2

67 12 8
                                    

Dor!

Suara tembakan pistol yang diarahkan ke langit, atau bisa kita sebut tembakan peringatan. Tembakan itu keluar entah dari pistol siapa, yang jelas bukan dari pistol Riska

"You're lucky this time, girl..." Pria itu menggantungkan perkataannya

"But, Not later"Lanjutnya, kemudian ia dan anak buahnya langsung kabur dari tempat itu.

Riska pov

Kedua kakiku lemas, entah kenapa aku tidak bisa lagi menopangnya. Aku tak tahu, darimana keberanian tadi itu berasalnya, membuatku tangguh berhadapan dengan para pria brengsek itu.

"Kau tak apa?" Kata seorang Wanita paru baya mengangkatku ke mobil. Ia memberikanku sebotol air minum, yang ku teguk langsung hingga habis.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanyanya lagi. Aku hanya bisa mengangguk lemah, kedua kaki dan tanganku gemetar, entah seberapa takutnya aku tadi

"Baiklah, sepertinya kau belum bisa bicara. Atur nafasmu, dan netralkan denyut nadimu, sebentar akan ku periksa lagi" Lagi-lagi aku hanya mengangguk lemah terhadap perkataan wanita itu. Entah kenapa, bibirku kelu.

Aku langsung memejamkan mata, lelah ah iya, capek emang.

***

Aku membuka mataku, kudapati plafon berwarna putih serta suasana ruangan yang sangat ku kenali. Yah! Ini kamarku, ah, sudah lama sekalu aku tidak membaringkan badanku di kasur queensize ini

Kulihat wanita paru baya berjalan kearah jendelaku dan membuka gordennya. Hm, dia adalah ibuku yang kerap aku panggil Eomma atau Mamah. Terkadang aku memanggilnya Eomma, bukan karna mengikuti khas orang korea, tapi di keturunanku sudah semestinya aku memanggil ibuku seperti itu. Terkadang ibu juga bilang kalau aku bisa memanggilnya apapun asal itu masih sopan, entah Eomma, Mamah, Ibu, ataupun bunda.

"Cepatlah mandi, kau harus mengikuti ujian susulan hari ini" Eomma menuju Kasurku lalu membelai pipiku lembut

"Lima menit lagi Eomma"

"Hmm? Apa kau selelah itu?"

"hmm, maybe"

"Baiklah. Tapi asal kau tau, sekarang sudah jam 6.45 Riska, dan kau akan terlambat nanti" Mendengar itu aku langsung melompat dan berlari ke kamar mandi lalu bersiap-siap ke sekolah

***

"Mah, Riska pergi dulu" ucapku terburu-buru sambil memakai sepatuku.

"Minumlah dulu" Eomma memberikanku Segelas susu yang langsung ku teguk habis.

"Aku pergi dulu eomma, see~ya" Teriakku di gerbang pagar rumahku.

Aku langsung berlari-lari menuju halte bus terdekat. Sambil melihat jam di pergelangan tanganku, aku menghentak-hentakkan kakiku takut jika telat.

"Tumben telat ya bu?" Kata seseorang dari belakang membuatku terkaget

"Eh, ck aishh"Sesalku lalu menepuk-nepuk jidatku pelan

"Napa lo? Garing tau ga?"

"Bodo, lo juga, napa nongol sih, napa masih hidup sih? Heran gue"

"Jawabannya itu adalah..." Kelvin langsung mengutikkan jarinya

"Is this my destiny?"

"Bodo" pada saat itu juga bus langsung datang, aku dan kelvin langsung naik bus bersama-sama

Riska pov end

***

"Baiklah anak-anak, sekarang kita kedatangan murid baru" Ucap guru sambil membawa si murid ke kelas. Dan ternyata si murid baru bule

Mission Girl [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang