Catur ingin mengumpat.
Ia tidak pernah berurusan dengan bisnis keluarga besarnya, tidak pernah pula mengatur hal-hal merepotkan dengan sedemikian rupa.
Tapi kali ini ia harus memohon kepada rumah sakit—diluar negri, untuk membiarkan ranjang Ale masuk ke ruangan yang sama dengan Trella.
Ale si menyebalkan memberontak marah dan menolak diinfus, hanya karena ia akan berpisah dengan Trella kalau begitu.
Dan Catur harus bersusah payah mengurus semuanya sendirian pada akhirnya. Senna dan Gika tentu saja pulang, mereka pengantin baru dan tidak mungkin di ganggu, Abi dan Bunga pun pulang karena panggilan tugas mendadak pada sepupunya itu. Catur di bantu Kaisar. Tapi pilot itu hanya mengerti bagaimana cara menerbangkan pesawat dan jauh lebih tidak mengerti urusan seperti ini dari pada dirinya.
Catur pada akhirnya bekerja sendirian.
"Pulang aja lo." Ucap Ale mengusir.
Catur tersenyum meminta maaf. "Maaf, Le."
Ale mengangguk pelan. "Bukan salah lo. Tapi gue mau menjaga Trella sendiri. Lo gak usah khawatir."
"Lo juga pasien, Le."
"Only because you made me look like one." Jawab Ale datar.
Catur menghela napas lelah. "Terserah lo kalau begitu. Gue akan pulang dan menjelaskan sama semuanya."
Ale mengangguk lagi. "Gue akan pulang ke Indonesia sama Trella. Jadi kalian bisa pulang duluan."
Catur menghela napas lagi sambil menatap Ale dan Trella bergiliran, kemudain tubuh tingginya menghilang di balik pintu.
Ale langsung menatap Trella. Ia menarik tiang infusnya kemudian berjalan mendekati tempat tidur Trella. "Baby, look at Mom and Dad matching outfits.. Aren't we cute?" lirih Ale pelan.
"Coba kamu udah gede, kasih tau sama Om kamu kalau kamu anak Papi." Ucap Ale sedih.
"Iya kan? Kamu anak Papi kan?" lirih Ale melanjutkan.
"Lucu gak? Kamu mau panggil apa? Papi? Papa? Daddy? Ayah?"
"Nanti kalau Mami udah sehat, kita pulang ke rumah bertiga ya."
Ale kembali duduk di kursinya tadi dan memandang Trella. "Baby, itu Mami kamu sampai kapan ya tidurnya?"
Pria itu kembali menggenggam tangan Trella kemudian tertawa. "Capek ya kamu baru delapan minggu udah dibawa Mami jalan-jalan jauh? Jadi protes kan? Kita marahin aja apa Mami kamu?"
Ale kemudian terkekeh. "Ah, kamu belum bisa jawab sih. Bangunin dong Mami kamu.. Papi mau ngobrol."
Ketika Ale menempelkan pipinya pada kasur Trella, HP nya bergetar dan ia mau tidak mau kembali mendekat ke ranjangnya. Wajahnya berkerut bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lingua Franca
Fanfic(Series #4 Lazuardi & Moersjid - TAMAT) Kepada Ale dan Ella, dari seluruh alam semesta. [Cerita belum direvisi sejak tahun 2019]