2. Mengenalnya

76 7 0
                                    

Riuh pikuk keramaian kota kian surut. Jam dinding yang menggantung di dinding kamar telah menunjukkan pukul 11 malam. Kebisingan jalan hanya diisi oleh segelintir pengendara motor yang masi lalu lalang. Hari sudah malam, orang orang telah terkantuk - kantuk. Setelah seharian menjalani rutinitas membosankan, kini manusia - manusia itu terlelap dalam tidurnya. Hanya terlihat beberapa batang hidung saja yang masih terjaga.

Udara dingin mencoba masuk kedalam tiap celah. Mengetuk ngetuk jendela kaca seakan ingin diizinkan masuk. Rasa lembut dari selimut yang menghangatkan juga membuat ku hampir hanyut dalam suasana ini.

LINE
Terdengar bunyi notifikasi yang mengacaukan kantukku.

"Hai, Ini bener linenya adisti?" Tanya faras dalam line itu
"iye bener, ganggu aja lo malem - malem." Ketusku
"Maap mengganggu, besok boleh kita ketemu untuk mengajariku matematika? Karna aku remed, kata bu Risma kamu baik hati jadi aku ingin minta bantunmu."

Aku pun terharu membaca pesan itu tenyata bu Risma guru killer itu baik juga.
"sori ye lo kan pinter, kenapa harus belajar sama gue?
"Setiap manusia punya kelebihan kekurangan mungkin gue lemah sedikit dimatematika makanya gue mau berusaha"
   mampus gua kena siraman rohani dari pada ni anak ceramah online lagi langsung aja kali ya
" besok dikafe pertigaan deket sekola"
Gue nunggu jawaban dia barangkali dia ngetik makasi gitu atau oke sip atau apa. etdah ternyata cuma diread emang gatau terimkasi tu anak.

Keesokannya......
"mar, lo liat faras ga seharian ini?" Tanyaku.
"Gatuh dis, tumben nyariin faras suka ye?"
"Enak aja kalo ngomong culun ogah"
"Eh ganteng tau"

Ammara adalah sahabat gue, dia baik ya padalan sering gue jailin tapi dia ga pernah marah. Sisi lainnya dia adalah penikmat cogan. Mulai dari anak kelas 10 sampe anak kelas 12 yang berparas ganteng dia tau semua. Tapi kasian dia belum punya pacar.

Teng teng teng..........
Bel pulangan mengakhiri pelajaran. Seluruh anak mulai meninggalkan kelas. Tidak denganku yang menunggu faras.
"Lama betul ini anak"
Sangking lamanya akupun sempat melamun

namun tak lama ada suara langkah kaki yang sambil berlari yang mengacaukan lamunanku.
"Ni dis gue beliin eskrim cepet buruan makan sebelum cair." Ujarnya sambil memberikan eskrim
"Pantes lama, ayuk dah keburu malem."

Perihal RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang