1

3.4K 197 6
                                    

Berlin, German.

7 Agustus 2020.
7.15 am waktu setempat.

Gadis mungil pemilik pipi chubby dan bibir tipis tengah sibuk bergulat dengan mimpinya. Sinar matahari yang muncul dari sela-sela jendela kamarnya tidak membuat gadis itu terganggu. Namun, perlahan-lahan gadis ini mulai terganggu karena teriakan yang berasal dari ibunya.

“Gre, bangunlah ini sudah siang. Kamu ada kuliah pagi. Wake up sweety.” Ucap Clotild, ibu dari gadis mungil itu. Clo sapaan akrabnya berusaha membangunkan putri kesayangannya itu dengan membuka tirai jendela dan menarik selimut yang dikenakan oleh putrinya itu.

“Gre, kamu akan telat kalo gak bangun-bangun.” Clo masih berusaha untuk membangunkan putrinya itu yang susah untuk bangun pagi.

“Astaga! Gretchen Aprillya Archad bangun.” Clo mulai berteriak agar putrinya itu segera bangun.

Gretchen Aprillya Archad, nama gadis mungil itu perlahan-lahan membuka matanya dan menyesuaikan dengan cahaya yang masuk dari jendela kamarnya. Setelah matanya terbuka dengan sempurna ia merubah posisinya yang semula tidur menjadi duduk dengan bersandar di sandaran kasur.

“Mutter, sekarang jam berapa?” tanyanya saat ia sudah mulai sadar.

“Jam 7 lewat 30 menit Gre, kemarin kamu bilang kalo ada kelas pagi. Tapi sekarang kamu malah telat bangun.” Jawab Clo dan berdiri dari duduknya.

Mata Prilly terbelalak dengan sempurna dan langsung melonjak dari atas kasur untuk menuju kamar mandi. Di lingkungan keluarganya ia sering dipanggil “Gre” namun di luar lingkungan keluarganya ia dipanggil “Prilly”.

“Kenapa mutter gak bangunin Gre dari tadi sih, Gre jadi telat kan ke kampusnya.” Gerutu Gre sambil berjalan menuju kamar mandi.

“Mutter sudah membangunkanmu berulang kali, tapi kamu tetep aja gak bangun. Malah sibuk sama mimpi kamu.” Jawab Clo sambil merapihkan tempat tidur anaknya itu. Setelah merapihkan tempat tidur Gre ia pergi meninggalkan kamar anaknya itu.

“Guten Morgen Vater, Mutter.” Sapa Prilly kepada kedua orang tuanya sambil menarik kursi di samping Mutter untuk ia duduk dan meraih segelas susu yang sudah disiapkan oleh Mutter.

“Guten Morgen zu Gre.” Jawab Vater dan Mutter bersamaan.

“Gre, sarapan di kantin kampus aja. 20 menit lagi kelas Gre di mulai.” Prilly meletakkan segelas susu yang sudah ia minum hingga tersisa separuh gelas.

“Lain kali, kalo ada kuliah pagi kamu jangan begadang malamnya.” Pesan Alaric, Vater dari Prilly.

“Iya Vater, lain kali Gre gak gitu lagi.” ucap Prilly dan bangkit dari duduknya dan meraih tas yang tadi ia taruh di kursi sampingnya. “Gre, berangkat dulu ya.” pamitnya lalu mencium punggung tangan Vater dan Mutter.

“Hati-hati Gre bawa mobilnya.” Pesan Mutter yang dibalas anggukan singkat dari Prilly.

~~~

Haiii guysss!!
Aku kembaliii nihhh...
Ada yang kangen gak sama aku wkwk
Aku bawa ceritaa tentang ali prilly lagii nihh. Karena banyak yang request jadi aku bikinin baik kan aku wkwkw
Cerita kali ini cuma short story aja ya guys buat permulaan hehehe

See you next chapter guys

Wahre LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang