Malam yang tidak menenangkan Taehyung tidak bisa tertidur setelah melihat badan seorang Song Jian remuk setelah menjatuhkan dirinya dari lantai dua kamar gadis itu.
Bagaimana ia melihat nyawa gadis itu seperti terlepas dari raga. Taehyung bahkan ingin melopat kebawah agar lebih cepat menemuinya. Tapi ibu Jian datang dengan segelas susu hangat dan roti untuk anak gadis nya.
Pikiran Taehyung melebur kembali hingga lelaki itu marasakan seorang memengang pundaknya ditengah kegelapan ruangan rumah sakit yang hanya terdengar suara alat detak jantung milik Jian. Taehyung sempat tersentak kaget, jantungnya hampir jatuh dari tempatnya dimana menemukan sepasang mata kosong yang menatapnya dengan senyuman sekelam bulan.
"Bisa aku bicara denganmu?" Taehyung semakin membelalak melihat Jungkook dengan sempurnanya berbicara. Badannya tembus pandang dan matanya bekas menangis.
"Ini nyata?" Ucap taehyung menyerukan untuk dirinya sendiri dengan kepercayaan yang terambung tinggi dari tempatnya, keraguan mengusai pikiran yang mengosong setelah lelaki itu kembali berbicara.
"Ikut denganku sebentar."
Taehyung melangkah dengan ragu, ia sempat takut tapi ini lebih penting karena setiap Jungkook berbicara maka hal itu berhubungan dengan Jian. Tentu, itu pasti. Mereka berdiri didepan pintu kamar yang sudah ditutup sepenuhnya.
"Aku tau ini terlihat aneh, tapi aku ingin mengatakan bahwa Aku menyerahkan Jian padamu." Jungkook yang kaku berdiri tegak menghadap Taehyung yang terdiam mendengarkan bait kalimat sempuran yang hampir membuat jantungnya copot.
Menyerahkan apa? Jian. Bahkan gadis itu tidak mau datang kepada Taehyung secara percuma. Tapi senyuman pahit yang ada di bibir Jeon Jungkook membuat Taehyung menghela nafas pelan. Dia tau bahwa Jungkook juga sebenarnya tidak ingin melepaskan Jian, tapi Jungkook juga tidak bisa memaksakan hal yang tidak bisa diwujudkan walaupun dia sudah berusaha dengan keras, berjuang dengan Maksimal, tapi semuanya tetaplah berakhir sia sia saat tuhan menghapus nyawa dari raga lelaki yang sempat hidup dengan setitik janji yang tidak terpenuhi.
"Bahagiakan dia dengan cintamu itu. Aku tau kau mencintainya juga, sama sepertiku. Aku akan dengan senang hati melepasnya ke tangan seseorang yang bisa menjaga dan mencintainya seperti mu." Taehyung masih terdiam melihat lelaki dengan wajah redup dengan jalan hidup berakhir menyakitkan yang diciptakan ibunya.
"Maafkan ibuku Jungkook. Jika saja, ia tidak melakukan semua itu kepadamu kau pasti akan-" Jungkook memotong perkataan Taehyung dengan senyuman pahit terpaksa yang membuat hati Pemuda itu di serbu ribuan panah. Rasa bersalah bahkan pikirannya melayang, meminjamkan tubuhnya untuk Jungkook. Tapi lelaki itu pasti akan menolaknya.
"Tuhan sudah menulisnya di takdir hidupku. Aku sudah memaafkan ibumu."
"Maaf." lirih Taehyung, pikirnya bagaimana Jungkook bisa tersenyum saat semua kejadian itu berlangsung. Tersenyum meninggalkan gadis yang dicintainya, ibu yang menyayanginya, Yoongi yang merasa tidak berhasil mejaganya, Kano yang kehilangan ayah tunggalnya diumur yang masih balia dan Jungkook tersenyum tulus menatapnya? Itu hampir membuat Taehyung merasa semakin bersalah saja.
"Ganti permintaan maafmu dengan menjenguk anakku saja Taehyung. Aku yakin dia akan kesepian nantinya. Berjanjilah padaku." Taehyung tersenyum kecut, namun mengangguk pasti menatap Jungkook yang masih setia dengan seyumannya. Rasanya aneh melihat Jungkook yang bisanya mentapnya dengan tatapan beradu saat memperebutkan Jian, tiba tiba saja melemparkan mata sayu yang penuh harap.
"Aku janji." Jungkook tersenyum puas dengan mata berbinar yang seperi mengatakan terimakasih padanya.
Taehyung merasa dunia menaparnya dengan kecang berasama kesadarannya terkumpul saat Jungkook kembali menyentuh bahunya memberi semangat. Sentuhan terakhir sebelum menghilang dengan kalimat dan senyuman terakhir yang tidak sampai menyentuh pipi lalu lenyap mengilang.
"Jian akan bangun sebentar lagi, Tolong jaga dia dan juga Kano untukku. Terimakasih banyak." Jantung Taehyung berdebar tak karuan. Jungkook menghilang seperti tersapu angin malam di lorong sepi ini. Bertanya tanya kemana perginya Jungkook setelah ini.
Tapi mengingat itu semua, Taehyung hanya berbalik. Kembali memasuki kamar rumah sakit dan alangkah terkejutnya ia melihat Jian terbangun dengan air mata yang membanjiri pelipisnya. Jungkook memang benar bahwa Jian akan bangun setelah pembicaraan selsesai. Lelaki tu berjalan cepat menghidupkan saklar lampu rumah sakit.
Semuanya ruangan terang seketika, ibu Jian, Jimin dan Hoseok yang ikut menginap terbangun dengan senyuman terhenti saat Jian menangis menatap sesuatu yang tidak ada. Taehyung hanya terdiam membiarkannya sementara menatap Jungkook yang berdiri didepan ranjang dengan senyuman sempurna yang menyedihkan.
Hingga lelaki yang tadi menyempatkan dirinya untuk menemui Taehyung itu meloloskan kalimat yang membuat pemuda itu dihurungi rasa enggan untuk membuat Jian menjadi miliknya.
"Selamat tinggal song jian. Tenanglah disini, aku hanya mencintaimu selamanya."
Hati taehyung melecos saat Nungkook menoleh dengan seyuman seindah matahari terbit yang terang dan terasa suci. Seraya menulangi kalimat yang membuat Taehyung mengangguk kembali dengan pasti. Mengukuhkan niatnya untuk seseorang yang tidak sengaja dilenyapkan ibunya, Agar menjaga anaknya dan juga seorang Song jian yang dicintainya.
"Tepati janjimu Kim Taehyung."
FIN
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not Over (GA Eunoia)
FanficSetelah kepergiannya, kehidupan Song Jian seperti dipermainkan takdir hingga terlempar dari dunia nyata ke dunia mimpi, lalu dipaksa kembali ketempat semula setelah semuanya gagal lagi. Bahkan sampai dikehidupan lain pun seorang Jeon Jungkook tetapl...