5. Merindukan Yang Hilang

50 4 0
                                    

       Pagi yang cerah, ditemani bisingnya suara alaram, aku terbangun, kulihat matahari telah menunjukkan jati dirinya kegelapan telah berganti menjadi cahaya.
  
    Kuawali hari ini dengan semangat entah kerasukan apa aku membawa bekal beberapa helai roti yang diisi selai coklat kacang ya tujuannya ingin kuberikan pada faras waktu istirahat
    
    Bayang - bayang indah meghiasi pikiran ku. Aku berkhayal kita akan makan berdua dikantin, tertawa, dan orang orang bakal melihat kedekatan kita atau bahkan kamu akan menembakku. Sungguh aku naif sekali. Ternyata bahagia itu sederhana.

"Dis, lo tau ga faras uda pindah?" tanya amara.
"Ha, serius mar? Dia gada kasi aku kabar sama sekali."
"Gue kira kalian temen uda rasa pacar. Gue kira juga faras bakal ngasi apapun kabar tentang dia ke kamu."
"Kapan pindahnya?" Tanyaku dengan wajah syok.
"Kemaren kalo gasalah" jawab amara
"Pindah kemana?"
"Nah itu, gada yang tau pihak sekolah sama orangtuanya merahasiakan. Denger denger si."

Hujan menunpahkan semua isinya begitupun air mata ini tak sanggup untuk menahannya.

Hati ini hancur kala diriku menyadari bahwa orang yang kuncintai tak lagi disisiku
Ketika kebersamaan hilang bersama kepergian.

Itulah yang saat itu kurasakan.

Kutulis pesan terakhir untuknya

Kamu kemana?
Pergi tanpa kabar yang jelas
Aku bahkan tidak tahu sekarang hubungan kita apa?
Setidaknya kamu beri satu alasan kenapa kamu pergi
Terlalu kejam untuk diriku yang tak dianggap ini
Tak bisakah seseorang mengerti perasaanku saat ini?

Entah pesan terakhirku dibaca atau tidak aku tak peduli.

aku tau setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tapi aku belum siap, dan salahkah aku merasa sukar untuk melepaskan?

Kulangkahkan kakiku begitu berat ketika kamu memilih untuk pergi tanpa ada kabar sedikitpun. Dua hari tiga hari, bahkan kini sudah empat tahun tidak ada ucapan selamat tinggal bahkan kabar sama sekali tentangmu.

Perihal RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang