duduk di sampingnya. Memerhatikan bagaimana tangan lentik laki-laki itu memegang bolpoin dan menggoreskan angka-angka di kertas dengan begitu anggunnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hyerin heran. Bagaimana bisa hanya dengan melihat Jaehyun yang fokus mengerjakan soal matematika untuk ujian tengah semester yang akan dilaksanakan 20 menit lagi mampu membuat irama detak jantungnya menjadi lebih cepat.
Hyerin terpana. Bagaimana bisa hanya dengan melihat bibir semerah cherry yang bergerak perlahan menggumamkan angka-angka ketika Jaehyun berpikir mampu membuat jantungnya terasa akan meledak.
"Kayak gini, kan?"
Hyerin buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah kertas yang masih ditulis oleh Jaehyun. Mencoba mengembalikan akal sehatnya yang sempat terbang. Hyerin terpukau. Baru setengah jam yang lalu Jaehyun mengeluh padanya tentang materi logika yang akan membuatnya mati dan meminta Hyerin untuk mengajarinya. Lalu sekarang dengan lancarnya Jaehyun mengisi soal-soal logika ini.
"Pinter," ucap Hyerin dengan nada meledek. "Bayinya siapa ini?" goda Hyerin.
Jaehyun tertawa gemas mendengar Hyerin meledeknya, kemudian mengangkat kepalanya untuk bertemu pandang dengan Hyerin. Tangan Jaehyun terangkat untuk memegang kepala Hyerin dan mengusak rambutnya gemas.
Satu hal yang Jaehyun tidak tahu.
Bahwa pada detik itu juga, Hyerin berpikir ia akan mati terkena serangan jantung akibat rasa senang berlebih.
Hyerin tahu tak seharusnya pikiran ini melintas di kepalanya barang sedetik saja.
Tapi apakah salah jika Hyerin berharap bahwa Jaehyun juga memiliki perasaan yang sama dengannya?
