bagian dua

766 120 11
                                    

MINGYU TIDAK PERNAH BISA MENEBAK JALAN PIKIRAN WONWOO. Mereka sudah berteman selama hampir sepuluh tahun lebih, dan seharusnya semua ini bisa berjalan dengan baik, sesuai dengan salah satu fakta yang sempat dia baca di postingan instgeram temannya yang menyatakan bahwa: pertemanan yang telah terjalin selama lebih dari sepuluh tahun akan terjalin selamanya. Tetapi untuk saat ini saja, Mingyu tidak yakin bisa kembali berteman dengan Wonwoo atau semuanya sudah selesai tanpa akhir yang jelas sama sekali.

Ini sudah tiga hari berlalu sejak pertengkaran terakhir mereka terjadi, dan ada dua hal yang belum bisa dia pahami bahkan sampai dengan saat ini mengenai Jeon Wonwoo. Pertama, Mingyu merasa dirinya tidak pernah mengingkari janji yang mereka buat: bahkan ketika dia harus berusaha dengan kuat untuk menahan perasaannya. Dan kedua, esok harinya, setelah mereka berdua bertengkar hebat, Mingyu mendengar kabar kalau Wonwoo telah resmi berpacaran dengan seorang gadis, dan coba tebak siapa gadis itu? Nayoung! Sekali lagi dia adalah Lim Nayoung. Dan Mingyu tidak pernah merasa sangat ingin menghajar orang sebelumnya selain karena hal ini. Apa Wonwoo itu sudah gila? Dia yang berkata tentang janji yang telah mereka buat, dan sekarang dia yang mengkhianatinya. Terlebih gadis yang sekarang menjadi pacarnya adalah Nayoung, gadis berambut panjang kecoklatan yang pernah menjadi objek perkelahian mereka satu tahun yang lalu!

Mingyu benar-benar tidak pernah bisa mengerti dengan jalan pikiran Wonwoo. Bahkan sampai dengan saat ini sekalipun, lelaki itu masih saja terlalu sulit untuk disentuhnya.

"Hei dude. Ada anak berusia lima tahun yang melahirkan anak babi di sana."

Lelaki dengan senyuman lebar di wajahnya menginterupsi lamunan Mingyu. Pria itu membuatnya mendengus tak suka. "Tidak untuk saat ini Seokmin."

Seokmin—pria bersenyum lebar tadi—pun duduk di sampingnya, merangkulnya dengan sok akrab dan membuat Mingyu merasa risih. "Oh ayolah Mingyu. Ini sudah tiga hari bung, dan kulihat Wonwoo baik-baik saja dibandingkan dengan dirimu."

Mingyu melepaskan rangkulannya, kemudian melipat tangannya di atas meja kantin—yang telah ditempatinya selama hampir tiga puluh menit—dan menenggelamkan kepalanya pada lipatan itu. Oh tuhan, Seokmin bahkan tidak bisa berkompromi dengannya.

"Sudahlah Mingyu, coba kau ambil sisi positifnya. Wonwoo punya pacar, dan kau pun harus sama. Kau bisa dengan mudah mendapatkannya dude!"

"Berhentilah mengoceh piranha-man, aku benar-benar ingin menghajar orang secara brutal dan tanpa ampun sejak kemarin kalau kau ingin tahu,"

Seokmin sedikit bergidig ngeri. "Lelucon yang lucu bung. Great! Kau sudah baikan sekarang,"

Pemuda berambut pirang buatan itu mengangkat wajahnya, menatap Seokmin sekilas dengan tatapan super malas, kemudian mendengus kasar.

"Hei, kau tidak bisa menatap orang lain seperti itu Mingyu. Oh wow, lihat siapa yang datang." Seokmin menunjuk satu titik di dekat pintu masuk kantin ini, otomatis Mingyu mengikuti arah pandangnya. "Itu Wonwoo, bukan?"

Serius.

Demi apapun.

Mingyu yakin, tanpa Seokmin bertanya pun harusnya dia sudah tahu kalau itu memang Wonwoo dan di sampingnya jelas sekali kalau itu adalah Nayoung, gadis yang dulu pernah disukainya-ya, dulu. Apa Seokmin sedang mencemoohnya sekarang? Dengan kesal Mingyu menjitak lelaki kuda itu. "Kenapa kau memukulku brengsek!"

Mingyu tidak lagi menghiraukan amukan Seokmin, fokusnya hanya satu: mengikuti setiap gerak gerik Wonwoo yang telihat sangat tidak nyaman, apalagi ketika gadis berambut coklat itu dengan cepat merangkul tangannya dan menyeretnya ke arah counter makanan, Mingyu dengan jelas dapat melihatnya: Wonwoo benci disentuh oleh orang lain selain dirinya, lalu kenapa?

Hingga entah di menit ke berapa sejak pertama kali Mingyu memandangi pemuda berambut hitam itu, akhirnya pandangan mereka bertemu untuk beberapa detik, ketika Wonwoo tidak sengaja melihat ke arahnya untuk mencari tempat duduk yang kosong. Mingyu tidak terlalu bodoh untuk mengerti jika Wonwoo masih belum berani memaafkannya: atau mungkin, belum berani untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Mingyu yakin seribu persen jika tatapan itu bukan lagi berisikan kekecewaan seperti tiga hari yang lalu, Mingyu yakin ia tidak salah. Tatapan itu tatapan penyesalan, Wonwoo menyesal, ia yakin Wonwoo sama menyesalnya seperti dirinya, dan dengan dasar asumsi bodoh itu, tanpa sadar Mingyu telah berdiri dari tempatnya duduk, berjalan ke arah Wonwoo dan mengabaikan teriakan Seokmin di belakang.

Pemuda berambut hitam itu menatapnya kaget, matanya membulat sempurna ketika secara tiba-tiba Mingyu sudah berdiri di hadapannya dan menariknya begitu saja, melepaskan pegangan tangan Nayoung dan meninggalkannya, meninggalkan semua orang yang ada di sana dan meninggalkan seribu tanda tanya untuk siapa saja yang melihatnya. Mingyu tidak ingin pertemanannya seperti ini, Mingyu tidak suka ketika semuanya menjadi berantakan: karena Wonwoo adalah teman sepuluh tahun lebih-nya, dan sudah seharusnya mereka selalu bersama.

[Meanie] Teman Sepuluh Tahun Lebih ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang