KUNCI SYURGAKU •Kau Kembali.

39 3 2
                                    

"Takdir yang mempertemukan, walau singkat namun begitu memberi dampak. Bahkan aku berani kembali menyebut namamu disepertiga malam keberadaanku berharap semoga keberuntungan berpihak padaku kali ini."

***

Mentari bersinar cerah, awan begitu indah menggantung diatas sana. Angin kembali menerbangkan ujung khimarku, ku langkahkan kakiku menuju tempatku menimba ilmu, tempat semua kesibukanku berasal. Belum sempat kakiku menginjak lantai bangunan ini, teriakan seseorang memaksaku untuk berbalik badan.

"Icaaaaa!!!!!!"

ahhh aku mengenal baik suara ini, kulihat seorang wanita tengah berlarian menuju kearahku seraya merentangkan kedua tangannya dan tak lama..

Happ

Seseorang itu telah ada dipelukanku saat ini.

"Icaaaaa!!!!!! Rindududududu!!!!" teriaknya tepat ditelingaku, refleks membuatku melepaskan pelukannya dan menutup rapat kedua telingaku.

"Waalaikumsalam iraaa" Sindirku.

Ica adalah nama panggilanku di kampus ini. Aku bernama lengkap asyifa nur annisa, aku berkuliah di salah satu universitas di Bandung dengan jurusan Fakultas Ilmu Hukum dan yang ada di pelukanku ini, dia Ira lebih tepatnya Nafisha Humaira Azzahra dia teman sekaligus sahabat pertamaku di kampus ini. Dia mengambil Fakultas Ilmu Keperawatan, kami tengah menyelesaikan skripsi agar bisa wisuda tahun ini. Yeeee!! 

"Hehe... Asssalamualaikum icaaaa!" ucapnya seraya tersenyum memperlihatkan rentetan giginya yang putih dan rapi.

"Caaa balik ngampus aku kerumahmu yaa" tambah ira.

"Hah? Mau ngapain?" tanyaku heran pasalnya iraa selalu menolak jika ku ajak bermain kerumah.

"Yaaa mau ketemu calon imam lah" jawabnya dengan mata yang berbinar.

"Hah? Siapa emang? Ayah?" Tanyaku lagi.

"Ya enggaklah ngawur aja" jawabnya agak sewot.

"Huhh syukurlah, lagi pula aku tak ingin punya...." Belum sempat aku menyeksaikan kalimatku, seseorang telah lebih dulu menabraku dari belakang.

"Astaga"

"Astagfirullah" Ucapku refleks bersamaan dengan orang yang menabraku.

"Astaga maaf maaf" Tambah si pemuda yang menabraku tadi.

"Kalo jalan pake mata!!!!" protes Ira.

"Lah saya kan udah bilang maaf... Biasa aja dong mbak jangan sewot" jawab si pemuda.

"Udah udah gak papa.." kataku mencoba melerai.

"Gabisa gitu dong caa dia..." 

"Udah ra" ucapku memotong perkataan ira.

"Sekali lagi maaf mbak.. Oh ya ini milikmu?" tanyanya seraya memberikan tasbih digitalku yang terjatuh.

"Ohh iyaa syuqran" jawabku, tampa sengaja pandangan kami bertemu.

DEG!!

"Ya allah, dia??" ucapku dalam hati seraya memutuskan kontak mata denganya.

"Oh baiklah, kalau begitu saya permisi" ucapnya lalu berlalu begitu saja.

"Salam salam kek" gerutu ira.

"Udah raaa, ayo masuk kamu juga ada jam pagi kan?" ucapku menenangkan ira.

"Yaudah ayo" jawabnya seraya menarik tanganku masuk.

***

      Langit mulai menghitam, hujan telah reda namun masih bisa kurasakan hawa dinginnya. Kupacu kakiku menuju halte, namun telah 30 menitku menunggu tak ada jua bis yang melintas, bahkan untuk menelpon ayah agar menjemputku-pun baterai ponselku lowbat.

"Jalan dulu deh moga moga ada bis atau taksi lewat" Inisiatifku.

Baru sekitar 10 menitku berjalan ada mobil yang menerobos jalanan yang agak banjir dan secara otomatis membuat bajuku terkena imbasnya.

"Innalillahi" ucapu refleks saat air genangan itu mengenai bajuku. Tak lama mobil itupun berhenti dan sang empunya pun langsung datang menghampiriku.

"Astaga maaf maaf mbak" ucapnya.

DEG!!

"Suara inii....." gumamku dalam hati.

"Anda??? Mbak yang tadi siang kan?" tanyanya padaku. Sepertinya ia mengenaliku dari pakaianku hari karna tak mungkin jika mengenaliku dari wajah secara aku menggunakan niqab. Akupun hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Aduh saya jadi makin bersalah nih" ucapnya agak kikuk.

"Kalau begitu sebagai permintaan maaf, saya bisa antarkan mbak sampai tujuan bagaimana?" tawarnya.

"ehh tidak perlu, tidak apa apa mas, kalau begitu saya permisi. assalamualaikum" tolakku halus sambil berlalu pergi.

"Tunggu mbak" teriaknya seraya menahan lenganku, refleks membuatku kaget dan menghempaskan tangannya agak kasar.

"oh astaga maaf maaf" ucapnya merasa bersalah.

"saya maafkan, tapi ingat jangan menyentuh saya seenak hati anda" kataku sedikit mengancam.

"Oke oke, tapi mbak menerima tawaran saya tadi. Bagaimana? lagi pula langit sudah mulai menghitam tak lama lagi pasti turun hujan" tawarnya panjang lebar.

Dan ternyata memang benar langit kembali menghitam sudah pasti tak lama lagi hujan akan mengguyur bumi dengan ragu akupun meng-iyakan ajakannya.

"Baiklah. syuqran sebelumnya" jawabku.

"Syukur kalau begitu, mari mbak" ucapnya seraya berjalan menuju mobilnya.

Sesampainya dimobil aku duduk di bangku belakang, bukannya tidak sopan hanya saja aku terbiasa menjaga jarak dengan lawan jenis. Tampa berlama lama mobilpun melaju membelah jalanan yang kini tengah diguyur hujan.

"Mbak akan kemana?" tanyanya setelah sekian lama hening.

"Ke kompleks mutiara ratu" jawabku.

"Oh baiklah" jawabnya.

akhirnya hening kembali mendominasi. setelah 15 menit sampailah kami di depan kompleks, segera ku turun dari mobil.

"Syuqran" ucapku sambil menunduk.

"Sama sama. oh iya perkenalkan nama saya Rakaviana akbar Putra" ucapnya memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangan.

"Syifa" jawabku sambil melipat tangan di depan dada.

"ahhh iya. kalau begitu saya permisi mbak syifa assalamualaikum" ucapnya kikuk seraya masuk mobil dan tak lama mobil itupun melaju.

Hujan masih belum reda hanya saja tak sederas saat perjalanan tadi. Tampa berlama lama ku lanjutkan perjalananku menuju rumah yang memang tak begitu jauh dari depan kompleks.
sesampainya dirumah langsung ku masuk menuju kamarku, untuk mengambil air wudhu dan menunaikan kewajibanku.

***

       Rembulan kembali  menemaniku malam ini, dinginnya air tak menyurutkan niatku untuk mendekati sang illahi rabbi. Masih dengan niat yang sama hanya saja namamu kembali menemaniku malam ini, setelah hampir 10 tak terdengar. Pertemuan singkat tadi membuatku berani kembali menghidupkan namamu dalam bait-bait do'aku. RAKAVIANA  AKBAR PUTRAKembali berharap semoga bukan kecewa lagi yang ku tuai. 

***

Jangan lupa tinggalkan jejak:)
Salam Pluffy^^

KUNCI SYURGAKU Where stories live. Discover now