Bantu gue

3.1K 390 27
                                    

"Gyu."

"Hm?"

"Mingyu."

"Iya?"

"Kim Mingyu."

"Sekali lagi manggil gue, gua bekep bibir lo pake bibir gue."

Hyerin ketawa liat reaksi Mingyu yang sesuai dengan ekspektasinya.

"Nih, bekep aja," ujar Hyerin dengan nada menantang dan memajukan wajahnya mendekati Mingyu yang sedang memaikan game online di ponselnya.

"Mundur. Gue sosor nyaho lo nanti."

Hyerin terkekeh pelan dan kembali ke posisi semula. Kembali bersandar pada kursi kayu. Kelas masih kosong. Emang dasar mereka yang kecepetan datengnya karena sebelumnya melipir dulu ke perpus buat minjem buku. Akhirnya mereka milih duduk di baris ketiga deket jendela. Tentu aja disertai adu bacot siapa yang berhak duduk di deket jendela, dan tentu aja dimenangkan oleh Hyerin.

Makanya sekarang Mingyu lagi aksi mengibarkan bendera perang dingin sebagai wujud rasa ngambeknya dengan nyuekin Hyerin dan milih main game. Bocah banget emang.

"Gyuㅡ gue belom selesai ngomong, kampret. Jangan mau ngegas gitu dong komuk lo."

"Bodo, anjiran."

"Gyu, gak ada niatan macarin gue?"

Jari-jari Mingyu yang sibuk menekan-nekan layar, seketika terhenti. Berusaha mencerna maksud dari kalimat yang dilontarkan Hyerin. Ketika gak menemukan jawaban di otaknya sendiri, Mingyu mengalihkan pandangannya untuk menatap Hyerin. Mencoba mencari penjelasan.

"Maksud lo apa?"

"Kurang jelas apa lagi pertanyaan gue?"

"Abis kejedot lo ya? Otaknya miring gitu."

"Sialan, lo."

"Kenapa nanya gitu?"

Hyerin diam sejenak.

"Pacaran, yuk?"

Kini Mingyu yang diam sejenak. Bener deh kayaknya Hyerin abis kepentok. Otaknya bener-bener udah gak beres. "Ke dokter, yuk."

Mingyu udah siap-siap beranjak dari tempat duduknya dan akan menarik Hyerin untuk membawanya ke rumah sakit kampus, sebelum Hyerin menahan tangan Mingyu. "Gue gak sakit, anjing."

"Lo jelas-jelas sakit."

"Enggak. Otak gue baik-baik aja."

"Hati lo yang enggak."

Hyerin kembali terdiam. Mungkin bener apa yang Mingyu bilang. Hatinya enggak baik-baik aja. Rasanya sakit sampe napas pun rasanya malah sesak.

"Gyu..." cicit Hyerin. "Bantu gue..." suara Hyerin melemah bersamaan dengan matanya yang memanas dan air mata yang perlahan berkumpul di pelupuk matanya.

Hatinya benar-benar enggak baik-baik aja. Kayak ada ribuan belati yang nusuk paru-parunya dan rasanya sesak setiap kali bernapas. Hyerin ingin menyuarakan isi hatinya yang sebenarnya. Susahnya memendam perasaan yang orang lain gak tau itu nyata. Gimana sesaknya gak bisa cerita ke siapa pun tentang kondisi hatinya yang terluka dan gak ada tempat bersandar. Yang bisa Hyerin lakuin cuma berpura-pura bersikap tegar.

Bibir Hyerin bergetar, matanya yang berkaca-kaca menatap Mingyu dengan pilu. Tangannya mendadak terserang tremor.

Mingyu yang melihat Hyerin begitu hancur, dengan sigap membawa tubuh ringkih itu ke pelukannya. Mingyu gak pernah melihat Hyerin sehancur ini. Hyerin yang dikenalnya sebagai gadis yang kuat dan tahan banting, kini seolah dapat hancur berkeping-keping kalo dia menyentuhnya barang seujung kuku.

Tubuh bergetar di dekapannya menjadi pertanda bahwa gadis itu sedang meluapkan seluruh air matanya. "Lo boleh nangis sepuas lo, Rin. Ada badan bongsor gue yang bisa nutupin muka lo, jangan khawatir."

"Tolongin gue..." ucapnya bergetar di tengah isakkan hebatnya.

Mingyu mengelus sayang surai Hyerin, menghantarkan friksi menenangkan. "Iya, gue pasti bantu lo. Jadi, lo cuma boleh nangis hari ini aja. Karena mulai detik ini, ada gue yang bakal bikin lo bahagia setiap waktu."


🌹🌹🌹

Chapter kemaren itu bukan ending gengs 😂

Aku cuma berniat mau cepet2 endingin work ini, tapi bukan chapter kemaren hihi

Kalo udah end, pasti ada tulisan END di akhir chapter wkwk

Sebenernya aku dihadapkan sama dua pilihan.

Happy ending

Atau

Sad ending

Karena aku bingung banget mau kisah Hyerin berakhir kayak gimana.

Tapi sekarang aku udah yakin gimana endingnya hahahaha

Makasih buat kalian yang selalu komen dan vote work ini, kalian itu moodbooster aku tau ga ❤

Friendzone? ㅡJaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang