KUNCI SYURGAKU •Kenyataan Pahit?

21 3 2
                                    

"Bersabarlah. Allah mampu mengubah hal paling buruk menjadi momen terbaik dalam hidupmu."

***

Mentari muncul lebih awal hari ini. Sinarnya mulai memaksa masuk melalui celah celah jendela kamarku. Kupaksa mata ini terbuka, Ku rasakan hampir seluruh bagian tubuhku begitu pegal.

"Astagfirullah, aku ketiduran" ucapku saat tersadar bahwa aku tertidur di atas sajadah lengkap dengan mukena yang masih melekat di tubuhku.

TOK TOK TOK

"Teh udah bangun?" Ahh bisa langsung ku tebak itu suara umi.

"Sebentar umi" Segera ku membuka mukena dan melipatnya cepat lalu berlalu menuju pintu, begitu terbuka langsung terlihat wajah teduh umi yang terbalut niqab berwarna ungu.

"Tunggu, kenapa umi pake niqab? Bukannya umi gak biasa pake niqab kalo dirumah? Oh Ada tamu Mungkin" Gumamku dalam hati.

"Baru bangun Teh?" Tanya umi.

"hehe iya umi, tadi ketiduran abis shalat subuh" Jawabku.

"Jangan dibiasain teh. Oh iya kamu gak ada jadwal ngampus kan hari ini?" Tanya umi.

"Enggak ko umi, hari ini gak ada jadwal ngampus" Jawabku.

"kalau gitu kamu cepet mandi terus turun, sarapan udah mateng" ucap umi.

"Siap bos" ucapku seraya memberikan hormat.

"Kamu ini... Udah sana cepet entar makanannya keburu dingin" kata umi seraya tertawa kecil lalu berlalu pergi. Segera ku kerjakan apa yang umi perintahkan.

     15 menit ku mandi, Segera ku turun untuk sarapan bersama. Belum sampai ku di meja makan ada hal yang membuatku terkejut pasalnya ada beberapa orang yang ikut duduk di meja makan bersama keluargaku. Segera ku duduk di sebelah adik-ku Dan yang membuatku lebih terkejut lagi, orang orang yang ikut makan dengan keluargaku itu kak Raka dan orang tuanya.

DEG!!!

"Ada apa ini?" Tanyaku penasaran dalam hati.

Kulihat Raka melirik-ku seraya tersenyum kecil. Kutundukan kepalaku gugup dan bisa kurasakan pipiku memanas saat ini.

"Akhirnya kamu turun juga nis" Kata ayah saat aku baru tiba di meja makan.

"Mari.. Pak reno buk dewi silahkan dimakan" Instrupsi umi.

"Mari mari terimakasih bu adel" Jawab wanita paruh baya yang sudah lama tak kulihat itu. Siapa lagi kalau bukan bi Dewi ibu kak Raka

Sarapan pagi kamipun berjalan dengan khidmat, hanya dentingan sendok yang terdengar memecah keheningan.

Selesai sarapan atas saran dari ayahku kami semua pindah ke ruang keluarga untuk melanjutkan obrolan. Hampir 5 menit ruangan ini hening ayahpun berinisiatif membuka suara.

"Jadi... bagaimana?" Seru ayahku to the point.

"Kalau bisa sesegera mungkin" Jawab om Reno.

"Kalau nisanya bagaimana?" Tanya bi dewi padaku dan jelas membuatku kaget.

"Apanya yang bagaimana ya bi?" Jawabku sopan seraya menunduk.

"Kau belum memberi tahunya dim?" Tanya om reno pada ayah karna melihatku kebingungan.

"Emang ayah belum ngasih tau ya nis? Astagfirullah ayah lupa" Jawab ayah seraya tertawa kecil.

"Gini sayang, kami berniat menjodohkan kamu dengan Raka bagaimana?" Tanya bi dewi seraya tersenyum.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 22, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KUNCI SYURGAKU Where stories live. Discover now