Dia

19 5 0
                                    

Jam pukul 7.Andra bangun dari tidurnya kembali ke cerita nyata kehidupanya.Hordeng jendela yang sudah terbuka membiarkan cahaya matahari masuk kedalam kamar.Sinar matahari hangat menembus wajahnya silau sehingga andra tak sepenuhnya memubuka mata.Ia meluruskan badannya lalu bangun.Tidak lupa kebiasaan setiap paginya ia menuju ke balkon untuk menghirup udara segar.Andara menguap dan melebarkan dua tangannya kesamping.Sehabis tidur rasa lemas masih nempel di dirinya.Ia menunduk dengan tangan kanannya yang sibuk menggaruk leher belakang ujung rambut.Tanpa rencana,kejadian yang kebetulan.Tidak sengaja ia menemukan kembali wanita berhijab.Asing.Tengah menjemur pakaian.Perasaan aneh yang pernah baru ia rasakan dua kali sebelumnya kali ini pun muncul kembali.Tatapan yang beda dan merasa nyaman dengan melihatnya.

"Andra! Tumben sudah bangun.!"Ucap rida di bibir pintu kamar menuju balkon. Belakang andara.

"Iya dong mah.Emang aku beruang apa yang tidur sepanjang musim"Ucap andra sembari menoleh kepada rida yang sudah berada di sebelahnya.

"Kamu sama tau sama beruang"canda rida.

"Yaa pangeran beruang"sahut andra lemas.

"Ya sudah cepetan kamu mandi terus sarapan bareng tuh! badan kamu bau"

"Iya mah."Andra merangkul rida menuju ke dalam kamar.

"Kamu mau buat mamah pingsan!..."rida melepaskan tangan anakya."...Buruan mandi!"

"Ok.mah"Andra tertawa melangkah mendahului ibunya.

Andra turun dari tangga sesampai ujung bawah.Badanya begitu segar tak ada lagi lemas lesah lesuh bawaan dari tidur malamnya.Kini ia begitu semangat untuk menjalani harinya.Kini baju tidur putih itu sudah berada di keranjang.Sekarang ia memakai baju pendek warna abu-abu dengan ujung lengan se siku dan celana lepis pendek.

Rida sibuk mengaduk aduk masakannya.
Sejenak rida mendiam kan masakannya lalu mengambil kotak yang tersisa hanya bubuk bubuk garam yang nempel.

"Haduuh abis lagi garam nya!"

"Mamah.Tumben masak?"tanya andra menghampiri rida.

"Andra tolong cariin garam di laci sebelah situ"Rida menujuk laci yang lumayan jauh darinya sebari mengaduk masakan.Sesuai perintah andra mencari garam dilaci yang rida tunjuk.Andra mengambil bubuk putih berkemasan tipis jernih yang menampakan isi dalamnya.

"Ini mah"andra menyondorkan kemasan berisi bubuk putih pada ibunya.

Rida yang sangat tau anak nya yang tidak pernah meraba bumbu masakan apa lagi masak.Ia menyempatkan melihat yang di dapatkan andra.

"Andra itu bukan garam tapi pecin! Coba cari lagi"

"Tapi mah di laci itu cuman tinggal ini sajah".

"Ya sudah kamu tolong beliin yah.Barangkali tukang sayur nya masih ada di depan".

"Siap mah"dengan semangat andra beranjak melaksanakan perintah ibunya.

Sesampai di dekat tukang sayur dan gerobak yang penuh dengan sayuran.

"Pak saya beli garam!"

"Iya sebentar ya mas"jawab pak sayur.

"Gimana neng udah ketemu?"

Sambil menunggu bapak penjual mengambil garam untuk nya.Andra melihat ibu ibu yang entah nannya sama siapa di sana hanya ada ibu itu pak sayur dan diririnya.Tadi ibu itu menyebut neng?.Ada apa dengan ibu-ibu itu?.

Cinta BisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang