Sudah 3 tahun sejak palu perceraian itu diketuk oleh sang hakim. Sudah 3 tahun pula Sean dan Arzy tidak lagi terikat dalam hubungan pernikahan.Mereka berpisah.
Mereka bukan siapa-siapa lagi.
Tapi perpisahan itu tidak berjalan dengan mudah karena kehadiran kedua anak mereka.
Anthariksa Artjunno Alkhantara dan Andromeda Artrayyno Alkhantara. Mereka sepakat untuk tetap membesarkan keduanya bersama, dengan membuat perjanjian yang telah mereka sepakati bersama.
Setiap hari senin-kamis Junno dan Rayyno akan bersama Arzy. Jumat-sabtu mereka akan bersama Sean, sedangkan hari minggu mereka akan tinggal bersama seperti keluarga pada umumnya.
Sudah sejak tiga tahun yang lalu mereka melakukan itu semua. Berusaha untuk tetap menjadi orang tua yang utuh, yang merawat kedua anaknya bersama layaknya keluarga sempurna yang hangat dan harmonis.
Seperti saat ini, Sean sedang tergesa-tergesa untuk menjemput kedua anaknya dirumah "mantan" mertuanya. Biasanya Sean yang akan menjemput Junno dan Rayyno dari sekolahnya, dan kemudian membawa mereka ke kantornya sebelum dipulangkan kerumah Arzy.
Tapi karena tadi Sean tiba-tiba harus mendatangi rapat mendadak yang harus dipimpinnya, mau tidak mau dia harus meminta bantuan kepada ibunya Arzy untuk menjemput kedua anaknya.
"Van kerjaan gue udah kelar kan hari ini?" tanya Sean kepada Jaevan, sekretaris pribadi yang sekaligus adiknya itu.
"Iya. Emang lo mau kemana buru-buru amat?" tanya Jaevan kepada kakak yang sekaligus bosnya itu, karena melihat Sean yang merapikan semua barang-barang nya dengan tergesa-gesa.
"Jemput anak-anak kerumah mertua" jawab Sean sambil mencari kunci mobilnya diatas meja.
"Mertua?" tanya Jaevan shock. Sejak kapan kakaknya ini punya mertua lagi?
"Mantan mertua maksudnya. Ahh...elah ini kunci mobil kemana sih?" Sean masih terus mencari kunci mobilnya dengan mengobrak-abrik meja kerjanya.
"Ohh. Bang itu disaku celana apaan?" ucap Jaevan sambil menunjuk saku celana Sean menggunakan dagunya.
Sean mengikuti arah pandangan Jaevan yang mengarah ke saku celananya. Kemudian dia menemukan kunci mobilnya yang ternyata tergantung disakunya itu.
"Ohh..iya" ucap Sean dengan cengiran khasnya, kemudian menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.
"Makanya cari istri biar gak pelupa" ucap Jaevan santai.
Sean memberikan tatapan bingung kepada adiknya itu "Apa hubungannya cari istri sama lupa naruh kunci?" pikirnya. Kemudian Sean meninggalkan Jaevan yang malah asik selonjoran sambil bermain HP didalam ruangannya.
Saat Sean sudah keluar dan ingin menutup pintu tiba-tiba Jaevan berteriak kepadanya "Jangan lupa jemput anak-anak! Bukan Bunda nya anak-anak!!" ucap Jaevan yang diakhiri dengan kekehannya.
"BACOT VAN!!" teriak Sean dari luar ruangannya. Masa bodo dengan tatapan aneh yang diberikan oleh pegawainya yang mendengar teriakannya tadi. Toh, juga sudah menjadi hal yang biasa jika kedua kakak beradik itu bertengkar dikantor.
~~~
Sean sudah memarkir mobilnya didepan halaman rumah orang tua Arzy, yang dulu juga pernah menjadi mertuanya.
Sean keluar dari mobilnya kemudian berjalan mendekati seorang wanita paruh baya yang sedang memotong rumput didepan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK&WHITE
Random"Will you back to me?"~ Artseano Alkhantara "Mudah untuk memaafkan. Tapi tidak untuk melupakan."~Arzybya Putri Angkasa #3 February, 2019