3

49 3 1
                                    

harvey sudah selesai mengisi nama lengkapnya sesuai dengan apa yang luna minta. lalu ia mengembalikan buku itu beserta bolpoinnya.

sembari tersenyum, luna menerimanya. "makasih ya." ucapnya dengan mata berbinar. tanpa membalas perkataan luna, harvey langsung kembali ke tempat duduknya.

luna pun juga kembali ke bangkunya. teman2nya memperhatikan dengan beragam tatapan sampai luna benar-benar duduk.

hening.
































"apa?" tanya luna setelah sadar dirinya di perhatikan.

langsung semua memalingkan pandangan. hal itu membuat luna mengerutkan keningnya. "kenapa sih!?"

kriiiiiing...

"nah! yuk! balik ke kelas masing-masing. gue jamnya pak jon. bisa mati gue kalo telat masuk." tutur mark sembari berdiri.

"sejak kapan lu peduli mark,ck!" sahut zach.

juwany dan jeoy turun dari meja bergantian. "daa,balik dulu ye." pamit mereka, lalu berjalan keluar dari kelas.

taylor menepuk pundak dua sahabatnya. "ke kelas dulu ya,bye."

zach hanya melambaikan tangan sambil tersenyum pada mereka. setelah beberapa saat kepergian mereka, seorang guru masuk ke dalam kelas dan pelajaran dimulai kembali.

***

seperti janjinya pagi tadi, sepulang sekolah harvey menemui bu tias, bendahara sekolah untuk mengurus segala keperluan yang berkaitan dengan biaya sekolah.

harvey mengetuk pintu ruang bendahara itu beberapa kali dan tak lama, terdengar suara seseorang dari dalam yang mempersilahkan harvey masuk dan setibanya di dalam, bu tias langsung menyuruh harvey duduk di hadapannya.

"selamat pagi,harvey ya?" tanya bu tias dengan senyum ramahnya yang selalu menjadi ciri khas perempuan paruh baya ini dan rambutnya yang selalu di cepol.

"kamu masuk di kelas mana?"

"ipa bu."

bu tias membuka satu per satu lembaran kertas data siswa yang tertumpuk di hadapannya sambil bergumam. "harvey,ipa. hmm,harvey,harvey."

ketika sedang sibuk mencari, tiba-tiba terdengar dari luar seseorang mengetuk pintu yang membuat bu tias menghentikan kegiatannya, lalu melihat ke sumber suara.

"silahkan masuk," ucap bu tias, kemudian melanjutkan mencari.

ceklek!

"pagi,bu tias." sapa seorang siswa perempuan yang membuat bu tias kembali menghentikan kegiatannya.

"eh! loren!" seru bu tias girang dan langsung berdiri.

harvey pun memutar badannya. bersamaan dengan itu, siswa tersebut melihat ke arah harvey dan begitu juga sebaliknya sehingga mata mereka saling bertemu selama beberapa detik.

harvey-loren

bu tias menepuk pundak loren dan membuat gadis tersebut berjengit kaget. "eh-iya bu?"

"kebetulan kamu kesini,ibu mau minta tolong ren,bisa kan?"

loren tersenyum. "apa sih,yang loren gak bisa buat bu tias." ujarnya sambil menyibakkan rambut pirangnya yang panjang ke belakang. lalu, terkekeh sambil menutup mulutnya.

bu tias menepuk pundak loren lagi dan tersenyum memperlihatkan giginya. "kalo gitu tolong kamu pergi ke pak toni,tata usaha,bilang bu tias minta datanya siswa baru,harvey ipa,bisa kan?"

loren langsung melirik orang yang dimaksud bu tias tersebut. namun sayang, harvey sudah memutar duduknya membelakangi mereka.

"oh,siyap bu!" ujar loren sambil memberi hormat pada bu tias, lalu beranjak dari sana. bu tias pun kembali ke tempat duduknya.

"sebentar ya,masih di carikan di tata usaha."

harvey mendongak. "oh,iya bu."

beberapa menit kemudian, loren pun kembali dengan membawa selembar kertas. ia berjalan menghampiri meja bu tias dan berdiri tepat di samping harvey yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya.

"ini bu!" ujar loren sambil menyodorkan kertas tersebut. harvey yang ada disana sontak memutar kepalanya ke samping.

bu tias menghentikan kegiatannya yang sedang menulis, lalu menerima kertas tersebut. "terima kasih loren."

loren mengangguk sambil melirik ke arah harvey dan mata mereka kembali bertemu. namun satu detik kemudian, harvey langsung menunduk dan memainkan ponselnya kembali.

"oh ya,loren!" seru bu tias membuat loren langsung melihat ke arah bu tias. "iya bu?"

"kamu tadi kesini ada perlu apa? maaf,ibu tadi minta tolong dulu sama kamu." ujar bu tias sembari memeriksa kertas yang sudah ia terima.

mampus gue,lupa! tadi mo ngapain ya?-loren

loren hanya diam sampai tidak sadar mulutnya ternganga. bu tias mendongak dan melihat loren terbengong menatap dirinya.

bu tias mengerutkan dahinya, lalu tertawa sebentar. "ren! kok malah bengong sih?"

loren mengerjapkan matanya, lalu tersenyum kikuk dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "ee,lupa bu,hehe."

"yauda,nanti aja kamu balik kesini lagi  ibu masih ada perlu sama harvey dulu,oke?"

lagi-lagi loren melihat ke arah harvey. merasa namanya dipanggil, harvey mendongak melihat ke arah bu tias. lalu ia berpaling mengikuti arah pandang bu tias. untuk yang kesekian kalinya harvey dan loren saling bertatap-tatapan.

tapi kini giliran loren yang memalingkan pandangan langsung melihat bu tias dan tersenyum. "iya bu,kalo gitu saya permisi ya bu."

bu tias melambaikan tangan sambil tersenyum sebelum akhirnya loren meninggalkan ruang bendahara.

tbc

————————

wadaw.. panjang ya?
segitu aja sampe berhari-hari nulisnya wkwk
jangan lupa vote
biar terus lanjut sampai tamat ceritanya
oke?

complicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang