"Erfan, sebelum kamu pulang tolong belikan baju di butik Tante Lea." Ucap Ale sambil tetap sibuk menyetir.
Erfan disebrang sana hampir mengumpat karena dirinya hampir sampai ke Depok—rumahnya sedangkan butik Lea ada di Jakarta. "Baik Pak. Pakaian untuk Bapak?"
"Bukan! Makanya dengarkan dulu saya selesai bicara." Sambar Ale kesal.
"Kamu kesana, terus bilang pada tante saya carikan baju santai yang nyaman. Two pieces. Untuk perempuan. Ukurannya nanti saya kirim langsung kesana."
"Baik Pak." Jawab Erfan disebrang telepon, pasrah.
"Segera kirim ke rumah saya. Kalau kamu kerja cepat, bonus akhir tahun kamu saya naikkan." Ujar Ale dan langsung mematikan teleponnya.
Trella yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan Ale langsung menghela napas kesal. "Kalau lo beliin baju kayak gini, Le. Gue bener-bener terlihat seperti pelacur." Ucapnya lirih.
Ale tidak menjawab ucapan Trella dan tetap fokus dengan kemudi nya. Ia sendiri lelah terus-terusan berdebat dan saling menyakiti dengan perempuan disebelahnya. Hatinya juga sakit. Dan berkalipun Trella tidak percaya, Ale benar-benar diliputi perasaan bersalah karena memaksakan kehendaknya tadi seperti pria brengsek.
Ale tidak pernah seperti itu. Ale tidak pernah tidur dan mencium perempuan sembarangan—apalagi perempuan yang sama sekali tidak membuatnya tertarik. Walaupun Ale dan Trella dulu berkali-kali tidur bersama, baik tidur terlelap dan tidur dengan makna lain, Ale hanya melakukannya dengan Trella dan pria itu tidak pernah memaksa.
Mungkin itu cara Ale menunjukkan cintanya. Dengan kontak fisik. Tapi ia tidak pernah menjadi bajingan. Ale selalu meminta izin, bertanya, apapun itu. Tidak seperti tadi yang dilakukannya, kesetanan dan tidak memikirkan apa-apa.
"Nanti di rumah, kamu makan dulu ya." ujar Ale pelan.
"Don't call me with kamu, Le. Also, I don't have any apetite."
Ale menyisir rambut nya yang sedikit berantakan dengan jarinya, merasa jengah. "Let's not make any convo here, kalau gitu."
"Hmm." Gumam Trella menjawab dan seluruh perjalanan menuju rumah Ale keduanya habiskan dengan diam.
--------------------
Ale membuka pintu disebelahnya dan langsung berlari ke pintu mobil sebelah Trella. Ia langsung membuka pintu dan merentangkan tangannya membuat Trella mengerutkan keningnya. "Ngapain?"
Ale menggeleng kecil dan langsung menyelipkan lengannya diantara lipatan kaki dan juga leher Trella, menggendong perempuan itu santai masuk ke rumahnya.
"Gue bisa jalan, Le."
"Tau. Dari umur satu tahun kan?" jawab Ale dingin.
"Turunin dong kalau gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lingua Franca
Fanfiction(Series #4 Lazuardi & Moersjid - TAMAT) Kepada Ale dan Ella, dari seluruh alam semesta. [Cerita belum direvisi sejak tahun 2019]