"Kamu bilang apa dho?!" Tanya rizki memastikan lagi kalau yg ia dengar tadi masih salah
Ridho masih diam. Tidak mengedipkan mata dan tanpa melihat kearah rizki yg berdiri disampingnya.
"Dho? Kok diam dho?" Rizki mulai curiga
Tetap diam.
"Dhoo!" rizki mulai meninggikan nadanya
Tetap juga diam.
"DHOO!" Teriak rizki
"Eh iya bang" ridho kaget "Ap-apa bang? Abg ngomong apa? Idho nggak dengar" jawab idho gagap
"Oooh jadi bener apa yg kamu bilang tadi, buktinya aj kamu gugup skrng"
"Eh emhm... Mak maksud abg apa ya?"
"Gausah pura pura gatau kamu yaa! Abg tau kalo kamu bohong" bentak Rizki
Ridho hanya diam dan menunduk. Ia nggk tau mau ngomong apa lagi.
"knp sih kamu tuh nggk denger kata abng! HA! Nggk usah sok-sok an mau tahan lama berdiri deh! Ingat pesan dokter! Kan gini jadinya!" Rizki mulai mulai mengomel
'Aduuh mendingan gue dimarahin di sekolah,daripada di rumah. Duh bakal lama gak nih yaa...' kata Ridho dalam hatinya
Ridho mengatakan itu karena ia tau kalau disekolah bakal ada yg nenangin Rizki,yaitu Lesti. Lesti langsung merayu Rizki kalau ia marah agar tidak memarahi Ridho lagi karena Lesti kasihan pada adik iparnya itu.
"DHOO.. ini udah kesekian kalinya yaa abng ngingetin kamu!! Tapi kamu nggk bisa denger!!" Iki mulai marah pada idho
"Mmm.... i-iya ma-maaf bang" kata idho pelan
"MAAF! MAAF AJA! TAPI TETAP NGGK DENGERIN!!!" bentak iki keras pada idho
Ridho kaget.
"Ada apa ini kok ribut ribut hmm?" Tanya kak Weni dgn suara lembut yg
tiba tiba turun dari lantai atas."Suara kamu kakak denger sampai atas looh ki" weni bertanya pada iki masih dengan suara yg lembut
Weni sudah tau kalo rizki marah begini,paling masalahnya nggak jauh jauh dari ridho. Weni mencoba menenangkan Rizki agar tidak terlalu memarahi ridho lagi.
Rizki menarik nafas. Dan menghembuskannya. Ia udah mulai agak tenang.
Rizki menatap ridho yg masih menunduk. Lalu pergi meninggalkan Ridho dan Weni.
Ridho hanya bisa menatap punggung kembarannya itu.
Blaam. Rizki menutup pintu rumah dengan keras. Entah mau kemana Rizki pergi.
"Kamu buat ulah apa lagi haa?" Tanya weni pada idho
Weni menatap Ridho. Ridho menatap weni juga,lalu menunduk.
"Emm...enggak ada ap-" belum selesai ridho ngomong langsung dipotong weni
"Kamu buat ulah apa lagi dhoo... Kamu nggk lihat tuh abg kamu udh marah gitu?" Kata weni. Weni tahu kalo idhi menyembunyikan sesuatu.
Ridho menghembuskan nafas pelan.
"I-iya kak maafin idho. Idho cuman pengen ngerasain upacara full aja kaak. Idho kan juga pengen kayak org org lainnya." Jawab idho menjelaskan dengan pelan
"Hadeeh idhoo idho... Yg lain malah nggk mau looh upacara, upacara kan capek" kata Weni
Weni bilang begitu agar ridho tidak melakukan itu lagi.
"Hemm.. iya kaak"
.
.
.
.Hening di mobil. Saat ini Kidho sedang menuju ke sekolah.
Pagi ini Kidho datang lebih awal ke sekolah. Rizki bilang ada sesuatu yg harus diurusnya. Biasa,wakil osis kan sibuk.
Sejak kejadian kemarin mereka masih belum ada saling berbicara. Dua duanya masih tetap diam.
Rasanya ridho takut untuk memulai pembicaraan kalau Rizki sudah marah padanya. Rizki memang baik hati dan penyayang,tapi kalau sudah marah dia bisa melebihi orang yg pemarah. Tapi Ridho ingat pesan kak Weni kemarin.
Flashback on :
"Inget ya dhoo,kakak nggk mau tahu pokoknya kamu harus minta maaf sama iki. Kamu yg duluan,karna kamu yg salah. KAMU HARUS NGOMONG DULUAN. Nggk ada tapi tapian" kata Weni menceramahi Ridho
Ridho hanya melongo. Belum sempat ia ngomong satu katapun sedari tadi karna kakaknya sangat cerewet.
"Oiya satu lagi" kata weni
'Aduuh apalagi sih kaak' keluh Ridho dalam hati
"Kalau kamu nggk ngelakuin apa yg kakak bilang tadi,kakak nggk segan segan ngasih tau ke mama sama papa" kata Weni dengan nada mengancam yg terdengar sangat menakutkan bagi Ridho.
Ridho hanya bisa meneguk air ludahnya. Ia nggk bisa membayangkan kalau kak weni benar benar memberi tahukan pada mama dan papa tentang hal ini.
Akhirnya setelah kalimat mengancam itu keluar,yg menandakan berakhirnya Weni menceramahi Ridho yg kira kira menghabiskan waktu lumayan lama, barulah Ridho bisa bernafas lega.
Flashback off.
Hadeeh.
Sekarang Ridho benar benar nggk tahu harus mulai dari mana untuk mencairkan suasana ini. Ia menatap Rizki yg sibuk menyetir. Muka Rizki terlihat serius. Melihatnya saja mental Ridho langsung ciut.Sebenarnya tanpa Weni suruh untuk minta maaf pun, ridho tetap minta maaf. Tapi Weni tahu kalau bukan ridho yg memulai pembicaraan mereka. Tetapi Rizki. Emang selalu rizki yg memulai untuk berbicara duluan kalau mereka berdua ada masalah. Ridho terlalu takut untuk memulai pembicaraan duluan. Dan Rizki,ia tidak tahan kalau harus diam diaman dengan adik kesayangannya itulah.
Akhirnya mereka sampai di sekolahnya. Dan akhirnya selama perjalanan Ridho tidak jadi meminta maaf pada Rizki. Jangankan minta maaf, ngobrol satu katapun tidak ada. Mereka hanya diam diaman sedari tadi. Padahal ridho telah merancang sebuah kalimat untuk meminta maaf pada Rizki.
Rizki duluan keluar dari mobil. Dan meninggalkan Ridho yg masih di mobil.
Ridho juga heran,tumben kembarannya tahan nggk ngobrol satu katapun dari kemarin. Sampai di dalam mobil pun menjadi tegang.
'apa benar abg emang marah banget' tanya Ridho dalam hatinya. Tidak biasanya kembarannya itu marah sampai segitunya. Iya benar-benar takut.
Bersambung.....
.
.
.
.
.Terima kasih yg masih nungguin cerita aku ini 😄. Aku sangat bersyukur karena masih ada yg setia baca cerita ini walau jarang update 😭. Terima kasih juga yg selalu komen,komen mu itu sangat berharga untuk penyemangat ku 😘.
Jangan lupa untuk tekan ⭐ dan tinggalkan komentar. Beri aku saran juga yaa...
Tunggu chapter berikutnya.
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Arti Sahabat
Fanfiction"Berjuanglah dho,kita semua selalu bersama mu" Keseharian sekumpulan remaja bercanda tawa serta melewati rintangan yg ada. *Kisah tentang persahabatan dan keluarga *maaf ya kalau ceritanya ga jelas *hanya menuangkan isi dalam kepala