bagian 3

46 5 0
                                    

Berbulan bulan setelah aku mengenal Rose dan jean. Aku semakin akrab dengan mereka, meskipun sifat Jean yang jahil. Aku sering berlatih dengan mereka berdua, terutama Jean. Kemampuan aku dan jean sangat seimbang. Saat kami berdua bertarung tidak ada yang pernah menang selalu saja seimbang. Hal itulah yang menjadi motivasi ku yaitu mengalahkan Jean.

Karena kakek tak mau mengajariku untuk mengendalikan sihir bahkan dia tak pernah menunjukkan elemen apa yang dia miliki, namun itu tidak masalah aku diam diam berlatih sihirku sendiri dan sekarang aku sudah dapat mengendalikan sedikit elemen anginku seperti membentuk bola bola angin, tembakan angin dan tehnik dorongan angin. Setelah aku berlatih sendiri aku biasa kelelahan dan terkadang muncul bayangan hitam di sekitarku. Dan terkadang aku merasa bayangan hitam itu sedang berkomunikasi dengan ku. Aku tak mau memberi tahu kakek tentang ini karena biasanya dia tidak peduli. Semakin keras aku berlatih semakin sering juga aku melihat bayangan hitam itu. Aku pernah meminta kepada Rose dan Jean untuk mencari tahu tentang bayangan hitam yang datang saat seseorang kelelahan setelah melakukan sihir. Namun tak ada informasi tentang hal itu. Karena mungkin kami tinggal di desa terpencil jadi informasi seperti itu tidak ada di sini.

Aku sangat ingin pergi ke kota karena aku memiliki impian menjadi pelindung kerajaan. Namun kakek selalu melarang katanya "terlalu bahaya di sana dan kemampuan sihir mu masih belum cukup untuk bertahan dia di sana". "Kalau begitu kenapa kau tak mengajari ku bagaimana cara untuk menggunakan sihir dengan baik?" Kata ku dengan kesal. Berkali kali aku mencoba melarikan diriku dari rumah entah mengapa selalu saja gagal seperti ada yang menghalangiku. Karena hal itu  aku tetap di desa terpencil ini.

Aku pernah mencoba pergi dari rumah ke kota untuk berlatih dan mengikuti turnamen beladiri, namun saat itu aku tersesat dan tak tau kemana aku harus pergi, aku hanya terus berjalan tetapi anehnya aku malah sampai ke rumah kembali bukannya ke kota. Saat aku sampai di rumah, kakek ada di depan pintu. "Apa kau memutuskan untuk kembali ? Atau kau tersesat dan kembali lagi kesini" Kata kakek dengan tatapan sinisnya. "Aku lupa membawa air, makanya aku kembali" kata ray. "Kau adalah pembohong terburuk, air mu kau ikat di kanan mu" kata kakek dan tetap dengan mata sinisnya. "Sudahlah aku lelah, aku ingin istirahat dulu" kata ray dengan pelan. Keesokan harinya aku mencoba kabur lagi dengan perlengkapan yang lebih lengkap. Saat aku baru ingin keluar rumah tiba tiba kakek memanggilku. "Ray apa kau mencoba pergi ke kota lagi?" Kata kakek dengan nada sedikit mengejek. Ray pun pergi tanpa menjawab. "Hey Ray kau tak bisa pergi ke kota dengan perlengkapannya seperti itu" kakek memperingatkan. "Memang apa saja yang di butuhkan? Aku telah membawa semua yang ku butuhkan" kata Ray sambil berjalan menuju kota. "Aku yakin kau akan kembali lagi nanti malam" kata kakek.

Saat malam hari tiba aku melihat sesosok bayangan hitam yang bergerak gerak di semak semak pohon. Sesosok bayangan hitam itu memiliki mata merah menyala, hal itu memang membuatku sedikit takut. Namun aku memang tak bisa kembali ke rumah hanya karena melihat sesosok bayangan hitam dengan mata merah menyala, jika aku benar benar pulang aku akan diledek kakek lagi. Aku memutuskan untuk membuat api dan mulai beristirahat.

Keesokan paginya aku kembali melanjutkan perjalanan panjang ke kota. "Huh aku lapar " kata ku sambil memegang perut. Tak lama setelah itu aku mendengar suara air yang cukup deras. Aku pun langsung pergi ke arah suara air itu. Ternyata suara air itu berasal dari air terjun dan sebuah sungai. Sungai itu sangat jernih hingga ikan ikan yang di dalamnya terlihat jelas. Aku langsung membuat sebuah tombak dengan mengikatkan pisau ke kayu panjang. Menangkap ikan menggunakan tombak memang tak mudah butuh beberapa kali untuk mendapat satu ikan. Namun aku berhasil menangkap beberapa ikan. Dengan gesit aku langsung membuat api dan membakar ikan yang ku dapat.

Setelah selesai memakan ikan bakar tadi. Aku melihat seorang nenek yang sedang mencari cari sesuatu. Karena aku sudah kenyang, aku memutuskan untuk menghampiri nenek tersebut. "Kau sedang mencari apa nek?" Kata ku sambil menepuk pundak nenek itu. "Aku sedang mencari tumbuhan herbal" kata si nenek sambil menengok ke arah ku. "Mungkin aku dapat membantumu nek" kataku dengan senyuman. "Boleh boleh saja tapi apa kau tau tumbuhan herbal yang sedang ku cari?" Ujar sang nenek itu. "Emmmm .... Sebenarnya aku tak tahu seperti apa tumbuhan herbal yang kau cari" ujar ku sambil tersenyum lebar. "Mungkin kau dapat menunjukkan bentuk dari tumbuhan yang kau cari itu" aku menambahkan. "Ya tumbuhan herbal itu memang cukup sulit untuk didapat" ujar sang nenek sambil mengambil sebuah botol kecil di sakunya. "Namun aku telah mendapat beberapa" nenek itu menambahkan sambil menunjukan isi dari botol tersebut.

"Seperti ini lah tumbuhan herbal yang ku cari, nama tumbuhan ini adalah curpines " ujar sang nenek. "Nek boleh kah aku meminta satu, untuk ku jadi kan contoh?" Kata ku. Nenek itu hanya tersenyum dan langsung memberikan satu curpinesnya pada ku. Aku langsung pergi mencari di sekitar aliran sungai. Satu jam berlalu namun aku tak menemukan satu pun tanaman curpines itu.tiga atau empat telah berlalu dan aku hanya menemukan dua curpines itu. Tengah hari saat matahari tepat di atas kepala aku hanya menemukan empat tumbuhan curpines, dan aku langsung memberikannya ke nenek itu."hanya ini yang aku temukan, entah apa ini memang benar tumbuhan itu" kataku sambil memberikan tanaman curpines. "Hmm dimana kau menemukan semua ini? Ini banyak sekali" ujar sang nenek sambil terkejut. "Banyak ? Kukira itu sangatlah sedikit" kataku sambil tersenyum lebar. "Dengan empat tanaman curpines ini, aku dapat membuat ramuan satu kuali penuh" ujar sang nenek dengan tatapan bingung. "Sebagai ucapan terimakasih ku, maukah kau mampir ke rumah ku?" Kata si nenek dengan senyumannya. "Dengan senang hati, akan ku terima" kataku sambil tersenyum lebar.

7 elements of the NatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang