thankyou.

580 80 8
                                    

sorry for minor edit

guanlin sedang goleran ganteng diatas ranjang sambil bermain ponsel kala mendengar suara ketukan di pintu kamarnya.

ketukan pertama, guanlin masih tidak beranjak dari posisinya

ketukan kedua, guanlin mulai kesal

ketukan ketiga, "iya bentar ini mau chicken dinner dulu" ya allah

pintu kamar dibuka, sebuah kepala mungil menyembul dari baliknya, "guaaan ih! buruaan gak kalo gak aku cabut nih wifinya?"

"hah? eh kak jinyoung! iya iya ini udah kok, jangan ngambek ya by" guanlin ketar ketir, karena: 1. bae jinyoung yang notabene adalah pacar kesayangannya yang imut luar biasa ini kalo ngambek bisa memporak porandakan dunia persilatan, dan 2. ini tanpa wifi pubgnya gimana gusti.

setelah menyelesaikan gamenya, guanlin buru buru nyusul jinyoung yang udah duluan ke ruang tamu. alamat ngambek ini si kesayangan, hadeh!

"yang maafin aku, tadi aku gabut soalnya kamu gak pulang pulang terus kebetulan diajakin main sama kak woojin jadi keterusan" dipeluknya erat tubuh mungil si pacar, sambil menghujani kecupan bertubi tubi pada pipi dan hidung kecilnya.

jinyoung blushing diam diam, iya diam diam soalnya dia kan masih ngambek!

"yang"

"hm"

"yang kamu marah?"

"g"

"ya allah kaya ciwi pms"

"IHHH! guanlin jeleeeek ngeselin— hngg bete pokonya aku mau pergi aja!"

jinyoung berontak dari dekapan guanlin yang sayangnya malah semakin mengerat melingkari pinggang dan pinggulnya. sekitar satu menit mereka bergulat gak jelas kaya gitu, dan guanlin mulai kram karena pacarnya utek utekan gak jelas kaya ulet jadinya—

bruk

"a-ah!"

eh eh enggak, jangan seudzon dulu!

guanlin membanting tubuh jinyoung keatas sofa, lalu mengungkung kekasih kecilnya itu dengan kedua tangan sehingga kini jarak keduanya hanyalah tersisa beberapa centi saja.

"g-guan? umh.. m-mau apa?"

jinyoung mengalihkan pandangannya, berusaha agar tidak bertemu tatap dengan mata kekasihnya yang nampak setajam burung elang yang tengah menatap mangsanya. penuh nafsu dan hasrat ingin memiliki.

"mengalihkan pandangan saat berbicara itu tindakan tidak sopan, bae jinyoung."

tangan besar itu mencengkram rahang jinyoung erat, memaksa untuk menatap lurus kearahnya. dilihatnya kedua mata hazel favoritenya itu tengah berkaca kaca, nampak didominasi oleh rasa takut.

"m-maaf.."










cup

"jangan nangis dong kesayangan guanlin, aku cuma bercanda kok!"

"?!"


lalu setelahnya yang terdengar dari mereka hanyalah suara raket nyamuk yang berpadu dengan suara lolongan permohonan ampun dari saudara lai guanlin.



astagfirulah, jadi saya daritadi disini ngapain cuma meliput orang kdrt???

guys kalian fokus dulu atuh katanya mau bantuin saya klarifikasi sama pembaca :((

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

et cetera。 // pandeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang