TAK LAGI BERBEDA

282 11 0
                                    

Rate: T?
.
.
Menatap mu bagaikan sebuah kebutuhan untukku
Senyum dan tawa mu adalahpemanis hari ku
Aroma mu menjadi candu setiap harinya
Membuatku ingin selalu mengekang mu

Aku setiap hari kesini, menatap orang-orang berlalu lalang, keluar masuk kereta. Aku duduk di salah satu bangku tua yang sudah berkarat, menunggu seseorang yang selalu ku rindukan.

Ku hembuskan nafas pelan, sudah lewat 30 menit yang lalu aku menunggu. Mengapa ia belum juga ku lihat, Apa ia tak pergi hari ini? Dan oh! Dia disana, pemilik surai arang dan iris sewarna gagak. Aku tersenyum saat melihatnya, meski aku tau ia tak akan pernah melihatku.

Aku sedikit tersentak, ia melambai ke arah ku. Apa ia melihat ku? Oh senangnya hati ini, hingga sebuah suara mematahkan anganku.

"Jungkook-ah"

Seseorang pria pendek? di belakang ku berlari menuju pujaan hati ku. Siapa dia? Oh aku cemburu, pria itu memeluk pujaan ku. Dan astaga! Berani sekali dia mencium masa depan ku! Akh aku tidak kuat melihatnya, aku memutuskan untuk menghilang dari tempat itu.
.
.
.
.
.

Keesokan harinya, aku datang kembali. Masih di tempat yang sama, dan melakukan kegiatan yang sama pula. Ah calon kekasih ku rupanya datang lebih awal hari ini, ku lihat ia duduk di bangku yang tak jauh dari tempat ku duduk sekarang. Sedari tadi ia melirik ke arah jam di tangannya, apa dia menunggu seseorang?

Ternyata benar, pria yang kemarin memeluk dan mencium kookie ku datang lagi. Kini ia sedang menutup mata, kookie ku dengan kedua tangannya. Cih, sok romantis. Aku tersenyum saat kookie tertawa, kemudian aku terkejut. Ia kembali melambai ke arahku, ku tolehkan kepalaku ke segala arah, kemudian kembali menatap kookie.

"Astaga!"

Aku terjungkal ke belakang, saat kookie tiba tiba berada di hadapanku. Kepalaku terkantuk cukup keras, meski aku tak merasakan sakit. Kookie tersenyum kearah ku, dan itu sukses membuatku diam tak bergeming. Hingga kenyataan menghantam diriku, perasaan bahagia membuncah. Membuat ku ingin berteriak sekeras kerasnya, saat jungkookie ku mengulurkan tangannya untuk ku.

"Apa kau tak baik baik saja?"

Oh ya tuhan, ya tuhan! Suaranya indah sekali.

"Ah, em itu... Ya aku baik baik saja."

Aku menyambut uluran tangannya. Rasanya aku ingin menarik jungkook kedalam pelukan ku, tangannya dingin sekali.

"Terimakasih"

"Hah?"

Jungkook berterimakasih padaku?  Tapi untuk apa?

"Terimakasih karena sudah mau menunggu."

"Hah? Maksudmu?"

Aku semakin di buat tak mengerti dengan ucapannya.

"Sudahlah lupakan! Ayo pergi."

"K-kemana?"

"Ke tempat dimana tak ada seorang pun yang bisa memisahkan kita berdua taehyung."

Aku terkejut, sangat.

"Dari mana kau tau namaku?"

Jungkook hanya tersenyum saat aku bertanya, membuatku semakin dipenuhi rasa penasaran. Jungkook menarik tanganku, menembus melewati dinding dan sampai di tempat lain.

Oh kini aku mengerti, dan hal itu membuatku bahagia. Aku menggengam erat tangan jungkook, dan tak akan pernah ku lepas kan.
.
.
.
.
.

Mau tau apa yang membuat ku bahagia?

Jika dulu aku tak bisa bersanding dengan jungkook karna masalah perbedaan yang begitu ketara, tapi kini tidak lagi, karena kami sudah sama. Sama-sama sudah meninggalkan raga kami.



DN~

Maafkan key kalo ada typo dan kakimat yang tidak kalian mengerti

Voment pliss 🙏🙏🙏🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oneshoot(vkook) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang