Ucapan yang diucapkan Tee dengan nada yang sangat rendah itu masih terdengar oleh Tae.
" Tapi terima kasih, berkat P' aku jadi sadar, tidak semua yang aku inginkan itu bisa aku miliki" lanjut Tee, dia mengucapkannya sambil tersenyum ke arah Tae.
Seolah semuanya baik-baik saja. Senyuman itu menyakitkan untuk Tae, rasanya ia bisa mati kesakitan jika terus melihat senyuman itu.
" Aku juga ingin mengucapkan selamat, P' sangat cocok dengan Tizzy"
Tae tiba-tiba dilanda kepanikan, Ia merasa Tee benar-benar akan menghilangkan keberadaannya. Mematikan perasaan cinta yang dimilikinya.
Tidak terasa mereka pun sampai di depan rumah Tee. Tae yakin dia mengendarai mobil selambat betul hingga ia bisa berlama-lama dengan Tee.
" Terima kasih banyak telah mengantarkan aku pulang. Maaf aku merepotkan mu" Tee pun bergegas keluar dari Mobil dan melambaikan tangannya saat Tae mulai menjalankan mobilnya kembali, seolah tidak terjadi apa-apa.
*
Setengah sadar Tae mengendarai mobilnya.
“ P’ tidak pernah ada dalam jangakauan ku” ucapan Tee itu terus mengganggu pikiran Tae. Apakah yang selama ini ia lakukan sudah kelewatan? PikirnyaTizzy, hal pertama yang harus Tae lakukana adalah menghubungi Tizzy dan memastikan kalau tidak hubungan apapun diantara mereka berdua. Untungnya Tizzy bisa menerima semua penjelasan Tae. Tizzy memang menyukai Tae, tapi ia juga tidak pernah bermaksud untuk memanfaatkan kebaikan Tae dan membiarkan orang- orang berfikir kalau mereka berpacaran. Karena sesungguhnya Tizzy pun sedang mencari waktu yang tepat sambil mengumpulkan keberanian utuk bertanya pada Tae soal semua ini.
Walaupun menyakitkan tapi setidaknya Tizzy sudah mengetahui perhatian yang selama ini Tae berikan padanya hanyalah perhatian seorang kakak kepada adiknya saja, tidak ada yang lebih.
Seteah kejadian itu, rumor mengenai Tae dan Tizzy juga menghilang dari kampus. Tae, dengan bantuan Kim dan August sudah memastikan semua gossip dan desas- desus tentang diriya sudah selesai. Tae juga tidak bertemu denga Teel agi seteah kejaian itu, Ia memang memiiki kontak Tee, tapi ia tidak ahu apa yang harus ia sampaikan untuk menyapa Tee,Tae merasa sagat aneh jika tiba- tiba menghubungi Tee, jadi ia memutuskan untuk menunggu waktu yang tepat utuk meghubungi Tee setelah ujian masuk nanti.
Beberapa kali saat ia dengan sengaja lewat di depan rumah Tee, ia mendapati Top disana.
Menurut informasi dari Kim, Top sepertinya menyukai Tee, dan kini ia bisa megngkonfrimasi ucapan kim itu. Top adalah saingan yang cukup kuat untuk Tae, selain tampan, Top juga cerdas, tidak jauh berbeda dengannya. Tapi ada satu yang membuat Tae selau merasa telah kalah salah satu langakah oleh Top. Kedekatan Top dan Tee sekarang, Top tidak memperlakukan Tee seperti ia memperlakukan Tee. Ia telah bayak berbuat buruk pada Tee.
Tae kini mengutuki dirinya sendiri mengapa ia tidak bernah berani melangakah ke arah Tee. Aaah bahkan sebenarnya ia tidak perlu melangkah, karena Tee lah yang selalu berjalan ke arahnya, ia hanya perlu untuk membuka tangan. Bahkan hal semudah itu pun sulit dilakukan oleh Tae, hanya karena ego nya.
“ Aku tidak tahu bagaimana caramu berpikir, tapi jika aku jadi kamu, aku asa aku tidak perlu berfikir dua kali untuk menerima orang seperti Tee dihidupku. Kamu dicintai. Aku bahkan sangat iri karena Tee selalu memandangmu dengan tatapan penuh cinta, tidak perduli seberapa kasar kata yang kamu ucapkan, seberapa dingin pandangan mu padanya. Kamu merasa terlalu bangga dan nyaman dengan semua cinta yang Tee berikan padamu, hingga kamu lupa cinta itu bukan hanya menerima, tapi kamu perlu memberi juga” itulah kalimat yang Top ucakan pada Tae beberapa minggu lalu, tepatnya setelah sesaat kejaidan di saat Tae mengatarkan Tee kemarin.
Tae juga sudah memastikan bahwa berita tentang hubungan ia dan Tizzy sudah terdengar di teliga Tee, terima kasih ia ucapakan pada Copter dan Kim untu itu. Tapi Cop bilang Tee tidak bereaski saat
mengetahui bahwa tidak ada hubungan apapun antara Tae dan Tizzy. Kali ini Tae harus berjuang.
*
Waktu menunjukkan puluk tujuh pagi, dan djian seleksi masuk diadakan hari pada pukul delapan. Tae bisa melihat Top yang berbincang dengan Top. Tee tertawa, sesekali dia akan terbatuk karena terlalu banyak tertawa.
Tae bisa merasakan rasa sakit yang sebelumnya orang bicarakan. Rasa sakit saat kamu melihat orang yang kamu sukai tertawa karena orang lain, sementara yang kamu lakukan hanya melukai nya.
Bahka Tee tidak pernah tertawa karena nya. Tee selalu memadangnya dengan tatapan pebuh cinta dan kekeguman, menjadi pendengar yang baik saart Tae bicara, berusaha memberikan respon yang baik atas semua yang Tae lakukan. Tertawa pada saat orang lain tidak tertawa karena lelucon aneh yang Tae lemparkan, Berlari, melambai dan tersenyum ke arahnya saat mereka berpapasan.Tae sebenarnya sudah menyadari kalau Tee menyukainya saat mereka duduk di bangku sekolah menengah. Sejak kepindahannya, Tee menjadi orang yang mengenalkan Tae pada anak anak lain di lingkungan rumah mereka, Tee selalu datang ke setiap pertandingan olah raga yang Tae ikuti, selalu ada diantara P’ New dan para anak tetangga lain hanya untuk bersama Tae walaupun ia tidak pernah diajak bermain bersama. Membawakan Tae dan teman- teman yang lainnya makanan dan minuman, Tee selalu ada untuknya.
Ia ingin Tee kembali seperti Tee yang dulu.
" ... . -- --- --. .- / -... . .-. .... .- ... .. .-.. --..-- / .- -.- ..- / .--. . .-. -.-. .- -.-- .- / .--. .- -.. .- -- ..- "
itulah pesan yang Tae kirimkan pada Tee untuk pertama kalinya
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Backyard
Teen FictionHalu sama kreatif beda tipis ngga sih? Ini adalah salah satu dari coret- coretan yang dibikin secara ngga sadar, sambil nunggu, ngilangin suntuk karena macet, pelarian karena ngerasa awkward ditongkrongan baru, dan tau- tau pas diliat udah bisa jadi...