I

88 6 0
                                    

Kicauan burung-burung terdengar dengan merdu, diikuti oleh suara pepohonan yang ditiup oleh angin.

Cahaya matahari yang menyilaukan, yang dimana cahayanya semakin terang.

"WAH!" Aku terbangun dari tidur.

Tapi ada dimana ini?

Aku sekarang berada ditengah hutan, terbangun dan masih ingat apa yang terjadi.

Masih mengenakan pakaian sma, bahkan dompet dan handphone masih ada disaku celana ku.

"Aku tidak mati?" Tanyaku pada diri sendiri.

Aku memukul pipi kiri dan kanan dengan cukup keras, hampir membuatku kesakitan karena apa yang aku perbuat.

"Buket bunga yang aku bawa juga ada disini," Pikirku bingung sambil membawanya lagi.

Kemudian aku berdiri dan melihat sekeliling, memeriksa anggota badan, dan waktunya untuk panik.

"AKU DIMANA!" Teriakku tak sengaja.

Teriakan yang cukup kencang, membuat beberapa burung berterbangan tak karuan.

Aku sedikit bersalah karena itu.

Aku kemudian berjalan mencoba mencari jalan keluar dari hutan ini, dan kemudian melihat di kejauhan ada seorang anak kecil.

"Apa dia sedang menangis?" Pikirku.

Aku menghampirinya, dengan perlahan untuk tidak membuatnya takut.

Dia hanya melihatku, dengan tatapan sedih itu dan melanjutkan tangisnya.

"Ada apa?" Tanyaku.

"Aku adalah sumber masalah!" Katanya polos dengan nada tersedu-sedu.

Gadis kecil ini membawa boneka beruang berwarna putih, memeluknya dan menangis didekapan boneka itu.

"Hei," Kataku sambil memegang wajahnya dengan posisi sedikit jongkok.

Dia kemudian mengangkat wajahnya dan berusaha untuk menatapku.

"Kau adalah anak baik," Jelasku.

"Ji..jika aku anak baik, lalu kenapa ayah dan ibuku meninggalkan ku sendiri? Dan kenapa sekarang aku bersama nenek? Kenapa?"

"Percayalah, kau tidak sendirian." Kataku, "Jadilah anak baik."

"Ba...baik," Jawabnya sambil mengusap air mata.

"Ini," Aku memberikan buket bunga yang aku bawa.

"Jangan menangis lagi ya, jadi cepatlah pulang, nenekmu pasti mencarimu."

Dia kemudian menerima bunga itu dan tersenyum kepadaku, selanjutnya dia berlari kearah jalan pulangnya.

"Terimakasih kak," Teriaknya.

"Tunggu, siapa namamu?" Kataku yang kemudian aku berdiri.

"R..reina," Jelasnya yang selanjutnya dia berbalik arah dan berlari untuk pulang.

Sepertinya namanya sudah tidak asing lagi, aku pernah mendengar nama itu, tapi aku lupa.

×××

"Eh!"

Tunggu dulu,

Bukannya aku berada di hutan tadi?

Lalu kenapa seketika aku berada diruang kelas sendirian?

Aku melihat kearah meja, ada buket bunga berwarna pink dan sebuah surat puisi yang aku buat semalam.

Kelasku berada dilantai tiga, dari jendela aku melihat dia sedang berdiri dilantai lima gedung sebelah.

Isekai PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang