V

30 3 0
                                    

Tempat yang luas dan bagaikan Istana Kerajaan di ibukota, tidak aku sangka berada disini juga.

Jadi kami telah sampai di Sekolah Tinggi Kerajaan yang terletak di Timur Jauh, perjalanan yang melelahkan dan sedikit menegangkan.

Aku berharap tidak banyak dan sedikit orang yang terdaftar saat ini, tapi nyatanya harapan ku hanyalah harapan saja, ketika melihat gerbang sekolah yang benar-benar penuh oleh para siswa.

"Baiklah ini koper kalian," Kata Pak Kusir sambil menaruh koper yang tadi dia bawa dari kereta kuda.

"Eh tunggu bukankah-"

"Tidak, aku hanya mengantar sampai disini saja."

"Okee, jadi..."

"Jadi jaga adikmu dengan baik ya, selanjutnya aku akan langsung pergi saja, sampai jumpa kalian." Katanya yang kemudian langsung pergi menaiki kereta kudanya kembali dan pergi.

(Sial, kenapa dia buru-buru pergi kecuali jika)

"Reina? Apa kau ingin menangis?" Tanyaku.

"Mm... Tidak,"

"Baiklah, aku akan membawa ko-"

(Yah, sepertinya dia tidak ingin dibawakan.)

Reina kemudian membawa kopernya sendiri, walau terlihat kerepotan dengan bonekanya aku hanya dapat melihatnya saja.

Kita sekarang memasuki gerbang sekolah, gerbang yang luar biasa besar ini, didalamnya sebuah jalan besar yang kemudian ada patung seorang raja disana berdiri dengan membawa sebuah pedang dan duduk diatas singa.

(Tempat ini sangat mewah)

"Aduh!" Kataku.

"Kenapa berhenti?" Tanyaku ke Reina disaat dia berhenti tepat didepan patung raja.

"Sekarang kita kemana?"

"Em... Yah..." Kataku ragu ketika melihat sekeliling.

Ada lima lajur jalan yang mengarah ke gedung yang berbeda dan semuanya sama besarnya, sulit untuk dibedakan.

"Oh kalian disana?" Kata seseorang dari belakang.

Dia seorang perempuan dengan mengenakan pakaian biru laut, bisa dibilang seorang guru atau staff tempat ini.

"Ah pasti kalian bingung, aku adalah seorang guru disini, Daniel dan Reina? Benarkan?"

"Iya?" Jawabku sedangkan adikku berada dibelakangku dan memegang tanganku.

"Tenang aku tau nama kalian dari buku yang aku bawa ini, selanjutnya kita akan ketempat penerimaan."

Aku dan adikku kemudian mengikutinya menuju ketempat yang dia sebut sebagai penerimaan, disalah satu gedung tunggal yang menjulang tinggi dan terlihat klasik ini.

Memasuki lobi dengan karpet merahnya, sensasi ramai orang disini ditutupi oleh artifak berharga dan berwarna keemasan.

(Ini serius sekolah?)

Sekarang kami sedang berada didepan meja resepsionis.

"Baiklah ini pakaian kalian dan juga kunci kamar kalian," Jelasnya sambil memberikan barang-barang.

"Eh?" Kataku terkejut.

"Kaliankan adik kakak jadi tidak apa-apa sekamar,"

(Apakah orang dewasa tidak memikirkan masa depan? Bagaimana jika dimasa depan nanti aku melakukan sesuatu?)

Aku tersenyum mengambil baju yang diberikan, baju berwarna abu-abu untuk hari senin hingga rabu, sedangkan baju berwarna biru cerah untuk hari kamis dan jumat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Isekai PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang