Kode terpecahkan

444 42 13
                                    

Sepulangnya dari rumah Tee, Tae menghabiskan waktunya untuk merenung.
Merenungi semua kesalahan dan sikap nya yang sama sekali tidak gentle, masih pantaskah ia bersama Tee setelkah semua yang ia lakukan?
Apakah setelah Tee memaafkannya, Tee mau membuka kembali hantinya untuk Tae? entahlah, Tae dilanda kegundahan, dan semua itu karena dirinya sendiri.

Ia membenci sikap dan caranya selama ini memperlakukan Tee.

Tae meraih ponsel nya dan memanggil Tee, namun tidak ada jawaban. Tae akhirnya memutuskan untuk keluar rumah, mencari udara segar.
Rasa penyesalan di hatinya terasa semakin besar saat ia melewati tempat- tempat dimana ia biasa bertemu dan melihat Tee. Semuanya memainkan kenangan masa lalunya.
Ia pun meraih ponsel di kantong nya dan memanggil Tee, ia sangat berharap Tee mengangkat teleponnya.

Sementara itu, Tee terbangun dari tidurnya karena ponselnya berbunyi, ia bahkan tidak sempat melihat nama orang yang memanggilnya itu. Dalam keadaan setengah sadar Tee mengangkat telepon itu.

" Halo" Ucap Tee sambil menguap
Tapi tidak ada suara dari sebranngnya, Tee terdiam selama beberapa saat, hingga akhirnya ia melihat nama Tae di layar handphone nya.
" P'Tae?" masih tidak ada tanggapan
" P' aku mohon katakan sesuatu... P' tidak apa kan? P'Tae aku mohon jangan buat aku khawatir..."
Tae yang mendengar perkataan Tee tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, Tee masih perduli padanya.
" P'Tae" ucap Tee lagi

Jujur saat itu Tae tidak berani membuka mulutnya, Tae mulai mengetuk- ngetukkan jari layar ponselnya, sebuah ketukan yang membentuk kode morse, Tee kemudian mengambil selembar kertas untuk menulis pesan yang Tae coba sampaikan

' So sorry for being an ashole this whole time'
' Aku tau aku sudah banyak menyakiti perasaan mu, maafkan aku yang  selalu mengedepankan ego dan gengsi ku'
' yang kamu katakan itu benar, aku sangat takut kehilangan perlakuan istimewa yang kamu lakukan padaku, aku sangat takut, sehingga aku lupa untuk memikirkan perasaan mu'
' Aku tidak suka melihatmu berdekatan dengan orang lain...aku merasa marah karena kamu menukar mendali pramuka mu dengan buku catatan ku, tapi aku sadar, semua itu salah ku'
' tahukah kamu saat aku membaca surat yang kamu tinggalkan di meja ku saat hari penukaran buku catatan, aku sangat menyesal karena memberikan buku ku pada Tizzy. Aku tidak tahu kalau kamu begitu tulusnya sayang padaku'
' Memiliki buku catatan sebagai salah satu bagian dari dirimu sudah cukup untukku' Tae berhenti sejenak, ia menghela nafasnya ' kalimat dalam surat mu selalu menghantui ku, aku benar- benar minta maaf, karena selama ini aku tidak bisa mengekspresikan bagaimana perasaan ku yang sebenarnya padamu'

' Maafkan aku......'

Tae pun memutus sambungan teleponnya, dada Tee bergemuruh membaca pesan yang disampaikan Tae.
Beribu pertanyaan muncul dibenaknya, sejak kapan Tae bisa menguasai kode morse? Berarti permintaan maaf yang sebelumnya ia rasa tidak ada artinya itu memanglah permintaan maaf? 

Tee kemudian kembali memanggil Tae, tapi Tae tidak mengangkat nya. Tee pun mengirimkan pesan pada Tee

" .- -. --. -.- .- - - . .-.. . .--. --- -. -.- ..- .--- .. -.- .- -.- .- -- ..- -... . -. .- .-. -····- -... . -. .- .-. -- . .-. .- ... .- -... . .-. ... .- .-.. .- .... -.. .- -. -- .- ... .. .... ... .- -.-- .- -. --. .--. .- -.. .- -.- ..-" 

* angkat telepon ku jika kamu benar- benar merasa bersalah dan masih sayang padaku*

Tae yang membaca pesan itu pun langsung balik menghubungi Tee

" P' tidak akan lari lagi dariku jika P' benar- benar menyayangi ku" ucap Tee sambil menahan air matanya
"Tunggu aku" Tae pun menutup teleponnya dan berlari kerumahnya, sedetik kemudian ia mengeluarkan mobil nya dari garasi dan memacunya ke arah rumah Tee.





*An: Well, how are you? it's been a long time, right?



In The BackyardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang