2

60 3 3
                                    

jam istirahat, loren dan luna memilih untuk tetap di kelas sambil menunggu tujuh orang teman lainnya yang berada di kelas lain. mereka adalah elle, taylor, joey, mark, zach, dan juwany. jika datang ke kelas loren dan luna, mereka selalu membawa banyak camilan yang sudah dibeli dari pagi. jadi kadang, loren dan luna tidak perlu ke kantin jika tidak benar-benar ingin makan sesuatu yang berat.

saat ini loren sedang sibuk memainkan ponselnya dan luna sibuk menulis presensi kelas yang belom sempat ia tuliskan tadi.

"eh ren! anak-anak kok gak pada kesini sih,tumben?" tanya luna tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun dari buku yang ada dihadapannya.

"paling bentar lagi." jawab loren, juga sama tidak mengalihkan padangannya dari ponselnya.

dan tidak lama kemudian, suara pukulan pintu keras mengejutkan mereka yang ada di dalam kelas. ada yang sampai jatuh dari meja lantaran sedang asyik mengobrol tiba-tiba terkejut.

"eh-anj--" umpat siswa tersebut saat terjatuh dari meja.

tidak terkecuali luna dan loren. mereka juga terkejut, sampai loren hampir menjatuhkan ponselnya. untung dia berhasil mengapitnya. semua kompak langsung melihat ke arah pintu.


hening.






























"hai!"

tiba-tiba semuanya heboh.

"wuuu.. dasar! ngagetin aja sih!?"

"kacau nih,anak nih!"

"anak siapa coba!?astaga!"

"anjing lu mark!" umpat siswa yang jatuh tadi sambil melempar sebuah buku ke arah mark.

mark langsung menampis buku tersebut. "yah! gak kena deh!" jawabnya, lalu tertawa sambil berjalan masuk ke kelas.

loren menggelengkan kepala saat melihat mark berjalan menghampirinya. luna memperhatikan sampai kedua alisnya saling bertautan. mark tersenyum, lalu duduk di bangku depan mereka.

"halo,sayangku semua."

"mana yang lain mark?" tanya luna.

"ada tuh! masih otw."

tak lama kemudian, datanglah segerombolan siswa yang dimaksud oleh luna itu masuk ke kelas secara bergantian. mereka langsung menghampiri loren, luna, dan mark.

elle menarik satu kursi kosong, lalu duduk dekat luna dan meletakan beberapa bungkus camilan di atas meja.

juwany dan joey duduk di atas meja menghadap loren dan luna, di bangku tempat mark duduk. sedangkan taylor dan zach memilih untuk tetap berdiri.

"mana,katanya ada anak baru?" tanya juwany memulai pembicaraan.

loren hanya melirik sebentar, lalu fokus ke ponselnya lagi.

"eh iya! cakep tau orangnya!" ujar luna semangat, masih tidak berpaling dari buku presensinya.

kres! kres! kres!

elle mengunyah camilan yang ada di mulutnya dengan nikmat. "cakepan mana ma cowo gue? pasti masih cakepan blake."

joey menjulurkan tangannya dan meminta jajanan milik elle sambil berkata, "halah! baru dua bulan pacaran aja,gaya lu selangit el!" ujarnya, lalu memasukan camilan itu ke dalam mulut.

"tau nih! dulu aja masih jomblo,cowo manapun lu bilang ganteng,menghayal sana sini,kaga ada yang jadi kenyataan,dasar!" sahut juwany.

"ya,kan gue masih bocah pikirannya waktu itu,jadi wajar belom bisa bedain," dalihnya.

taylor terkekeh mendengar jawaban yang keluar dari mulut sahabatnya itu. juwany hanya mencebikkan bibirnya.

"tapi emang beneran cakep ya?" tanya zach yang sedari tadi hanya diam menyimak.

"kalo menurut gue sih gitu. ntar deh! gue kenalin yak!"

mark langsung menoyor kepala luna. "ngimpi lu! orang lu aja kenal belum ada sehari,mau sok-sokan ngenalin!"

juwany mengambil satu bungkus camilan yang ada diatas meja, lalu berusaha untuk membukanya. ternyata cukup sulit untuk menarik plastik tersebut agar terbelah dua, alhasil makanannya pun berceceran saat plastik itu berhasil buka sampai ada yang terlempar mengenai wajah loren. hal itu sontak membuat loren terkejut dan ponselnya terjatuh. yang tadi hampir jatuh, kini benar-benar jatuh.

"aaaaarghhh,juwanyyyyy."

suara melingking itu pun keluar dari mulut loren dan membuat teman-teman disekitarnya terkejut sampai menutup telinga.

beberapa siswa yang lain seakan tidak peduli, karena hal itu memang biasa loren lakukan. jeritan itu sudah sering kali terdengar. tapi mereka yang dari kelas lain yang sedang bertamu, mendengarnya agak sedikit heran.

"sorry,gue gak sengajaa."

loren mendengus kesal, lalu mengambil ponselnya yang terjatuh.

"rasain lu! marah tuh!"

setelah loren mengambilnya, ia mengusap-usapkan ponsel tersebut pada baju juwany, sengaja dan dengan ekspresi sebal.

"loh-eh-kok!? eeh--"

juwany mencoba menjauhkan badannya tapi malah akhirnya jatuh dari meja.

bruk!

teman2nya pun tertawa, kecuali loren yang mencoba tetap stay cool dan pura-pura memeriksa ponselnya apa ada yang lecet atau tidak.

ketika tak sengaja loren melihat ke arah pintu, seseorang langsung menarik perhatiannya.

"harvey?"

semua teman2 mereka yang tadinya tertawa seketika itu juga mengikuti arah pandang loren. juwany berdiri sambil mengusap bagian pantatnya yang sakit karena terantuk ubin. ia melihat teman-temannya sedang memperhatikan sesuatu, ia pun akhirnya ikut memperhatikan sambil masih meringis kesakitan.

luna langsung berdiri dengan senyum sumringah. "nah! ini dia orangnya!"

ia keluar dari sana dan menghampiri harvey yang masih setengah perjalanan menuju ke bangkunya.

"eits! stop!"

harvey mengerutkan dahinya sambil memperhatikan tangan luna yang terlentang menghalangi jalannya.

"tolong dong! lu tulis nama lengkap lu disini,gue butuh buat absen. lu kan baru,jadi belom ada nama lu di buku presensi."

luna menyodorkan buku presensi itu dengan sebuah bolpoin. "tulisnya di kotak paling akhir ya!" titah luna.

harvey menerima benda tersebut, kemudian mencari tempat yang enak untuk menulis. kebetulan dekat dengan meja guru, harvey berlutut lalu menulis disana. dari kejauhan, loren dan teman2nya memperhatikan. loren yang paling serius memperhatikan.

"jadi itu orangnya?" tanya juwany.

semua mata tertuju pada loren. sayangnya ia tidak sadar. sampai akhirnya mark memukul lengannya membuat loren terkejut.

"hah-apa!?"

mark menarik salah sudut bibirnya ke dalam, lalu menghela nafas. "malah dia nanya balik,gimana sih?"

elle langsung menoel dagu loren, lalu tersenyum. "hayoo,lu ngeliatin harvey ya?"

"ck,paan sih!?"

tbc

————————

stop dulu ya
segitu aja dah capek lho wkwk
ntar author lanjutin di part berikutnya
maaf kalo masih absurd
jangan lupa klik bintangnya
tolong ya gaes
author butuh dukungan gaes :)

complicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang