Suara alarm, berdering dengan kencang, namun aku masih tidak dapat menahan rasa kantukku.
"A...h" Kataku ketika alarm masih terus menyala.
Aku kemudian menggerakkan tangan kearah meja yang kebetulan bersebelahan dengan tempat tidur ku.
Dengan mengambil jam beker, aku mematikannya dan menatap kearah jam.
{08:13}
"WAH!" Kataku terkejut ketika melihat jam yang kemudian aku langsung bergegas untuk mandi.
"Sial! Terlambat 13 menit!" Umpatku.
Jika aku teruskan mandi, bisa-bisa aku terlambat sampai ke sekolah nantinya.
Aku putuskan hanya untuk mencuci muka saja dan gosok gigi, mengenakan pakaian sekolah tanpa dimasukkan dengan rapih, tentunya tanpa sarapan.
Kamarku berada dilantai dua, walau ruang samping adalah kamar tamu, kadang aku juga tidur disana.
Selanjutnya dengan tergesa-gesa aku menuruni tangga rumah.
{Gubrak}
Kakiku tersandung, untungnya aku jatuh tidak terlalu tinggi dan tidak menyebabkan luka.
Dengan berjalan sedikit pincang, aku berjalan kearah meja makan untuk mengambil minum dikulkas.
"Ayah akan pulang terlambat nanti."
Terlihat tulisan yang tertempel didepan pintu kulkas.
Setelah mengambil apa yang aku perlukan, aku benar-benar berlari dari rumah ke halte.
"Kak!" Sapa seorang anak kecil yang sedang menyiram tanaman didepan rumahnya.
"Ya.." Jawabku sambil melambaikan tangan.
Aku berlari mendekati jalan besar dan tanpa sengaja melihat anak kucing yang menyeberangi jalan.
Untungnya kondisi jalan cukup sepi.
Dihalte aku menunggu bis untuk datang, kucing kecil itu berhenti ditengah jalan dan menjilati ekornya.
"Kucing....." Kata anak kecil yang berlari kearahnya.
Aku terkejut ketika dia berlari kearah jalan besar, kupikir dia hanya memanggilnya dari samping jalan saja.
"Eh!" Kataku tidak percaya.
Ada sebuah mobil sport dengan kecepatan tinggi melaju dijalan, terdengar suara mobil yang semakin membesar.
Karena panik, aku melepaskan tasku di halte dan berlari kearah anak kecil itu.
Menangkapnya dan mendekapnya, aku kemudian memeluknya dengan erat.
{Wushh~~}
Mobil sport itu melaju disisi jalan berlawanan, melewati kami tanpa terlibat masalah sama sekali.
"Hufft," Hela nafasku dengan tenang.
Kenapa?
[BRUK!!]
Aku terpental cukup jauh dijalan, melihat sedikit, bis yang ingin aku naikilah, yang menabrakku dari belakang.
Anak itu terlihat terbujur kaku didekat bis, rupanya aku sudah menyelamatkan nyawanya dengan mendorongnya.
"Ugh," Rasa perih ini dan darah ini.
Apakah ini semua adalah darahku?
Apakah aku akan mati?
Mataku mulai berat, aku tidak dapat menahan rasa kantukku.
Dan akhirnya aku terlelap.
Didalam gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Player
FantasyManusia diciptakan tidak terlalu sempurna, bahkan mereka bisa merasakan sedih dan tawa. Termasuk rasa sakit dan rasa nyaman, tetapi aku tidak terlalu peduli dengan itu semua. Semua berubah ketika aku menyelamatkannya, dan bertukar takdir dengannya. ...