2

208 3 0
                                    

"Tunggu dulu ya bi, Aisyah mau kerumah Echa sebentar," Ujar Aisyah menuju rumah Ericha dengan membawa sebagian hijab yang Aisyah miliki.

"Assalamualaikum Cha."

"Wa'alaikumsalam."

"Nih Cha pilih mau yang mana."

"Ya ampun banyak banget," seru Echa memilih satu dari sekian banyaknya. Lalu Echa melihat wajahnya dicermin. "Cantik juga ya gua pakai hijab gini," ucap Echa dalam hati.

"Subhanallah Cha cantik banget."

"Jangan bohong gitu Ai, udah yuk nanti abi nunggunya kelamaan."

"Siapa yang bohong, di puji gak mau."

"Gak mau nanti terbang terus jatuh kecurang kan sakit."

"Ai gak ngerti Cha."

"Yaudah lupakan saja," Echa mendahului langkah menuju mobil diikuti dengan Aisyah.

"Subhanallah Cha, kamu lebih cantik," puji umi Aisyah membuat pipi Echa merona merah. Timpal Aisyah "Tuh kan Cha, umi aja bilang cantik. Aku muji gitu dibilang bohong padahal aku mah jujur orangnya."

"Orang jujur gak pernah ngaku dirinya jujur."

"Hehehe, maaf aku lupa."

"Umi kenapa Aisyah tidak di pesantrenkan?" tanya Echa kepada umi Aisyah.

"Umi takut Echa kangen Ai," ucap Aisyah.

"Gak ngomong sama kamu aku tuh ngomongnya sama umi."

"Echa tambah cantik kalau ngomongnya aku kamu, jadi sayang sama Echa," ledek Aisyah karena Echa menggunakan kata aku kamu.

"Sudah sudah jangan ribut. Umi masih kurang percaya kalau Aisyah di pesantrenkan untuk saat ini, kemungkinan nanti pada saat kuliah."

"Aisyah beruntung, meiliki abi & umi yang sudah punya rencana kedepannya seperti apa, sedangkan aku tidak. Tapi aku lebih beruntung dibanding teman-teman di panti aku punya kedua orang tua yang sayang sama aku," ucapnya dalam hati.

"Echa kenapa bengong, takut rindu sama Aisyah ya." Main sama siapa sih Ai jadi kepedean gitu.

"Pede banget sih kamu Ai."

∞∞

INILAH JALAN HIJRAHKUWhere stories live. Discover now