"Hukum aku Daddyh.." Jihoon menatap Seongwu sayu dengan kedua tangan menahan pergerakan Seongwu yang diam diposisinya.Terdengar helaan nafas Seongwu, pria itu menarik tubuh mungil Jihoon, dan menbawa kedalam pelukannya. Diusapnya kepala Jihoon menenangkan pemuda manis itu agar berhenti menangis.
"Sudahlah berhenti menangis, hyung yang salah, kau marah karena aku mengantar orang lain?" Ditangkupnya pipi Jihoon yang terisak, mempoutkan bibirnya sembari mengangguk.
Bagaimana Seongwu bisa marah melihat ekspresi mengemaskan ini.
"Aku minta maaf hyung" bisik Jihoon lagi.
Seongwu mengangguk "Hyung mengerti, berhenti menangis. Okay" ucapnya lembut.
Jihoon mengangguk, menyeka airmatanya sebelum kembali memeluk tubuh tegap itu erat "Jangan pergi hyung" desisnya.
Seongwu berdengung "Baiklah.. kau mau makan apa?" Tanya Seongwu.
"Aku tidak mau makan, aku mau kau hyung"
Seongwu tergelak mendengar seruan Jihoon yang masih menangis didalam pelukannya. "Kau tahu sekali aku tidak bisa marah padamu sugar~" lirihnya sebelum mencium kepala Jihoon, menghirup aroma strawberry dari tubuh mungil pemuda manis itu.
"Aku sayang padamu hyung"
"Hmm aku juga" Seongwu menunduk, mempererat pelukannya dengan wajah yang sulit diartikan. Dirinya harus segera bertemu Daniel untuk membahas perjanjian mereka dulu.
-
-
-
Daniel berdecak malas ketika melihat Soengwu sudah berada dicafe tempat mereka berjanji untuk bertemu siang ini, sebuah cafe mungil yang terletak didekat kantor SEO Group. Cafe ini masih sepi karena jam kantor tentu sangat mendukung tujuan pertemuan mereka untuk membicarakan hal bersifat pribadi yang sudah Daniel duga akan terjadi cepat atau lambat.
"Maaf aku memintamu bertemu sepagi ini" Seongwu mempersilahkan Daniel duduk, diatas meja sudah tersedia dua jenis minuman kopi; Americano Ice dan Vanilla Latte.
Alis Daniel berkerut mendapati minuman favoritnya sudah terhidang diatas meja. Seongwu terkekeh menyadari perubahan ekspresi Daniel yang bingung.
"Jihoon selalu menceritakanmu setiap kami bertemu" ucap Seongwu tanpa bermaksud menjelaskan panjang lebar.
Daniel berdengung "Ya dia juga sering menceritakanmu setiap aku bersamanya." Sahut Daniel.
Keduanya terdiam.
Lalu terkekeh pelan menyadari kebodohan mereka.
"Jadi kau masih menyukainya?" Daniel memulai pembicaraan terlebih dahulu.
Seongwu mengangguk "sangat" sahutnya dengan senyuman tipis.
"Sebenarnya aku tahu, kau yang lebih dahulu berkencan dengan Jihoon Hyung. Maaf bila aku mengabaikan fakta ini. Tapi aku tak mau kehilangan kesempatanku" suara Daniel terdengar bergetar.
"Aku mengerti"
"Jadi?"
Seongwu mendongkak menatap Daniel yang masih terdiam, sudah seminggu sejak insiden pertengkarannya dengan Jihoon berbarengan dengan Daniel yang tak pernah datang lagi keapartmentnya, Seongwu juga mulai sedikit menjaga jarak dengan Jihoon. Ada rasa ganjil kala teringat kesalahan yang Jihoon lakukan meskipun otaknya mati-matian membantah.
"Hyung, aku rasa hubungan kau, aku, dan Jihoon tidak akan memiliki masa depan bila terus dilanjutkan" Daniel meraih gelas americano dan menyesap cairan berkafein itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOROSIS [Complete✔]
FanficMOROSIS (n.) : The Stupidest Of Stupidities. Park Jihoon diam-diam berkencan dengan dua mahasiswa tampan dikampusnya, Kang Daniel dan Ong Seongwu tahu perbuatan pemuda manis itu dan menjebaknya dalam permainan liar semalam yang berakibat fatal pada...