Prolog

129 7 0
                                    

Aku melihatnya berada dilantai atas gedung sekolah sendirian, dia adalah perempuan yang selama ini aku sukai.

Dimasa sekolah sma ku saat ini, bisa dikatakan bahwa pendidikan akan berakhir dalam satu bulan lagi.

Ini adalah saat yang membuat jantungku berdetak cukup cepat, karena aku sudah menyiapkan mental selama tiga tahun lamanya.

Aku berlari menaiki anak tangga satu-persatu, sebelum dia pergi dari sana.

"Yosh, tinggal satu lantai lagi." Pikirku.

Sambil membawa satu buket bunga ditangan, aku membuka pintu atap sekolah.

Angin berhembus perlahan, dedaunan menari diatasnya, membawa sesuatu yang mengerikan bersamanya.

Aku melihatnya sedang berdiri diatas tembok pembatas, dia melentangkan tangannya serasa ingin ikut terbang terbawa angin.

Buket bunga berwarna pink yang aku bawa seketika aku jatuhkan dan aku berusaha berlari untuk mendekatinya.

Hembusan angin itu semakin kencang, aku sempat terjatuh, tapi aku berusaha bangkit untuk mendekatinya.

Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi, suara angin yang kencang menutupi telinganya.

Kemudian dia, berusaha untuk terbang bersama angin dengan menjatuhkan dirinya ke depan.

"DAPAT!"

Aku berhasil memegang satu tangannya, kini dia bergelantungan diatas karena aku berhasil memegangnya.

"IDIOT!" Teriakku.

Dia menatap keatas melihatku dengan air mata yang mengalir, dia tersenyum manis.

"KUMOHON! RAIHLAH TANGANKU!"

Tanganku yang licin semakin tidak dapat menahan tangannya, kemungkinan peganganku akan terlepas.

Menahan tubuhku dengan perut aku tempelkan ke tembok dan dengan posisi sedikit jinjit.

Air mataku tidak dapat terbendung lagi, aku meneteskan air mata kearahnya.

Dia sedikit terkejut akan itu, sebelum akhirnya kedua tangannya memegang tangan ku.

"Terimakasih," Ucapnya tanpa mengeluarkan suara.

Aku berusaha mengangkatnya setelah itu tangan kirinya memegang tembok didepannya.

Karena posisiku yang menjinjit otomatis aku kehilangan keseimbangan dan sepertinya bermain jungkat-jungkit.

Dimana dalam permainan itu peraturannya adalah jika ada yang dibawah ingin keatas maka teman bermainnya yang sedang berada diatas harus kebawah.

Dan itulah yang aku rasakan.

Terbang bersama angin kebawah, dan langit mendung yang akan aku lihat untuk terakhir kalinya.

Dia terlihat sudah aman sekarang dengan tatapan terkejut saat melihat aku yang menggantikannya untuk jatuh dari ketinggian lantai lima ini.

Aku kemudian memejamkan mata dan merasakan hembusan angin secara perlahan ingin membuat ku untuk tertidur.

Dan aku benci mengatakan ini, aku mati karena orang yang aku su-, bukan, tapi karena kecerobohan ku sendiri.

×××

Note Penulis:

Maaf ya kalo sedikit dan mohon untuk revisi jika ada kesalahan.

Makasih semuanya ~~

Isekai PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang