ᴅ ᴢ ᴜ ʟ ᴀ ᴇ ʟ ᴀ ʜ
🔆
Matahari, menyambut langkah gue pagi ini. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, gue cukup males buat berangkat sekolah karena, cewek dengan rambut sebahu yang sudah duduk digazebo depan rumah
"Nunggu apa dam kok gak berangkat?" tanya papa sambil berlalu nyium bunda.
"Papa aja noh yang anterin Herin. Damas males"
"Ya trus bilangnya gimana ujang!? Udalah sono anterin aja toh juga satu sekolah"
Dengan berat hati gue pamitan sama mareka trus nyamperin Herin.
"Kok lama sih dam? Biasanya berangkat pagi."
Setelah Herin naik gue langsung gas tu motor ke sekolah tanpa ada niatan buat njawab pertanyaan Herin barusan
Selama perjalan gue gak banyak begitu nanggepi cerita Herin tentang tugas makalah ekonominya.
"Gue duluan nanti lo pulangnya sama junan gue ada urusan" tanpa nunggu jawaban dari Herin gue langsung jalan menuju kelas.
Junan yang lagi nulis langsung ndongak pas dengar suara tas yang gue lempar ke kursi
"Santai dong asu ntar kena muka gue gimana!?"
Gue duduk disebelahnya Junan,-ngelirik apa yang dia tulis, "yaampun tugas prakarya eh ini anak kelas olimpiade udah kan??"
"Ya mana gue tau jupri!!"
🔆🔆🔆
"Itu kenapa ada poster fotonya Sultan?" tangan gue terangkat, menunjuk deretan kertas berukuran A3 yang berjejer memenuhi koridor lantai 3."Ketos" jawab cewek yang ada disebelah gue singkat
"Sultan!? Sultan David Angkara, jadi ketos!?"
Sultan yang kalakuannya 11 12 sama Sukma jadi ketos? Mau jadi apa sekolah kita satu tahun kedepan
"Jadi ngerjain apa gak" Cici mengayunkan buku paket prakarya didepan gue yang masih natap deretan poster tadi gak percaya
"Iyalah. Saya nanti-"
"Jangan pake saya. Biasa aja"
"Oh iya. Gue nanti boleh gak nganterin lo pulang?"
"Gue dijemput"
Setelah itu hening, gue sibuk nyalin jawaban yang dia kasih garis bawah
"Ci mulai sekarang kita temenan kan?"
"Iya"
Setelahnya, Cici pergi ninggalin gue diperpus sendirian. Pengen nyegah dia buat pergi, tapi gak berani. Hehe
🔆🔆🔆
Temaram senja sudah diganti dengan langit gelap bertabur bintang. Dan gue, nonton tv dikamar ditemani satu toples biskuit roma kelapa
Sejam, dua jam, dan setelahnya mulai bosan
"Bunda... Damas gabut" bunda mendongak, mengalihkan padangannya dari laptop ke pintu yang gue buka
Bunda merogoh laci meja kerjanya, "Dam beliin bunda ronde ya?" lalu menyodorkan selembar uang. Dan gue terima dengan senang hati
"Ay ay kapten"
Berangkatlah gue ke alun-alun. Malam ini cukup terbilang sepi, karna gue gak mendapati outlet makanan diujung alun-alun sedang beroperasi.
Dan untungnya pak Rohmat -tukang ronde langganan bunda, masih jualan.
"Pak ronde satu" suara gue bertabrakan sama suara cewek yang ada disamping kanan gue. Dan bener dia, Cici
"Lo aja" gue mempersilahkan dia duduk ke kursi plastik yang gak sengaja kita tarik bareng
"aneh ya..." Gue memandang jauh ke atas langit. Menatap para bintang yang dengan indah bertaburan diantara gelapnya langit
"Apanya?"
Gue menunduk, "....ya aneh aja gue sekolah setiap hari tapi gak pernah tau kalau misal ada cewek kayak lo disekokah" pandangan gue beralih ke dua bintang yang lebih indah,
"Kayak gue gimana"
"istimewa, punya dua bintang cantik banget "
Keningnya mengkerut, "bintang?" alis kirinya terangkat
"Mas Mbak ini pesenannya sudah siap" mamang nya ngasih dua kresek putih.
"Makasih pak" kata gue setelah ngasih satu lembar uang
"Ini uang lo"
"Gapapa, santai aja. Ini rumah lo kearah mana? "
"Gue bisa pulang sendiri"
"Ya emang bisa sih tapi ini udah malem bahaya. Nih udah jam 10 ntar kalo ada begal gimana?" gue nunjukin jam hitam yang melingkar dipergelangan tangan kiri gue
"Jl. Hasanudin"
Gue nggandeng pergelangan tangannya, jari-jari gue menyela beberapa utas benang yang melingkar disana, "Tenang gue tau daerah situ. Yaudah gue anter" sama sekali memberi celah untuk menolak
"Itu rumah lo?"
Cici ngangguk, "yang sampingnya dikit lebih tepatnya" telunjuk kirinya menunjuk rumah besar didominasi cat warna abu-abu pastel
"Yaudah masuk gih. Tangan lo dingin, makan rondenya trus tidur" dengan lancangnya tangan gue terulur buat mengusak rambut hitamnya
Tubuhnya tersentak kaget, dia langsung nunduk.
Gue memilih narik kembali tangan kanan gue, "Eh gue lancang ya? Maaf"
"Gapapa. Makasih udah nganterin gue" katanya sembari melukis senyum dengan bibir pink-nya
".... Semoga gue bisa kesini lagi, "
♦♦♦
ᴅᴢᴜʟ, 2k19
ᴄᴏᴄᴏᴛɴʏᴀ ᴀᴜᴛʜᴏʀ;
........
Btw, ini revisi mulai awal lagi.
Makasih buat udah mau baca, apalagi pencet bintang sama comment.
Kucinta kalian💚💚Dan cover by; @hareeum
♦♦♦

KAMU SEDANG MEMBACA
ᴄᴏᴏ-ᴄᴏᴏ ; B.ʏᴇᴅᴀᴍ
Fanfiction"...apakah mereka yang cacat dan seorang ningrat tak pernah bisa terikat?" Dzulaelah ©2k19 Cover by my the best enemy, @hareeum