-Dua-

324 50 0
                                    


"Kok kalian ga ngabarin aku kalo udah dateng dari 2 hari lalu? Jahat bgt sumpah"

Sekarang, 2 keluarga sedang berkumpul di sebuah restaurant ternama di Canada. Restaurant ini telah di booking khusus untuk pertemuan keluarga malam ini oleh Renjun seorang.

"Kan surprise, by" jawab Renjun.

"Diem! Aku ga nanya sama kamu!" Ketus Nara sambil menunjuknya menggunakan garpu.

Seketika Renjun diam. Ngeri tjuyy

"Bener apa kata Renjun, ra. Surprise. Dan gausah sok ketus deh. Gengsi amat jadi cewe" kali ini Taeyong yg menjawab.

"Duhh udah-udah. Diem. Malu ih kaya anak kecil aja main sindir sindiran" lerai Jisoo.

"Dia tuh, kak yg mulai duluan" Nara menunjuk Taeyong.

"Het alah brisik amat manusiaa" Jeno menimbrung.

"Setelah ini kamu mau lanjut kuliah atau kerja? Dimana?" Tanya Leeteuk, papah Nara tentunya juga papahnya Taeyong.

"Kerja aja kali ya, pah? Hmm di Indo aja lah" jawab Nara seadanya.

"Wkwk, kaga mau jauh dari cowoknya ini mah" ledek Winwin, abangnya Renjun.

"Hih, ngawur banget gila." Ucap Nara sembari memutar bola matanya sebal.

Acara malam ini berjalan lancar sampai jam 9 malam waktu Canada. Selepas itu mereka memutuskan kembali ke hotel tempat mereka menginap termasuk Jeno, kembali ke apartment. Kecuali Nara dan Renjun.

"Ikut aku dulu, ya" ajak Renjun dan Nara hanya mengangguk sebagai jawabannya.

Renjun mengajak Nara ke rooftop restaurant. Bisa dilihat dengan mata Nara, pemandangan kota di sini indah. Kemerlap kota menghiasi mereka malam ini.

"Gimana? Suka ga?" Tanya Renjun sambil menyelipkan rambut Nara di telinga.

"Ga" jawab Nara ketus, ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Kamu masih marah? Kan tadi aku udah jelasin. Aku gamau masalah ini berkepanjangan yang nanti akhirnya malah nyiksa diri, ra" Renjun memegang pundak Nara dan menatapnya tajam, namun terkesan lembut.

Saat itu juga Nara terbahak-bahak.

"Lah, kenapa ketawa?"

"Eheheh, kamu lucu. Jangan terlalu serius sih, muka kamu komuk parah sumpah. Harusnya aku foto terus jadiin snapgram. Hujatan penuh deh" Nara mencubit sekilas pipi Renjun dengan gemas.

Melihat Nara tersenyum bahagia, Renjun pun ikut merasa bahagia. Gadisnya telah memaafkannya kali ini.

"Bisa juga ya, aktingnya" ucap Renjun.

"Dih apaan, kamu kali tuh" ucap Nara tak mau kalah.

"Kuliah Manjeman Bisnis kamu gimana?" Tanya Nara.

"Ya gitu, sekarang mulai skripsi nah 2 bulan lagi sidang." Jawab Renjun. Tangannya menggenggam tangan Nara dengan erat.

"Gausah erat-erat, aku gak bakalan ilang sayangku.. lagipula kita gak lagi nyebrang" Nara mencubit hidung bangir milik Renjun.

"Aku takut aja gitu" Renjun menyandarkan kepalanya di bahu Nara.

"Lebay. Yang ada aku yg ngomong gitu"

"Aku gak akan nnggalin kamu, janji. Aku lulus tahun ini, dan aku akan lamar kamu langsung di hadapan orang tua kita."

"Jangan rencanakan sesuatu sebelum waktunya tiba. Bisa aja rencana kamu saat ini diubah oleh tuhan di kemudian hari" jelas Nara.

One Reason [HRJ] {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang