Nathan mencemaskan keadaan Nanta yang terbaring diatas ranjang rumah sakit,tubuhnya lemas tak berdaya.Melihat keadaan Nanta yang seperti ini,membuat Nathan merasa bahwa waktu yang berlalu sangatlah berharga.
Tangan Nanta bergerak,membuat Nathan panik sekaligus senang,ia pun memanggil dokter untuk memeriksa gadis di depannya itu.
"Bagaimana dok,apakah dia sudah sadar?" ucap Nathan penasaran.
"Maaf sebelumnya,gerakan tangan Nanta itu refleks disebabkan oleh saraf di sum-sum tulang belakangnya" balas dokter panjang lebar.
"Begitu ya"
Wajah Nathan berubah masam seketika,tak tau lagi harus berbuat apa.Karena ini urusan hidup dan mati.
🍃🍃🍃
"Berjanjilah padaku,bahwa kau akan menjaganya"
"Tapi,tidak,,,tunggu,,,jangan per-" kalimatnya terpotong dan seketika tangisnya meledak.
Nathan terbangun dari tidurnya,dia mimpi buruk lagi kali ini,mimpi yang sama,mimpi yang membuatnya tertekan dan jatuh terpuruk.
"Siallll,mimpi itu lagii,aaarrrghh"
Mata Nathan memandangi gadis yang masih koma di depannya.Dia menjaga gadis itu hingga ketiduran.Kenapa rasa iba selalu hinggap di hatinya ketika memandang wajah sayu gadis itu.Apa karena masa lalu?,atau sesuatu yang lain,yang hadir dalam diri Nathan,?
Keesokan paginya,Nathan pergi ke rumah Nanta,keadaan masih sama,tak berpenghuni,Nathan mencoba menunggu.
Detik berganti detik...
Menit berganti menit...Akhirnya datang juga seorang wanita paruh baya yang cantik.Melihat ada pemuda duduk di teras rumahnya,membuat wanita itu melontarkan pertanyaan padanya.
"Maaf nak,cari siapa?"
"Ehh anu,saya mencari kerabat Nanta"
"Saya ibunya,memang ada apa dengan Nanta?"
"Nanta koma bu,akibat kecelakaan kemarin,dan sekarang dia dirawat di rumah sakit citra,mohon maaf karena baru memberitahu sekarang,karena saya sulit menghubungi kerabat dari Nanta"
Ibu Sukma menangis sejadi-jadinya,ia merasa menjadi ibu yang buruk bagi anaknya.Nathan pun mengantar Ibu Sukma pergi ke rumah sakit.
2 hari telah berlalu,Nanta sudah siuman dari komanya.
"Sayang,ayo buka mulutnya" desak Bu Sukma
"Taruh saja dimeja,nanti aku makan sendiri" ketus Nanta.
"Baiklah,sekarang ibu kerja dulu ya"
"Hmm"
Percakapan mereka berhenti disitu.Membuat suasana menjadi canggung,hanya suara hembusan napas yang terdengar.
"Apa hubungan ibu dengan Ayah Reisya?" Suara ringan Nanta memecah keheningan.
"Hanya partner kerja sayang,kenapa ka-"
"Bohong,terang-terangan aku melihat ibu berciuman dengan pria itu,apakah itu bisa disebut partner kerja,hah??" bentak Nanta tak kuat menahan emosi yang bergemuruh di dalam dirinya.
Nanta melepas semua infus ditangannya,turun dari ranjang dan berlari keluar,melihat hal itu Bu Sukma histeris dan mencoba menghentikan Nanta,namun nihil.
Satu persatu anak tangga Nanta naiki hingga tiba di roof top rumah sakit,ia mencoba menikmati hembusan angin,dengan harapan lukanya kering tertiup angin.
Sementara di ruangan inap,Nathan terkejut melihat Bu Sukma jatuh tersungkur di lantai dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
"Ada apa bu?"tanya Nathan.
"Pergilah nak,temukan Nanta" jawab Bu Sukma sembari sesenggukan.
Tanpa pikir panjang Nathan langsung keluar mencari Nanta,semua tempat di rumah sakit sudah ia telusuri,tak kunjung juga ketemu.Nathan merasakan hembusan napasnya kian berat karena berlarian kesana kemari,dia nampak lelah.
Dia kembali ke kamar Nanta,melaporkan hasil pencarian kepada Ibu Nanta yang sia-sia.
Nathan pun pamit undur diri pada Bu Sukma,ia berjalan gontai menyusuri koridor rumah sakit hingga sampa ke basement,ada keributan yang menarik perhatiannya,sampai pada akhirnya ia mendongak ke atas.
'Tunggu,bukankah itu Nanta? Sialan,apa yang ingin dilakukan gadis bodoh itu' umpat Nathan.
Nathan berlari kembali ke dalam rumah sakitsakit dengan sekuat tenaga,entah kekuatan super darimana yang didapat Nathan hingga sampai ke roof top dalam waktu singkat.
"Nanta....t
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Grow Old With You[🔒]
Teen FictionSemua peristiwa masa lalu menghantui hidup Nanta,apakah Nanta akan menemukan titik terang?