0. prolog

28 6 7
                                    

Untukmu, si pencuri hati.

Untukmu, si pemilik hati ini.

Untukmu, seseorang yang menjadikan hati ini sebagai rumah untukmu pulang.

Terimakasih telah mencuri hati ini, terimakasih untuk menjadikan hati ini milikmu, dan terimakasih telah menjadikan hati ini sebagai rumahmu.

Hey, kamu. Apa kabar disana? Rasanya sudah setahun lamanya kita berpisah -tapi menurutku, ini bukan perpisahan, melainkan bagaimana cara tuhan-ku dan tuhan-mu menjauhkan aku dari mu sang pemilik hati.

Aku masih sangat ingat bagaimana caramu mengenalku lewat sang Istiqlal. Hey, apa kamu ingat bagaimana cara Istiqlal dan Katedral saling mencintai kalau mereka sama-sama hidup? Katamu -bukan, melainkan kata seseorang yang memposting secara tidak sengaja di internet- walaupun aku dengan Istiqlal-ku dan kamu dengan katedral-mu, kita bisa saling menganggumi meski kita sama-sama tahu bagaimana Tuhan-ku dan tuhan-mu dengan cara halusnya menolak perasaan hambanya yang saling menyatu.

Sampai saat ini, aku masih mampu mengingat bagaimana kamu tersenyum saat pertama kali menyapaku. Mungkin perasaanku sekarang bercampur dengan perasaan rinduku yang semakin larut.

Kata orang, cinta itu buta.

Dan aku percaya itu.

Love is blind, now i blind. Mungkin terdengar lucu. Aku hanya tidak ingin mengutarakan perasaanku dengan bohong padamu kali ini. Jadi, ijinkan aku untuk mengungkapkan perasaan ini yang sekian lama larut dalam gejolak rindu.

Gian...

Aku harap kamu bahagia disana, aku harap kamu mendapatkan semua jawabanmu selama ini.

Katedral-ku yang ku rindukan, bukan tanpa sebab aku merindukanmu, dan bukan tanpa sebab juga aku menganggumimu sampai takdir membawa kita kedalam satu cerita.

Satu lagi,

Beri tahu tuhan-mu kalau aku masih menganggumi hambanya.

-your 'J'.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERFECT GIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang