CHAPTER 8

2.6K 491 33
                                    

"Kalian tidak perlu repot-repot membantu, kami berdua saja sudah cukup kok," ucap (Name) pada dua anggota MTC dan Nemu yang ikut dengan mereka.

"(Name)-san, bukannya semuanya akan cepat selesai jika banyak yang membantu mengerjakannya?" tanya Nemu.

"Lebih cepat lebih baik, kan?" tanya Samatoki kemudian, "dan aku bosan hanya menunggu di hotel seharian."

"Lagipula kami tidak bisa pergi tanpa kalian," sahut Jyuto, "kami berada di negara asing, jadi jikapun kami akan jalan-jalan, setidaknya kami perlu tour guide agar tidak tersesat."

(Name) memandang mereka bertiga, sebelum akhirnya tersenyum kecil.

"Terima kasih, semuanya."

"Terima kasih," sahut Riou mengangguk singkat.

Mereka berlima pun memasuki rumah berukuran sedang tersebut. Begitu mereka sudah masuk, mereka hanya bisa berkedip beberapa kali melihat keadaan rumah keluarga Busujima.

"(Name), berapa lama kau meninggalkan rumah ini?" tanya Jyuto.

"Eh, satu tahun?" jawab (Name).

"Tidak terlihat seperti rumah yang ditinggalkan," komentar Samatoki.

"Apa ada seseorang yang membersihkannya?" tanya Nemu.

Kemudian ada yang menepuk pundak (Name), yang tak lain dan tak bukan adalah Riou.

"Kak Riou?"

"Setelah ini ayo ucapkan terima kasih pada keluarga Rutherford karena sudah mau membantu kita menjual rumah ini," ucap Riou, "dan sudah rutin membersihkannya selama kita pergi."

"Ah, benar juga—cuma keluarga Rutherford yang punya kunci rumah kita," gumam (Name) kemudian menoleh ke arah Riou lalu tersenyum dan mengangguk, "mhm, akan kukunjungi mereka setelah semua beres."

[][][]

"Baiklah, jadi pembagiannya adalah: Jyuto-san di ruang TV, Samatoki di ruang tamu, Kak Riou halaman depan dan belakang. Terakhir aku dan Nemu-chan bagian dapur dan kamar tidur," ucap (Name) saat mereka berlima duduk di ruang TV.

"Semua alat kebersihan sudah kuletakkan di dekat pintu masuk," sahut Riou.

"Jika kalian merasa bingung dengan interior ruangan rumah ini, bisa tanyakan padaku—karena Kak Riou akan berada diluar jadi sulit memanggilnya," jelas (Name), "aku juga akan mengecek kalian sesekali."

Riou hanya mengangguk mengiyakan.

"Ah, jangan terlalu memaksakan diri kalian ya?" sahut (Name) pada mereka.

Namun tiba-tiba Samatoki berdiri lalu menjitak kening (Name)—membuat perempuan itu meringis kesakitan lalu memegang keningnya.

"Bodoh, kau yang perempuan harusnya tidak memaksakan diri," ucap Samatoki kemudian menoleh ke arah Nemu, "dan untukmu juga, Nemu—jangan memaksakan diri."

Nemu hanya tersenyum lalu mengangguk. Setelah itu mereka semua pun mengambil alat pembersih dan mulai melakukan tugas mereka masing-masing. (Name) yang cepat merapikan kamar tamu (karena dia penghuni rumah jadi tahu pasti interior rumahnya) kemudian keluar lalu mulai mengecek mereka yang bekerja di dalam rumah.

"Jyuto-san," panggil (Name) saat melihat sang laki-laki sedang duduk di sofa, "ada apa?"

Jyuto menoleh ke sumber suara, kemudian tersenyum.

"Lihat apa yang kutemukan, Miss (Name)."

Iris (Name) melebar saat melihat Jyuto membuka salah satu album yang disimpan disana, menampilkan (Name) kecil yang berumur 6 tahun sedang terlelap di sebelah Riou kecil berumur 10 tahun yang juga terlelap.

"Aaaah! Jangan dilihat!!"

"Eh? Kenapa? Kau terlihat imut disini, Miss (Name)."

"Jangan memujiku dengan nada sarkastis!"

Kemudian terdengar suara ketukan dari arah jendela ruang TV, menarik perhatian (Name) dan Jyuto, dan mereka melihat Riou membuka jendela yang setengah terbuka itu lalu mengangkat tangannya yang memegang seekor ular besar.

"(Name), aku menemukan ular ini di semak-semak, ayo kita masak—"

"Hari ini kita makan BBQ, sayang sekali."

"Oh, sekalian saja bakar ularnya—"

"Tidak! Bebaskan saja ularnya, Kak Riou!"

[][][]

"Tunggu, kamar Papa dan Mama belum dibersihkan," ucap (Name) yang sedang membersihkan panci-panci di dapur teringat tiba-tiba.

"Ah, (Name)-san ingin membersihkan kamar orang tua (Name)-san?" tanya Nemu yang mengelap meja.

(Name) mengangguk.

"Begitulah, tapi setelah aku membersihkan dapur saja," gumam (Name).

"Tidak apa-apa, (Name)-san," ucap Nemu, "aku bisa mengerjakan sisanya sendiri kok."

"Eh? Tapi ...," (Name) terdiam sejenak sebelum akhirnya menghela napas kemudian tersenyum pada Nemu, "baiklah—terima kasih Nemu-chan."

Namun saat (Name) hendak berdiri dari kursi, tiba-tiba ada yang menahan kedua pundak (Name)—membuat perempuan itu kembali duduk di posisi awalnya. (Name) menoleh ke belakang, dan melihat Riou sedang menatapnya.

"Kamar orang tua kita, biar aku saja yang merapikannya."

"Eh, bukannya Kak Riou—"

"Aku sudah selesai membersihkan halaman belakang, jadi aku sedang kosong sekarang," potong Riou, "lebih baik kau fokus pada pekerjaanmu membersihkan dapur sekarang."

(Name) terdiam, kemudian mengangguk pasrah.

"Baiklah," ucap (Name), "aku akan membantu kakak jika sudah selesai disini—"

"Tidak, setelah itu istirahatlah, kau dan Nemu belum beristirahat sejak pagi," potong Riou mengacak rambut (Name) kemudian berjalan keluar dari dapur.

(Name) yang melihat kakaknya itu hanya bisa mengerutkan alis heran.

"Kak Riou ...?"

Kemudian (Name) tersadar sesuatu, dan itu membuat (Name) langsung berdiri.

"KAKAK SENGAJA MENGACAK RAMBUTKU DENGAN TANGAN KOTOR KAKAK YA!?"

"Yang benar saja, aku membersihkan halaman dengan sarung tangan."

(Name) langsung menghela napas lega mendengar penjelasan sang kakak.

"Oh, tapi aku sempat memegang lemari penuh debu tadi."

"KAKAK!"

"KAKAK!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Little Sister » Mad Trigger CrewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang